Site icon nuga.co

Saman, Tari Yang Kini Jadi Milik Dunia

Jangan pernah mengabai tari  Saman

Sebuah tarian yang berasal dari Gayo Lues.

Tari yang  yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad

Syair dalam tarian saman mempergunakan bahasa Gayo

Dan, dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo Lues

Untuk Anda tahu. tari saman telah  ditetapkan oleh unesco sembilan tahun lalu sebagai daftar representatif budaya tak benda  warisan manusia.

Tari tradisional ini termasuk dalam kategori seni tari yang sangat menarik, karena kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan.

Para penari yang menampilkan Tari Saman dapat mempertunjukkan gerakan yang serentak, dan mengikuti irama musik yang harmonis.

Semua yang gerakan teratur terlihat seperti digerakkan oleh satu tubuh, sehingga bisa menghasilkan tarian yang kompak mengikuti musik yang dinamis.

Pantas saja Tari Saman ini mampu memikat hati banyak penikmat seni tari tradisional. Bahkan, tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga dari mancanegara.

Tarian Saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman:

Tepuk tangan dan tepuk dada.Diduga,ketika menyebarkan agama islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno,kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah islam demi memudakan dakwahnya.

Dalam konteks kekinian,tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.

Tari  ini juga sering dipertontonkan di luar negeri dalam acara-acara resmi Pemerintah Indonesia.

Hebatnya lagi, tidak jarang Tari Saman bisa memenangkan kompetisi tari tradisional tingkat internasional, sehingga dapat mengharumkan nama bangsa  di mata negara-negara lainnya di dunia.

Tari tradisional Iini sendiri awalnya hanyalah permainan rakyat yang disebut Pok Ane. Tapi, sekitar abad keempat belas, seorang ulama di dataran tinggi Gayo Lues bernama Syekh Saman menambahkan syair-syair yang berisi ungkapan pujian kepada Allah SWT dalam tarian ini, dan dikombinasikan dengan tepukan-tepukan para penari yang memiliki irama dinamis.

Tarian ini secara keseluruhannya mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.

Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat memberi nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.

Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan berkesinambungan. Pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat.

Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara grup tamu dengan grup sepangkalan (dua grup). Penilaian dititik beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan syair yang disajikan oleh pihak lawan.

Tari saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.

Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut syekh. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna.

Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria. dan dalam konteks masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat resmi, seperti kunjungan tamu-tamu antar kabupaten dan negara, atau dalam pembukaan sebuah festival dan acara lainnya.

Tarian Saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar  yakni tepuk tangan dan tepuk dada.

Diduga, ketika menyebarkan agama Islam, Syekh Saman mempelajari tarian Melayu kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah islam demi memudakan dakwahnya .

Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.

Tari Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini menggunakan bahasa Bahasa Gayo).

Pada umumnya, tarian saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Pendapat lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang lebih dari sepuluh orang, dengan rincian delapan penari dan dua orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.

Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak.

Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syekh. Selain mengatur gerakan para penari, syekh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman, yaitu ganit.

Exit mobile version