“Legenda adalah orang tua yang menggunakan tongkat di tangan dan dikenal atas hal hebat yang telah dia lakukan. Tapi, saya masih melakukannya.”
Kata-kata di atas adalah salah satu pernyataan musisi Jazz legendaris Amerika Serikat Miles Davis. Sebuah pernyataan yang sangat tepat untuk menggambarkan sosok Valentino Rossi yang hari ini genap 38 tahun.
Banyak kata yang bisa diungkapkan untuk mendeskripsikan seorang Valentino Rossi. Flamboyan, GOAT (Greatest of All Time), dinamis, berkelas, gila (dalam arti yang positif), eksentrik, konsisten, kompetitif, dan masih banyak kata lainnya.
Jika Anda rangkum kata-kata di atas, maka satu kata yang paling tepat menggambarkan The Doctor adalah: Legenda!
Dunia olahraga saat ini terlalu mudah menyematkan predikat legenda untuk seorang atlet. Padahal tidak mudah untuk mendapatkan predikat tersebut. Lalu apa definisi legenda yang cocok untuk atlet?
Atlet legendaris adalah dia yang tetap mampu meraih kemenangan atau sukses terlepas dari sejarah hebat yang sudah diciptakannya. Seorang legenda adalah contoh apik bagi penerusnya, sebuah material atau fondasi dasar untuk meraih sukses. Orang-orang yang menetapkan standar sangat tinggi yang akan sangat sukar dilampaui beberapa generasi setelahnya.
Rossi adalah legenda. Dia sejajar dengan Michael Jordan di dunia bola basket, Muhammad Ali di tinju, atau Michael Schumacher di ajang Formula One.
Anda pasti pernah mendengar orang mengatakan, “The Michael Jordan of” atau “The Muhammad Ali of”, untuk mendeskripsikan orang-orang terbaik di bidang lain.
Kata-kata “The Valentino Rossi of” pun sering digunakan untuk menggambarkan kehebatan orang di bidang lain, karena Rossi memang legenda. Rossi sudah menetapkan standar di balap motor Grand Prix.
Atlet seperti Rossi adalah jenis talenta yang muncul satu kali dalam satu generasi di setiap cabang olahraga. Namun, Rossi sudah melewati beberapa generasi, mulai dari Max Biaggi, Sete Gibernau, Casey Stoner, Jorge Lorenzo, dan kini Marc Marquez.
Dalam 348 balapan di ajang Grand Prix sejak 1996, Rossi sukses meraih 114 kemenangan, 221 posisi podium, dan menghasilkan sembilan gelar juara dunia.
Rekor itu bukan hanya sekadar angka. Menjadi menakjubkan karena Rossi meraih kemenangan ke-114 di ajang GP Katalonia musim lalu saat usianya sudah 37 tahun dan 110 hari.
Dalam dunia balapan yang menuntut ketangguhan fisik untuk mengendalikan tunggangan berkecepatan 250-300 kilometer per-jam, pencapaian Rossi itu bisa dikatakan fenomena tersendiri.
Sebagai pembanding, nama-nama yang pernah bersaing dengan Rossi pun gagal meraih hal serupa. Max Biaggi pensiun di usia 35 tahun sementara Gibernau pada 37 tahun.
Memang ada Capirossi yang baru berhenti membalap setelah genap 38 tahun, tapi musim-musim terakhirnya lebih sering dihabiskan berkutat dengan cedera di papan tengah. Belum lagi jika berbicara soal Stoner yang kehilangan gairah membalap di usia 27 tahun.
Rossi membuktikan bahwa usia memang hanya sekadar angka.
Rossi berpeluang menjadi pemenang tertua dalam sejarah MotoGP jika mampu meraih kemenangan musim ini mengalahkan rekor Troy Bayliss. Ketika musim ini dimulai di GP Qatar, 26 Maret mendatang, Rossi akan berusia 38 tahun dan 38 hari.
Nah, yang membuat Rossi adalah seorang legenda meski belum pensiun adalah, pria kelahiran Urbino itu tidak hanya mengincar kemenangan semata.
Di usia yang sudah tua, Rossi masih Berambisi merebut gelar juara dunia. Nilai lebih yang membuat Rossi dianggap banyak orang sebagai legenda sesungguhnya di MotoGP adalah karena The Doctor memiliki perilaku yang mudah dicintai.
Rossi selalu ramah kepada penggemarnya, meski sedang menghadapi masa-masa sulit di atas sirkuit.
Jika Anda berkesempatan menyaksikan langsung balapan MotoGP, Anda pasti akan mengetahui betapa sabarnya Rossi menghadapi penggemarnya. Putra dari Graziano Rossi itu selalu berusaha melayani permintaan foto bersama atau sekadar memberikan tanda tangan di waktu sibuk sekalipun.
Perpaduan rekor luar biasa dan sikap rendah hati membuat Rossi menjadi legenda yang dicintai. Jangan sia-siakan waktu dua tahun tersisa dalam karier Rossi.
Karena belum tentu akan ada pebalap seperti Rossi di masa depan.
Saya yakin jika Rossi memutuskan pensiun, akan ada banyak pihak yang merasa kehilangan. Kehilangan legenda yang memberikan warna tersendiri di ajang MotoGP. Jadi nikmatilah kehebatan Rossi semasih bisa.
Penulis Bowie Haryanto
Dikutip dari CNN