Mustahil. “Tidak mungkin terjadi.”
Dan kata itulah yang dihapus Barcelona ketika mencampakkan Paris Saint Germain untuk menggapai perdelapan final Liga Champions.
Ya juga, ketika kata mustahil dihapus Barcelona setelah kemenangan enam gol berbanding satu atas Paris Saint-Germain di Camp Nou.
Sebuah kemenangan bersejarah di pentas Liga Champions.
Sebuah kemenangan yang menjadikan Barca sebagai klub pertama yang mampu membalikkan defisit empat gol dalam pertandingan fase gugur Liga Champions.
Kemenangan mustahil diraih Barcelona memang tidak mudah
Tim asuhan Luis Enrique itu mencetak tiga gol dalam waktu tujuh menit mulai saat laga memasuki menit kedelapan puluh delapan.
Kali ini magis itu datang bukan dari Lionel Messi, tapi dari Neymar.
Barcelona sebenarnya menjalani pertandingan dengan cukup nyaman meski PSG juga menampilkan permainan pressing tinggi.
Keputusan Enrique menurunkan empat gelandang: Ivan Rakitic, Sergio Busquets, Rafinha, dan Andres Iniesta, membuat Barcelona bisa bertarung di lini tengah.
Sebuah pertarungan yang dimenangi PSG di leg pertama.
Setelah gol cepat Luis Suarez menit ketiga dan gol bunuh diri Layvin Kurzawa, Barcelona masih berada di trek yang benar ketika Messi menciptakan gol ketiga lewat tendangan penalti .
Namun, sebuah kesalahan kecil Gerard Pique pada menit nyaris membuyarkan strategi Barcelona.
Pique kehilangan bola di tengah lapangan dan membuat Rakitic melanggar Julian Draxler.
Dari tendangan bebas inilah PSG berhasil mencetak gol lewat Edinson Cavani satu menit kemudian.
Gol Cavani itu membuat tugas Barcelona menjadi lebih berat.
Di titik itu, dengan skor tiga gol berbanding satu gol, Blaugrana harus mencetak tiga gol tambahan untuk bisa memastikan langkah ke perempat final.
Bahkan Cavani hampir menghancurkan Barcelona pada menit ke-64 setelah mendapat peluang dengan tinggal berhadapan dengan kiper Marc Andre ter Stegen, tapi gagal menaklukkan kiper asal Jerman itu.
Barcelona terlihat sempat frustrasi. Neymar sering melakukan kesalahan meski bola terus mengalir ke kaki pemain asal Brasil itu di sisi kiri serangan Barcelona.
Neymar baru menunjukkan sinarnya menit kedelapan puluh delapan ketika tendangan bebasnya menggetarkan gawang Kevin Trapp.
Neymar kemudian membuat kedudukan menjadi lima gol berbanding satu gol lewat penalti menit kesembilan puluh satu setelah Luis Suarez dilanggar.
Dalam kedudukan itu, Barcelona tinggal memiliki satu strategi: mengirim bola sebanyak-banyaknya ke kotak penalti PSG.
Bahkan Ter Stegen meninggalkan gawang Barcelona untuk membantu serangan di menit-menit akhir pertandingan.
Gol penentu langkah Barcelona ke perempat final dicetak Sergi Roberto menit ke-sembilan puluh lima setelah menerima assist Neymar.
PSG melakukan kesalahan dengan memberi Neymar ruang untuk melakukan drive dan mengirim umpan.
Perangkap offside yang dilakukan Thiago Silva dan kawan-kawan juga tidak berjalan.
Permainan apik Neymar sebenarnya sudah bisa diprediksi sebelumnya. Pasalnya, kapten timnas Brasil itu selalu memiliki pertandingan yang bagus jika tampil melawan PSG.
Kini Neymar sudah mengoleksi tujuh gol dari enam laga menghadapi klub Ligue 1 tersebut.
Neymar untuk sementara juga menjadi pencipta assist terbanyak di Liga Champions musim ini. Satu umpan ke Sergi Roberto itu merupakan assist kedelapan Neymar musim ini.
Terlepas dari sejumlah kontroversi yang mewarnai kemenangan Barcelona, terutama diving Suarez yang berujung penalti Neymar, klub asal Katalonia itu sudah melakukan hal yang mustahil.
Sesuatu yang mungkin tidak akan pernah bisa dilakukan klub lainnya di Liga Champions ke depannya.