Imprefisitas Valentino Rossi musim ini menjadi pembicaraan ramai di lingkungan pengamat dan legenda MotoGP. Di antaranya, Giacomo Agostini dan Max Biaggi.
Agostini, pebalap MotoGP terhebat sepanjang masa, memberi acungan jempol untuk Rossi di usia tuanya dengan tampil impresif di setiap seri. Ia mengatakan rela jika rekor jumlah kemenangannya dipecahkan oleh Valentino Rossi.
Agostini adalah pebalap asal Italia yang menjadi juara dunia lima belas Rossi sendiri, hingga saat ini memiliki seratus duapelas kemenangan di berbagai kategori yang ia ikuti.
Telah berusia tiga puluh enam tahun, Rossi masih menjadi pebalap papan atas dan kini memimpin klasemen MotoGP 2015, unggul dua puluh tiga angka dari rekan setimnya di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo.
Rossi juga telah mengambil alih rekor jumlah kemenangan terbanyak di kategori MotoGP dari tangan Agostini.
“Saya masih memiliki beberapa rekor lagi yang masih bertahan. Valentino sangat dekat dengan rekor jumlah kemenangan di grand prix,” kata Agostini seperti dikutip dari Crash.
“Sangat mungkin bahwa ia mengambil alih rekor tersebut.”
Agostini berkata bahwa dirinya ikhlas jika kompatriotnya tersebut mengambil alih rekor yang telah bertahan sejak empat puluh tiga tahun tersebut.
“Tentu tak ada yang senang jika dikalahkan! Tapi saya lebih memilih jika seorang pebalap yang bagus mengalahkan rekor saya, dan saya harap ketika Valentino mengalahkan rekor saya, ia akan mengundang saya makan malam.”
Selain dalam perburuan merebut jumlah kemenangan terbanyak, Rossi juga mengincar gelar juara dunia ke delapannya di kelas teratas. Jika sukses, maka Rossi juga akan menyamai rekor Agostini dan menantangnya dalam perdebatan pebalap terhebat sepanjang masa.
“Sebenarnya sulit untuk menentukan hal tersebut karena kami melupakan John Surtees, kami melupakan Mike Hailwood, dan Tazio Nuvolari,” kata Agostini.
“Dan tidak mungkin hanya melihat statistik belaka, karena siapa yang memberikan emosi kepada penonton? Valentino, bukan saya. Dulu di masa dulu, saya yang melakukannya. Dua puluh tahun ke depan, orang lain.”
“Semua pebalap hebat adalah juara yang hebat.”
Giacomo Agostini, juga mengomentari kenapa Rossi sangat disukai oleh penggemar.
“Gaya membalapnya amat menarik,” tutur Agostini.
Rossi yang kini masih menjadi kesayangan para penggemar setia MotoGP dan lebih menarik perhatian ketimbang Lorenzo.
“Tentu saja para penggemar menyukainya, karena ia selalu menyerang. Selalu berusaha untuk menang,” kata Agostini seperti dikutip dari Crash.
Jika Rossi berhasil menjuarai MotoGP 2015, maka Rossi akan menyamai rekor delapan kali juara dunia di kelas teratas balapan motor milik Agostini.
Agostini memperkirakan bahwa balapan akan berlangsung hingga ke seri terakhir, terutama jika tidak ada pebalap yang gagal menyelesaikan balapan karena kerusakan mesin.
Meski demikian, sang legenda asal Italia tersebut yakin Rossi memiliki kemampuan untuk menyudahi perjalanannya di MotoGP tahun ini dengan sebuah gelar juara.
“Valentino tahu yang harus dilakukan, terutama ketika kita akan semakin mendekati akhir kejuaraan dan melibatkan lebih banyak tekanan dan ketegangan,” tutur pebalap yang juga memegang jumlah kemenangan terbanyak sepanjang sejarah itu.
“Saya kira ia terlihat sebagai yang terbaik karena ia memiliki banyak pengalaman dan tentu saja ia memiliki keuntungan angka.”
Ketika ditanyai seberapa besar peluang Rossi untuk juara, Agostini menjawab: delapan puluh persen.
Sementara itu pebalap veteran Italia, Max Biaggi, masih bimbang ketika ditanya prediksinya tentang juara MotoGP musim ini.
Mantan pebalap Honda dan Yamaha itu ingin Jorge Lorenzo yang jadi juara, namun yakin peluang Valentino Rossi lebih besar untuk mewujudkannya.
Biaggi yang pernah jadi rival Rossi di awal 2000an adalah sahabat Lorenzo dan sudah menjadi pendukung setia selama bertahun-tahun. Karena itulah, Biaggi lebih memilih Lorenzo dibandingkan Rossi yang sama-sama berasal dari Italia.
“Soal prediksi juara MotoGP, hati saya menginginkan Lorenzo, namun secara hitung-hitungan dan pemikiran, Rossi yang bakal jadi juara,” tutur Biaggi seperti dikutip dari TuttoMotoriweb.
Meski banyak yang menyebut Lorenzo dan Marquez lebih cepat dari Rossi, namun Biaggi tetap menilai keberhasilan The Doctor duduk di puncak klasemen bukanlah sebagai sebuah keberuntungan belaka.
“Ketika pebalap lain lebih cepat (Marquez dan Lorenzo), namun ada seorang pebalap yang berada di depan mereka, itu berarti pembalap tersebut menggunakan seluruh pengalaman dan skill yang dimiliknya.”
“Lorenzo dan Marquez memang melakukan kesalahan, namun keberhasilan Rossi berada di atas klasemen jelas bukan keberuntungan semata,” tutur Biaggi.
Terlepas siapa yang bakal jadi juara di akhir musim, Biaggi meyakini bahwa duel yang tersaji di lima seri tersisa MotoGP bakal makin menarik.
“Balapan di San Marino merupakan salah satu perlombaan terbaik bila dilihat dari kacamata saya sebagai penonton.”
“Dari balapan tersebut bisa dilihat bagaimana keputusan seorang pebalap di masa krusial memengaruhi jalannya perlombaan,” tutur Biaggi.
Meski demikian, Biaggi juga menegaskan bahwa balapan di GP San Marino juga menyisakan kesedihan bagi Lorenzo yang gagal finis karena terjatuh.
“Saya menemaninya sepanjang malam untuk meredakan kekecewaan dan kekesalannya. Itulah gunanya seorang teman,” tutur Biaggi.