Setelah selama lima hari melempem, hari ini, Selasa pagi, 25 Februari 2014, harga jual emas milik PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, tersulut naik harga jualnya, ditengah menguatnya nilai tukar rupiah dan menanjaknya permintaan global yang tersulut oleh krisis politik di Ukraina.
Di pusat perdagangan emas batangan milik Antam, Logam Mulia, di kawasan Pulo Gadung, Jakarta, harga jual logam mulia ini hingga Rp 2.000 per gram.
Seperti dikutip “nuga.co” dari situs resmi Logam Mulia Antam, Selasa pagi harga satu gram emas yang dijual perusahaan milik negara itu, dibanderol Rp 551.000 per gram atau naik dari Rp 549.000 per gram sejak Kamis pekan lalu.
Harga jual kembali atau buyback emas Logam Mulia Antam juga ikut terdongkrak dari Rp 489.000 per gram jadi 491.000 per gram. Antam lewat Logam Mulia, juga menjual emas batangan dalam berbagai ukuran. Untuk ukuran 500 gram dijual dengan harga Rp 255.800.000, 100 gram Rp 51.250.000 dan 50 gram Rp 25.650.000.
Sedangkan untuk ukuran 25 gram Antam menjualnya dengan patokan harga Rp 12.850.000, 10 gram Rp 5.170.000. 5 gram Rp 2.610.000 dan satu gramnya Rp 551.000
“Untuk transaksi pembelian emas batangan datang langsung ke PT Antam Tbk Jakarta setiap harinya kami batasi hingga maksimal 150 nomor antrean saja,” tulis situs resmi Antam.
Sementara itu, harga emas dunia hari ini tidak bergerak di kisaran US$ 1.324 per ounce. Emas masih tinggi karena pelemahan dolar AS terkait data-data ekonomi yang kurang baik, sehingga tekanan terhadap dolar membuat spot emas dan mata uang lain menguat.
Mengutip data Reuters, Selasa pagi WIB, harga emas dunia di pasar spot naik tipis sekali atau 0,06% di kisaran US$ 1.324-1.325 per ounce.
Sedangkan di pasar berjangka AS, harga emas naik US$ 1,30 per ounce ke US$ 1.324,90 per ounce.
Senior Analyst dan Corporate Trainer PT Millennium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono mengungkapkan harga emas akan berada di kisaran US$ 1.305 per ounce dan US$ 1.335 per ounce.
“Emas naik karena pelemahan dolar AS terkait data-data ekonomi yang kurang baik. Supportnya akan sampai U$ 1.305 – U$ 1.335 per troy ounce,” terang Suluh.
Kenaikan harga emas dunia juga disebabkan oleh spekulasi pengambil keuntungan karena kekhawatiran kerusuhan politik yang berkepanjangan di Ukraina. Hal tersebut menimbulkan default, dan memicu permintaan atas safe haven, termasuk emas.
Dalam terobosan kesepakatan damai untuk mantan negara Uni Soviet tersebut menghentikan hari kekerasan yang telah mengubah pusat ibukota menjadi zona perang dan kematian hingga 82 orang. Ini membawa perubahan politik yang memebuhi banyak tuntutan oposisi pro-Eropa. Namun, banyak yang percaya masa depan politik dan ekonomi negara masih jauh dari kejelasan.
“Ketidakpastian politik boleh dibilang telah meningkat, termasuk hasil dari presiden set pemilihan 25 Mei dengan membawa potensi kenaikan probabilitas default berdaulat,” ujar analis politik Senior Nomura International Alastair Newton, melansir CNBC, Selasa.
Dalam laporan penelitian yang dipublikasikan sabtu kemarin, kepala strategi Momura Fx G10 Jens Nordvig ditugaskan untuk mengembalikan probalitas 29 persen dari default yang terjadi di Ukraina dalam waktu satu tahun. Mata uang negara Hryvnia telah jatuh hampir 8 persen terhadap dolar tahun ini.
Chief Investment Officer US Money Manager Cumberland Advisors David Kotok mengatakan pasar sekarang harus fokus pada risiko penularan mungkin untuk pasar Eropa terkena Ukraina, dengan USD2,3 miliar di aset yang dikelola.
“Implikasi Investasi untuk Eropa Tengah dan Timur dipertaruhkan, sebagai peristiwa terus berkembang,” ujar David.
Perkembangan yang cepat di Ukraina bergema dalam politik di tempat lain dunia yang muncul, yaitu Venezuela dan Argentina berbuntut risiko yang mungkin membantu meningkatkan kasus untuk emas.
“Dengan meningkatnya kecemasan internasional atas situasi di Ukraina, mungkin ada beberapa gerakan tambahan menjadi emas dalam mengantisipasi terus flare up dan kerusuhan,” ujar CEO Lear Capital Los Angeles, Scott Carter.
Menambah daya tarik emas adalah kekhawatiran bahwa rilis data AS pekan ini mungkin kehilangan harapan seperti cuaca dingin ekstrem baru-baru warung kegiatan ekonomi.
“Fundamental ekonomi yang lemah di Amerika Serikat daripada banyak menyadari,” ujar Wakil Presiden di BullionVault Miguel Perez – Santalla.