Laman situs “San Marino Della Sports,” Selasa pagi WIB, 27 Oktober 2015, menantang Race Direction, otoritas MotoGP, untuk bisa membuktikan bahwa Valentino Rossi benar-benar menendang Marc Marquez di lap ketujuh, tikungan keempat belas, pada balapan seri ketujuh belas di Sepang Circuit, Malaysia, Minggu, 25 Oktober 2015.
“San Marino” menulis, insiden jatuhnya Marc Marquez hanya ada di tiga rekaman video dan satu pun tidak menjelaskan kalau Rossi benar-benar menendang pebalap asal Spanyol itu.
Menurut media Italia itu dari rekaman video pertama yang terlihat dari sisi Marquez, kemudian dari helikopter, dari depan, dan dari sisi kanan atau belakang Rossi.
Dari tiga tayangan video tersebut, yang paling mendekati untuk menunjukkan insiden tersebut adalah rekaman video dari sisi kiri Marquez.
Pada putaran ketujuh dalam MotoGP Malaysia akhir pekan lalu Marquez terjatuh dan disinyalir karena tendangan Rossi.
Insiden itu pun menimbulkan pro dan kontra. Walhasil, usai balap Race Direction MotoGP memutuskan Rossi dengan penalti, sementara Marquez tanpa sanksi.
Usai keputusan itu dibuat Race Director MotoGP Mike Webb mengatakan tak memiliki rekaman video yang jelas untuk membuktikan Rossi menendang Marquez. Walau begitu, ujar Webb, pihaknya yakin kontak antara Rossi dan Marquez itu disengaja.
Dua pebalap, baik Rossi dan Marquez, telah menyampaikan pendapat mereka atas insiden tersebut. Namun dari perspektif masing-masing.
Di mata awam, dari tiga rekaman video yang tersedia di publik, kaki kiri Rossi memang terlihat bergerak tepat sebelum Marquez terjatuh. Itu terlihat dari gerakan dengkul yang mengangkat lalu turun dan kembali lagi.
Namun, sebelum itu terjadi helm Marquez justru lebih dulu melakukan kontak dengan bagian Rossi. Di situlah yang kemudian membuat pro-kontra insiden Rossi-Marquez masih berlangsung hingga saat ini.
Hal itu akan tetap menjadi pro-kontra. Dan, mengundang pertanyaan apakah kamera yang berada di motor dan helm.
Seperti dikutip dari situs MotoGP, pada seri ketujuh MotoGP di Assen, Belanda pada Juli silam menandai tiga puluh tahun penggunaan kamera on board dalam balap MotoGP.
Teknologi itu semula dibuat pihak luar hingga Dorna membuat tim riset dan pengembangan sendiri.
Kini tampilan dari kamera on board itu sudah memiliki kualitas tajam Kamera on board ini ada di beberapa titik pada motor pebalap termasuk di bagian belakang dan dekat pijakan kaki.
Tapi pertanyaannya, apakah rekaman kamera on board itu bisa menjawab insiden Rossi-Marquez dengan jelas?
Dalam sengitnya perebutan posisi ketiga dalam balapan di Sepang, Rossi dan Marquez saling salip menyalip sejak lap ke empat.
Salah satunya, setidaknya ada sembilan kali saling salip antara Rossi dan Marquez pada lap ke lima. Puncaknya adalah ketika Marquez terjatuh pada putaran ketujuh.
“Apakah Marc harus mundur dan membiarkan Valentino pergi? saya kira ada banyak ‘pikiran’ di atas papra kedua pebalap itu,” kata Mamola seperti dikutip dari situs MotoGP tentang pendapatnya atas insiden Rossi-Marquez
Di Sirkuit Sepang, Rossi dan Marquez terlibat aksi saling salip menyalip sejak awal balapan. Rossi yang kehilangan kendali emosi karena melihat manuver Marquez, kemudian terlihat menendang Marquez di tikungan keempat belas putaran ketujuh, menyebabkan pebalap Spanyol tersebut terjatuh dan tak bisa meneruskan balapan.
Pengawas balapan memutuskan tiga poin penalti untuk Rossi. Karena sebelumnya pernah mendapatkan satu poin penalti, maka total penalti yang dikoleksi Rossi menjadi empat angka. Sebagai konsekuensi, Rossi harus membalap dari grid paling belakang.
Pertikaian antara Rossi dan Marquez ini bukan terjadi seketika. Tensi antar-keduanya meningkat terutama setelah dalam konferensi pers jelang MotoGP Malaysia, Rossi menuduh Marquez telah membantu Jorge Lorenzo dalam perebutan gelar juara dunia.
“Saya melihat target Marquez bukan hanya untuk memenangi balapan, tapi juga membantu Lorenzo dan merebut poin dari saya. Sudah jelas sejak balapan di Phillip Island, Lorenzo mendapatkan pendukung baru,” kata Rossi kala itu.