Site icon nuga.co

Awas, Pokeman Go Datangkan Kejahatan

Heboh Pokeman Go mengundang kontroversi bersamaan dengan aksi sekelompok preman atau perampok yang memanfaatkan popularitas game mobile itu untuk melancarkan aksi kejahatan mereka.

Bukan main-main. Yang mengungkapkan  hal itu adalah tim kepolisian di Missouri, Amerika Serikat.

Kepolisian menduga para preman menggunakan salah satu fitur Pokemon Go yang bernama Lure Modules.

Fitur itu bisa diakses dengan cara membelinya di dalam aplikasi, alias in-app purchase.

Lure Modules sendiri berfungsi untuk meletakkan lokasi Pokemon, atau disebut Pokestop.

Perampok memanfaatkan Pokestop untuk menaruh monster Pokemon, lokasi itu dijadikan sebagai jebakan untuk merampok.

Pemain Pokemon Go tentu bakal terpikat dengan lokasi tersebut agar bisa menangkap Pokemon sasaran.

Padahal, niat jahat sudah menanti mereka di lokasi-lokasi Pokestop yang disiapkan perampok.

Bersamaan dengan pernyataan kepolisian itu, tak bisa disangkal Pokeman Go, kini, sedang mengguncang dunia game, khususnya di smartphone

Para pemain berlomba-lomba berlari keluar rumah, bepergian ke lokasi tertentu, dan menangkap monster, yang kebanyakan lucu dan imut, bernama Pokemon.

Ya, dunia saat ini sedang keranjingan sebuah game baru bernama Pokemon Go.

Lantas, apakah sebenarnya Pokemon Go itu?

Ini merupakan game berbasis augmented-reality yang dikembangkan oleh Pokemon Company bekerja sama dengan Nintendo dan Niantic.

Nama Niantic sendiri, mungkin, sudah banyak terdengar di kalangan gamer smartphone.

Pasalnya, perusahaan spin off Google ini merupakan pihak di balik game populer Ingress, yang juga berbasiskan augmented-reality.

Pada umumnya, Pokemon Go merupakan game gratis untuk Android dan iOS, mengizinkan pemainnya untuk menangkap Pokemon yang tersembunyi di berbagai lokasi dunia nyata.

Di dalam game sendiri, pihak pengembang game menyediakan beberapa item yang bisa dibeli dengan uang nyata.

Tujuan dari item berbayar  ata in app purchase, salah satunya adalah untuk mempercepat pengembangan Pokemon yang dimiliki pemain.

Event dan objek yang ada di game ini, seperti ditulisi Phone Arena, Selasa, 11 Juli 2016, memiliki lokasi tersendiri di dunia nyata.

Untuk mendapatkan keduanya, pemain harus meninggalkan rumah dan pergi ke lokasi secara spesifik.

Ya, dunia saat ini sedang keranjingan sebuah game baru bernama Pokemon Go.

Game Pokemon Go saat ini sedang digemari masyarakat karena ia memungkinkan para gamer untuk menjadi seorang trainer yang mencari Pokemon di dunia nyata.

Tentu saja, Pokemon tersebut tidak nyata, melainkan berbasis teknologi augmented reality dan bisa dilihat memakai kamera ponsel.

Kepolisian Missouri menerima laporan perampokan di area O’Fallon beberapa hari lalu pada dini hari, bahwa ada sebanyak empat pelaku berusaha merampok sejumlah gamer yang merupakan penduduk setempat berusia enam belas hingga delapan belas tahun.

Rupanya kelompok perampok itu berhasil menggunakan game tersebut untuk menjebak para korban ke dalam mobil BMW hitam yang diparkir di tempat terpencil ketika mereka sedang sibuk memburu pokemon.

Karena jauh dari keramaian, tentu saja perampokan menjadi lebih mudah dilakukan.

Polisi mengidentifikasi empat orang tersebut sebagai tersangka perampokan bersenjata yang mirip dengan kejadian di wilayah St. Louis dan St. Charles.

“Menggunakan fitur geolokasi, para perampok bisa mengantisipasi lokasi para korban yang tidak sadar menjadi target ini,” ujar salah satu polisi setempat Bill Stringer, dikutip dari The Guardian.

Kemudian dalam pernyataan terpisah, juru bicara kepolisian melanjutkan, “perampok ini bisa menambahkan semacam rambu ke pokestop untuk menarik perhatian lebih banyak gamer.”

Pokestop sendiri adalah lokasi di dalam game yang memberi sejumlah item seperti potion, Poke Ball, revive, dan telur Pokemon.

Stringer menyatakan, para perampok bersenjata tersebut didakwa hukuman perampokan tingkat pertama.

Selebihnya, pihak kepolisian juga mengakui bahwa game Pokemon Go memang bisa ‘membutakan’ para penggunanya terhadap lingkungan sekitar karena terlalu asyik bermain.

“Melihat Pikachu di pinggir jalan di depan Anda merupakan mimpi para penggemar Pokemon,” ucap mereka.

Para polisi lalu memperingatkan kepada anak-anak di bawah umur yang memainkan Pokemon Go agar tetap waspada di “kehidupan nyata”, khususnya keberadaan orang asing di lokasi yang hendak didatangi.

Sebelumnya, pihak kepolisian Darwin, Australia Utara juga sudah memberi peringatan kepada para gamer Pokemon Go untuk tetap memperhatikan lingkungan sekitarnya ketika sedang berburu monster imut itu.

Pasalnya, para pemain tidak sadar telah diarahkan dan masuk ke kantor polisi hanya untuk memburu pokemon.

Kepolisian Darwin merasa terganggu dengan aktivitas tersebut.

Larangan untuk berburu hingga ke dalam kantor pun menjadi sebuah aturan. Menurut mereka, kantor polisi bukanlah tempat yang bagus bagi anak-anak untuk bermain.

Salah seorang pengguna Twitter asal Los Angeles, Amerika Serikat terperangah ketika melewati sebuah taman yang diramaikan oleh sejumlah orang sibuk memainkan ponsel pintarnya.

Bukan perihal sibuk chatting, melainkan bermain Pokemon Go.

Game Pokemon Go yang sedang digemari masyarakat ini berhasil membuat para gamer keluar rumah untuk memburu Pokemon.

Bagaimana tidak, game ini memungkinkan para pengguna menjadi seorang trainer yang mencari Pokemon di ‘dunia nyata’.

Berbekal peta dari teknologi augmented reality dan bisa dilihat memakai kamera ponsel, gamer Pokemon Go terdorong untuk berinteraksi dengan dunia luar untuk menangkap Pokemon di lingkungan sekitar.

Ini sungguh terjadi.”

Exit mobile version