Kebijakan The Fed untuk tetap mempertahankan suku bunyanya membuat harga emas hari ini, Kamis, 03 Mei, mengalami lonjakan setelah selama dua hari mengalami tekanan.
Seperti ditulis laman media ekonomi dan bisnis terkenal “bloomberg,” pagi ini, Kamis WIB, . harga emas melonjak dari posisi terendah dalam empat bulan terakhir.
The Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan seperti yang diharapkan pelaku pasar. Suku bunga acuan the FederalReserve berada di kisaran satu setengah persen- satu koma tujuh puluh lima persen.
Namun, the Federal Reserve mengingatkan soal tekanan inflasiyang positif untuk emas.
“Langkah-langkah dari kompensansi inflasi rendah,survei terhadap harapan inflasi jangka panjang sedikit berubah,pada keseimbangan. Inflasi dalam 1dua belas bulan akan menuju target dua persen,” tulis pernyataan the Federal Reserve,sepertijuga diitulis laman Kitco, Kamis pagi WIB.
Sejumlah ekonom menilai, bank sentral AS tetap pertahankan suku bunga menunjukkan bank sentral AS tidak terburu-buru menaikkan suku bunga acuan lebih cepat.
Diperkirakan suku bunga the Federal Reserve naik lagi sebanyak dua kali pada tahun ini.
Harga emas pun berjuang untuk kembali menemukan momentum seiring dolar AS menguat.
Harga emas kembali bertahan dalam rentangtransaksi yang didukung psikologis pada posisi USD 1.300.
Harga emas berjangka untuk pengiriman Juni ditransaksikan naik .
Pelaku pasar pun fokus pada sasaran inflasi simetri the Federal Reserve yang bisa menjadi indikasi kalau bank sentral AS itu sengajabiarkan inflasi naik di atas dua persen.
Ini untuk menggantikan tekanan terhadap tekanan harga pada bulan sebellumnya.
Analis mengatakan, kalau emas dapat memperoleh manfaat dari inflasi tinggi. Ini akan mempertahankan suku bunga riil yang relatif rendah.
Royce Mendes, ekonom Senior CICB World Markets menuturkan, pernyataan the Federal Reserve tidak memberikan banyak panduanuntuk kenaikan suku bunga pada Juni. Ia mengharapkan, ekonomi AS dapat terus berkembang.
“Kurangnya komitmen kuat untuk kenaikan suku bunga jangka pedenk sejauh ini terlihat dari imbal hasil rendah dan dolar AS depresiasi.Akan tetapi kami masih meliat percepatan pertumbuhan di kemudian hari,” kata Mendes.
Sehari sebelumnya, Rabu, 02 Mei, harga emas global, yang diperdagangkan Comex ambruk dan mencatatkan penurunan terburuknya sejak empat bulan terakhir.
Ambruknya harga emas ini disebebakan menguatnya nilai tukar dollar Nilai tukar mata uang AS ini memang terus perkasa jelang pertemuan Bank Sentral AS untuk menentukan suku bunga.
Seperti ditulis laman ekonomi dan keuangan terkenal dunia, “bloomberg,” pagi ini, Rabu, 02 mei, harga emas di pasar spot turun mendekati satu persen atau pasnya nol koma tujuh persen ke per ounce
Harga emas di pasar spot sempat menyentuh level terendah per ounce yang merupakan level terlemah sejak akhir Desember tahun lalu.
Sedangkan harga Emas berjangka AS untuk pengiriman Juni turun nol koma sembilan persen
Nilai tukar dolar AS terhadap euro mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir menjelang pertemuan Bank Sentral AS.
“Emas turun karena dolar AS naik menjelang pertemuan Fed,” kata Josh Graves, analis RJO Futures.
“Anda akan mendapat kemungkinan kenaikan suku bunga empat kali pada tahun ini, ini membuat dolar AS bullish sedangkan emas bearish,” lanjut dia.
Kenaikan suku bunga biasanya membebani emas karena akan logam mulia tersebut menjadi tidak menarik jika dibandigkan dengan surat utang yang juga memberikan bunga.
Sementara Bank Sentral AS diperkirakan akan tetap mempertahankan kebijakan untuk saat ini. Pelaku pasar akan mengamati dengan seksama pertemuan dua hari untuk petunjuk kenaikan suku bunga pada Juni.
Sebelumnya, harga emas juga tertekan karena adanya prospek kesepakatan nuklir Korea.
Kesepakatan antara pimpinan Korea untuk mengakhiri perang Korea menahan kenaikan harga emas ke level yang lebih tinggi.
“Kondisi geopolitik mereda sehingga kenaikan harga emas kurang kuat,” jelas analis komoditas Commerzbank di Frankfurt, Carsten Fritsch.
Sementara itu untuk harga emas berjangka AS pengiriman Juni juga merosot dengan angka yang sama.
“Ini karena kekuatan dolar AS,” kata Senior Strategis Investasi di Bank Wealth Management AS, Robert Haworth.
Sentimen yang mengikis harga emas, antara lain kekhawatiran meningkatkan stok utang pemerintah AS, tekanan inflasi, dan kenaikan harga minyak mentah, serta imbal hasil obligasi AS tenor sepuluh tahun yang menembus tiga persen.
Kenaikan ini, untuk kali pertama dalam empat tahun.
Kondisi tersebut tentunya mengurangi kemilau dan daya tarik emas sebagai instrumen investasi.
Diharapkan ada masih ada permintaan emas dari pembeli dan dukungan sentimen lain yang bisa membantu harga emas jatuh lebih dalam.
“Pada posisi harga tersebut, diharapkan masih bisa menarik minat pembeli,” ujar Kepala Perdagangan di Wing Fung Precious Metals, Peter Fung.