Kenaikan emas dalam pekan ini kembali mengalahkan harga jual perak, setelah pekan lalu perak mengungguli kenaikan harga emas dalam reli yang menguntungkan spekulan logam mulia dunia. Selain kenaikan secara global, harga emas di pasar domestik, terutama Jakarta, dan regional, di Singapura juga menjadi tren yang menguntungkan para investor.
Di Jakarta, kenaikan harga emas didorong oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Nilai tukar kedua mata uang ini sempat menyentuh Rp 12.000 per satu dollar sehingga harga jual emas batangan, terutama yang diperjual-belikan PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, melejit sebesar Rp 20.000 per gram selama satu pekan terakhir.
Sampai dengan penutupan perdagangan kemarin, 27 Juni 2014, harga jual emas batangan Antam telah bertengger pada angka Rp 552.000 per gram
Harga emas global menguat tipis di pusat perdagangan komoditi logam mulia, New York dan London, pada akhir pekan. Hal ini seiring dengan data sentimen konsumsi Amerika Serikat yang lebih baik dari ekspetasi.
Data sentimen konsumsi AS tercatat menguat pada Juni seiring optimistisnya kondisi pada Juni lalu, kendati terdampak musim dingin. Demikian dilansir dari Reuters, Sabtu , 28 Juni 2014.
Stagnannya pasar saham dan melemahnya nilai dolar membuat pelaku pasar kembali melirik emas. Ditambah lagi dengan konflik geopolitik di Ukraina dan Irak yang semakin mendorong penguatan harga emas.
Dengan demikian, harga emas mengalami kenaikan hampir tiga persen pada kuartal kedua tahun ini. Walau begitu, kinerja emas masih berada di bawah kinerja logam-logam mulia lainnya.
Di mana harga perak sudah menguat sebanyak tujuh persen pada periode tersebut. Platinum menguatlima persen dan paladium naik sampai sembilan persen.
Pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat, harga emas menguat nol komas satu persen menjhadi USD1.318 per ounce. Tapi, harganya sempat menyentuh USD1.325, level tertinggi sejak pertengahan April.
Sebelumnya, harga emas global jatuh karena data klaim pengangguran Amerika Serikat, dan harga minyak mentah yang lebih rendah dua bulanan pada awal pekan ini. Kurangnya minat investasi lebih lanjut bisa menekan harga logam mulia.
Bullion jatuh karena belanja konsumen AS pada Mei tidak seperti yang diharapkan, dan mendorong ekonom untuk memangkas perkiraan Pertumbuhan kuartal II-2014. Adanya keraguan terhadap pertumbuhan ekonomi, ikut menurunkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Total impor emas China dari Hongkong turun tujuh belas persen untuk 67,233 ton pada Mei dari sebelumnya 80,817 ton pada April. Di antara logam mulia lainnya, perak naik nol koma persen pada USD21,06 per ounce, melebihi emas.
Para analis mengatakan kenaikan emas baru-baru ini didorong oleh short covering spekulan agresif, sementara emas yang didukung dana yang diperdagangkan di bursa, juga telah gagal untuk menarik pembeli meskipun bullion reli.
“Dengan pembeli strategis memilih untuk tidak berpartisipasi di rally emas, berbaliknya emas tentu dipertanyakan,” kata analis logam mulia UBS, Edel Tully, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (27/6/2014).
Emas jenis Spot turun USD 3,84 atau setara dengan nol koma persen menjadi USD1.315,16 per ounce. Sedangkan emas berjangka AS, Comex Gold, untuk pengiriman Agustus turun USD5,60 atau nol koma persen menjadi USD1.317 per ounce, dengan volume perdagangan sekitar sepuluh persen di bawah rata-rata 30-hari perdagangan.
Logam mulia telah naik empat persen sejak Kamis lalu dan mencapai level tertinggi dua bulan pada hari Selasa di USD1.325,90 per ounce karena keprihatinan atas meningkatnya kekerasan di Irak. Harga emas juga mengalami tekanan pada komentar dari St Presiden Louis Fed James Bullard bahwa kenaikan suku bunga akan diterapkan lebih awal.