Site icon nuga.co

Fed Pangkas Suku Bunga, Emas Melemah

Harga emas global hari ini, Kamis pagi WIB, langsung melemah bersamaan dengan  munculnya kebijakan The Fed memangkas suku bunga perbankan.

Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” pagi Kamis WIB, harga emas melemah pada perdagangan Rabu tetapi tetap bertahan di level psikologis seribu lima ratus dollar  per ounce setelah Bank Sentral Amerika Serikat  atau the Federal Reserve memangkas suku bunga.

Harga emas di pasar spot turun nol koma tiga persen menjadi seribu empat ratus sembilan puluh tujuh dollar per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun nol koma lima persen ke level seribu lima ratus lima dollar per ounce.

“Pasar emas cukup sensitif terhadap kebijakan DOMC dan the Fed tahun ini sehingga harapan penurunan suku bunga sangat mendukung kenaikan harga emas,” jelas analis logam mulia HSBC, James Steel.

The Fed menyetujui pemangkasan suku bunga seperempat poin. Lagkah ini sesuai dengan harapan para pelaku pasar.

Namun, pembuat kebijakan moneter di bank sentral tersebut masih terpecah mengenai perlunya pelonggaran lebih lanjut karena data ekonomi AS membaik.

Ketua the Fed Jerome Powell akan diharapkan untuk menjelaskan posisi bank sentral dalam konferensi pers setelah keputusan suku bunga.

“Pelaku pasar akan mencari sinyal rencana untuk penurunan suku bunga ke depan.” jelas Bob Haberkorn, analis senior di RJO Futures.

“Jika (Fed) bahasa mereka menyinggung fakta bahwa ada pemotongan lagi yang datang antara Oktober dan Desember, maka emas dan perak akan mendapat manfaat besar, “lanjut dia.

Investor juga fokus pada pertemuan kebijakan Bank of Japan pada hari Kamis.

Perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie mengungkapkan sebenarnya produk-produk investasi tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Sebab masing-masing punya karakter tersendiri yang berbeda dengan produk investasi lain.

Misalnya investasi emas dan deposito. Kedua jenis investasi tersebut, tegas dia tidak bisa dibandingkan mana yang lebih baik.

“Jadi saat kita berinvestasi prinsipnya pasti ada risiko. Tidak mungkin invetasi tidak ada risiko. Risiko yang kita kenal ada risiko likuiditas, risiko gagal bayar, dan risiko fluktuasi,” ungkap dia, saat ditemui, di Jakarta, Rabu (18/9).

Alasan pertama, sebab keduanya memiliki jenis risiko yang berbeda. Investasi emas memiliki risiko fluktuasi harga. Sementara investasidi deposito memiliki risiko likuiditas dan gagal bayar.

“Deposito dan emas itu punya risiko yang berbeda. Deposito risikonya likuiditas dan gagal bayar. Kalau banknya collapse, duit kita tidak balik. Emas itu agak beda, karena risikonya fluktuasi harga.Tapi pada saat dia pegang fisik emasnya, maka itu menjadi milik dia. Dia tidak tergantung pada pihak ketiga,” ujar dia

Selama dua hari terakhir harga emas global mengalami kenaikan.harga emas  sempat melonjak bersamaan dengan sikap investor menunggu ke penurunan suku bunga yang dijanjikan  The Fed.

Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” Rabu pagi WIB, harga emas naik pada perdagangan Rabu

Kenaikan ini ditopang oleh ekspektasi akan penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat   atau The Federal Reserve (The Fed).

Namun demikian, emas diperdagangkan dalam kisaran yang relatif sempit karena investor menunggu kejelasan lebih lanjut tentang sikap bank sentral pada kebijakan moneter masa depan.

Dikutip dari CNBC, harga emas di pasar spot naik nol koma tiga  persen menjadi  seribu lima ratus dua dolla per ounce. Sementara harga emas berjangka AS datar berada di seribu lima ratus sebelas dollar per ounce.

“Apa yang Anda miliki adalah posisi pedagang di emas sekarang sedang mencoba untuk mempersiapkan diri untuk pertemuan Fed,” kata Michael Matousek, kepala pedagang di Investor Global AS.

The Fed diperkirakan akan mengumumkan penurunan suku bunga ketika menyimpulkan pertemuan kebijakan dua hari pada hari Rabu.

Ini akan menjadi pemotongan kedua oleh bank sentral setelah menurunkan suku pada bulan Juli untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan sebelas tahun silam.

Pemotongan suku bunga The Fed minggu ini dapat memberikan tekanan pada Bank of Japan untuk melonggarkan kebijakan pada hari Kamis.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang bullion non-menghasilkan dan membebani dolar, membuat harga emas lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

“Jika The Fed underwhelms, atau tidak memotong suku bunga, Anda mungkin akan melihat penurunan emas yang baik. Jika mereka keluar dan mengejutkan semua orang dengan memotong lima puluh bps (basis poin) alih-alih  dua puluh lima , Anda mungkin melihat pop yang bagus dalam emas, ”tambah Matousek.

Pada Senin lalu, harga emas naik lebih dari  satu persen sebelum menetap nol koma ena persen untuk hari setelah serangan terhadap fasilitas minyak di Arab Saudi selama akhir pekan mengintensifkan kekhawatiran tentang stabilitas di Timur Tengah.

Hal ini mendorong Presiden AS Donald Trump untuk menerapkan lebih banyak tekanan pada Fed untuk tarif lebih rendah.

“AS dan Arab Saudi tidak mungkin hanya duduk di tangan mereka, yang akan menjaga kecemasan di pasar dunia.”

Sementara itu, pasar ekuitas lebih rendah, dengan investor yang masih nonkomit menjelang keputusan Fed dan putaran berikutnya dari pembicaraan perdagangan AS-China pada hari Kamis.

“Kata-kata (dari The Fed) pasti akan dicari karena sebelumnya ditafsirkan sebagai pengakuan dovish tentang perlunya pemotongan lebih lanjut,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.

Harga emas telah naik hampir sembilan belas  persen, atau lebih dari dua ratus dollar, sejak menyentuh level terendah tahun ini dari  seribu dua ratus enam puluh lima dollar pada awal Mei.

Ini didukung oleh sikap yang semakin dovish dari bank sentral utama, eskalasi dalam perang dagang AS-China dan ketegangan Timur Tengah.

“Uptrend emas masih utuh dan tidak benar-benar dalam bahaya surut dalam waktu dekat,” kata TD Securities Ghali.

Exit mobile version