Site icon nuga.co

Pasar Kesulitan Memprediksi Harga Emas

Kebingungan dan ketidakpastian masih akan mendominasi pasar emas pada pekan ini.

Para analis dan investor masih terus bereaksi terhadap pergeseran sentimen perang dagang antara Amerika Serikat  dengan China.

Seperri ditulis laman keuangan “bloomberg,” hari ini, Senin, 25 November, dalam survei mingguan menunjukkan bahwa pada analis di Wall Street terjebak ke dalam ketidakpastian. Hanya sedikit yang memperkirakan harga emas akan melonjak.

“Suatu hari kesepakatan dagang dengan China aktif dan kemudian hari berikutnya dibatalkan. Ketidakpastian ini mendukung emas tetapi tidak cukup untuk mendorong harga emas lebih tinggi, “kata analis MKS (Switzerland) SA, Afshin Nabavi.

Pada pekan ini, enam belas analis pasar mengambil bagian dalam survei Kitco di Wall Street. Hasilnya, lima analis atau tiga puluh satu persen mengatakan harga emas akan naik dan lima analis lainnya melihat pasar bakal mendatar.

Di luar itu, enam analis atau tiga puluh delapan persen memperkirakan emas akan jatuh.

Sementara itu, lima ratrus lebih responden mengambil bagian dalam jajak pendapat Kitco. Sebanyak dua ratus  lebih pemilih atau lima puluh  persen menyerukan emas naik.

Sedangkan lainnya atau dua puluh sembilan persen diperkirakan emas akan jatuh. Di luar itu, seratus dua puluh satu pemilih yang tersisa atau dua puluh sau persen melihat pasar mendatar.

Dalam survei pekan lalu, baik analis maupun pelaku pasar, keduanya terbukti salah memperkirakan harga. Sebagian besar memperkirakan harga emas akan belanjak ke level yang lebih tinggi.

Pada kenyataannya, emas berjangka Desember diperdagangkan pada seribu empat ratus enam puluh tiga dollar per ounce, turun setengah persen lebih  dari minggu sebelumnya.

Menurut sebagian besar analis, pendorong utama harga emas dalam waktu dekat tetap sengketa perdagangan yang sedang berlangsung antara China dan AS.

Adam Button, direktur pelaksana untuk Forexlive.com, memperkirakan harga emas akan bullish.

“Sangat sulit untuk diperkirakan tetapi retakan mulai muncul dalam kesepakatan perdagangan fase satu. Jika kesepakatan tersebut tak berhasil maka akan menjadi katalisator utama untuk kenaikan harga emas,” kata Button.

“Saat ini, pasar sebagian besar telah menetapkan harga dalam suatu kesepakatan tetapi bahkan jika ada kesepakatan, itu mungkin kurang dari yang diharapka,” tambah dia.

Sebelumnya ada perkiraan  harga emas akan kembali menguat pada perdagangan pekan ini.

Hal ini terjadi karena pada pekan lalu harga emas telah mengalami tekanan yang cukup dalam. Namun memang penguatannya masih akan tertahan.

Harga emas telah mengalami tekanan yang cukup dalam pada pekan lalu. Harga emas melemah lebih dari 3 persen sepanjang pekan lalu yang merupakan kinerja mingguan terburuk dalam dua setengah  tahun.

Beberapa analis memperkirakan tekanan jual tidak akan berlanjut pada pekan ini. Darin Newsom, president Darin Newsom Analysis, menjelaskan bahwa harga emas akan mengalami tekanan tetapi tidak akan sedalam pekan lalu.

“Jika dilihat secara teknikal harga emas akan mendapat dukungan,” jelas dia. Kemungkinan besar harga emas akan berada di kisaran seribu empat ratus tujuh dollar  per ounce.

Pada pekan ini, ketiga belas analis bergabung dalam survei Kitco. Dari jumlah tersebut, empat analis atau tiga puluh satu persen mengatakan bahwa harga emas akan naik.

Sedangkan delapan analis atau enam puluh satu persen memperkirakan harga emas akan jatuh. Sedangkan satu analis atau delapan peren melihat bahwa harga emas akan mendatar.

Sementara itu, sembilan ratusan  responden yang terdiri dari pelaku pasar yang mengambil bagian dalam jajak pendapat online. Sebanyak lima puluh persen memperkirakan harga emas akan naik.

Yang lainnya memperkirakan emas akan jatuh.  Dan ada  pemilih yang  melihat pasar akan mendatar.

Exit mobile version