Manajemen MNC, induk jaringan televisi RCTI, MNC dan Global TV, sedang merampung pembelian “anteve,” anak usaha dari PT Visi Media Asia Tbk. Akusisi, yang pernah dihebohkan lewat persaingan penawaran antara Chairul Tanjung dengan Hary Tanoesoedibjo ini, secara diam-diam dimenangkan oleh MNC grup usaha i milik Group Hary Tanoe.
Kedua tim manajemen, Viva tbk dan MNC Grup, sedangkan menyepakti apakah pembelian ini saham pada kisaran 90 persen atau 100 persen. Kabar yang beredar mengindikasikan akuisisi ini untuk 100 persen.
“Pembelian ini bukan VIVA, tapi hanya “anteve”saja. Dan sampai saat ini masih pembicaraan, dan yang terjadi itu range-nya ada di 90-100 persen. Dan hingga kini (proses) pengakuisisian ini tengah dinegosiasikan. Jadi sampai saat ini belum tahu 90 persen atau 100 persen, karena ini belum final sepenuhnya,” ujar Hary saat konferensi pers di MNC Tower, Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2013.
Hary memberi alasan mengapa dirinya ingin mengakusisi “anteve” dalam pemaparannya, dirinya benar-benar ingin fokus di media berbasis iklan yakni televisi. Karena menurutnya, belanja iklan paling besar itu di televisi.
“Saya harus sampaikan bahwa kalau kita mau fokus di media berbasis iklan mau tidak mau ya harus ke televisi. Karena belanja iklan itu paling besar di televisi, yang mampu melapisi masyarakat itukan hanya di televisi,” tukas Hary.
Dia menilai, “anteve” merupakan salah satu pertelevisian nasional yang memiliki potensi cukup besar, di mana segmennya sangat berbeda dengan pertelevisian yang ada di MNC Group. Oleh karena itu, dirinya sangat tertarik untuk mengakuisisi “anteve” sebagai media berbasis iklan.
“Segmennya beda-beda dari MNC Group, kalo RCTI itukan lebih ke drama, Global TV lebih ke film. Nah kalo MNC Tv itu lebih ke legenda drama. Tapi kalau “anteve” itu lebih ke reality show,” ucap Hary.
Sedangkan untuk pendanaannya, Hary mengungkapkan yang pasti dalam pendanaan berasal dari kas internal. Menurutnya, kas MNC sendiri cukup besar, sedangkan kekurangannya melalui pinjaman langsung bukan dari obligasi melainkan melalui bank.
Sebelum pengambilalihan “anteve” oleh MNC Grup, Viva tbk, yang saham mayoritas milik keluarga Abu Rizal Bakrie telah menawarkan penjualan media miliknya kepada investor. CT Corp milik Chairul Tanjung pernah mengajukan penawaran sebesar 1,8 miliar US Dollar atau setara Rp 18 triliun.
Lama tak ada jawaban, hingga RUPS Viva Tbk berakhir, penawaran yang diajukan Chairul Tanjung tidak mendapat jawaban, yang mengakibatkan orang terkaya kelima Indonesia itu menyatakan mundur dan melupakan pembelian Viva yang memiliki stasion televise “anteve,” TV One dan Viva.co.id.
Chairul kecewa dengan sikap keluarga Bakrie yang tidak pernah memberi jawaban terhadap penawarannya dengan pembayaran tunai. Chairul Tanjung sebelumnya telah memiliki dua stasion televise, Trans TV dan Trans7, serta portal berita terbesar di Indonesia “Detik.Com.”