Setelah mengalami kenaikan harga selama tiga hari di awal pekan ini, hari ini, Jumat 14 Desember, emas global bergeser ke titik terendahnya
“Setelah hampir satu minggu mengalami penguatan dolar Amerika Serikat jatuh ke level terandahnya,” tulis laman media keuangan terkenal “bloomberg,” Kamis pagi WIB.
Selain itu, penurunan harga emas juga terjadi karena investor melakukan aksi jual dan memindahkan dananya ke pasar saham.
Harga emas di pasar spot turun nol koma dua persen per ounce di New York. Sementara harga emas berjangka AS turun nol koma dua persen per ounce.
Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama, dibantu oleh penurunan euro setelah Bank Sentral Eropa mengurangi pertumbuhan dan proyeksi inflasi untuk tahun depan.
“Sepertinya Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi sedikit lebih dovish dari yang diharapkan, jadi kami melihat mata uang euro melemah dan mendorong penguatan dolar AS. Hal ini membebani harga emas,” kata Phil Streible, analis komoditas senior di RJO Futures, Chicago, AS.
Selaian itu, sentimen lain yang menekan harga emas adalah pulihnya pasar saham global karena adanya tanda-tanda positif dari pembicaraan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
“Dengan pasar saham yang rebound pekan ini, harga emas telah jatuh dan menjadi kurang menguntungkan karena para pedagang membatalkan taruhan di safe haven,” kata Fawad Razaqzada, analis dari Forex.com.
Pelaku pasar sekarang akan mengalihkan perhatian mereka ke pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 18-19 Desember, dengan fokus pada jalur kenaikan suku bunga di masa depan pada 2019.
“Jika the Fed mengadopsi sikap yang lebih dovish, kita harus melihat dolar AS dengan cepat mundur dan itu seharusnya memberi emas sebuah kesempatan untuk reli,” kata Streible.
Harga emas menguat pada perdagangan Rabu waktu setempat usai data menunjukkan inflasi Amerika Serikat cenderung mendatar pada November.
Selain itu, dolar AS juga melemah memberi angin segar untuk pergerakan harga emas.
Indeks harga konsumen tidak berubah pada November. Hal ini sama seperti yang diprediksi para ekonom. Indeks harga konsumen dipengaruhi pergerakan harga pangan dan biaya energi naik 0,2 persen. Ini sejalan dengan harapan.
Selain itu, harga emas juga ambil posisi dari dolar AS dan harapan the Federal Reserve atau bank sentral AS akan kurang agresif untuk menaikkan suku bunga pada tahun depan.
Indeks dolar AS melemah ol koma empat persen terhadap sejumlah mata uang lainnya.
Dolar AS juga tertekan usai pound sterling menguat seiring Perdana Menteri Inggris Theresa May yakin dapat memenangkan pemungutan suara.
Dolar AS melemah dapat mengangkat harga komoditas termasuk emas lantaran membuat lebih murah bagi pengguna mata uang lainnya. Sebelumnya pada perdagangan Selasa, dolar AS menguat sehingga menekan harga emas.
“Meski dua hari tertekan, harga emas tetap jadi gambaran positif,” tutur Carlo De Casa, Analis ActivTrades, seperti dikutip dari laman Marketwatch