Ransomware WannaCry atau disebut juga WannaCrypt dipastikan menjadi serangan cyber terbesar di dunia.
Selain dampaknya terhadap pelayanan informasi teknologi yang “macet,” penyebarannya jugai telah mencakup ratusan negara dan masih ada kemungkinan meluas.
Seperti diungkapkan Head of Europol, Rob Wainwright,penyebaran WannaCry benar-benar di luar dugaan dan tergolong serangan cyber terbesar.
Sekarang saja program jahat itu sudah menyerang lebih dari dua ratus ribu korban di sekitar seratus lima puluh negara.
“Pasti kami akan mendapatkan alat untuk melakukan dekripsi, tapi sementara waktu ini, program jahat itu masih merupakan ancaman hidup dan kami masih dalam mode pemulihan pasca bencana,” terang Wainwirght.
Para ahli keamanan cyber juga menyebutkan bahwa efek serangan WannaCry ini telah melumpuhkan banyak rumah sakit, perusahaan besar, dan kantor pemerintah.
Sebagian besar serangan menarget Rusia, Ukraina dan Taiwan.
Selain itu, seperti diberitakan CNN, hari ini, Selasa, 16 Mei, serangan WannaCry juga berdampak besar ke negara lain, yakni Inggris, China, Amerika Serikat dan Indonesia.
Di Inggris setidaknya ada 16 rumah sakit yagn tergabung dalam jaringan National Health Service atau NHS menjadi korban serangan WannaCry.
Beberapa di antara rumah sakit yang diserang itu bahkan mesti meminta pasien membatalkan janji dengan dokter karena sistem mereka terganggu.
Di China,perusahaan keamanan internet Qihoo360 mengedarkan peringatan bahaya karena WannaCry telah menyerang sejumlah besar kampus dan komputer milik pelajar.
Bahkan sistem pembayaran digital di beberapa stasiun pengisian bahan bakar setempat mesti offline karena masalah tersebut.
Di Amerika Serikat, serangan WannaCry menghantam raksasa logistik Fedex.
Selain itu, dua perusahaan telekomunikasi besar, Telefonica di Spanyol dan Megafon di Rusia juga dihantam serangan WannaCry. Begitu pula dengan kantor perusahaan otomotif Nissan di Inggris.
WannaCry juga telah menyerang sampai ke Indonesia.
Setidaknya sejak Sabtu, diketahui sudah ada dua rumah sakit yang diserang WannaCry, yakni Dharmais dan Harapan Kita.
Dan Indonesia juga telah mengumumkan langkah pencegahan terkait penyebaran ransomware WannaCry.
Para ahli cyber mengatakan bahwa penyebaran ransomware WannaCry telah dihentikan oleh seorang peneliti keamanan di Inggris.
Namun peretas yang mengembangkan program jahat itu mengakut telah mengantisipasi penghentian itu dengan menyebarkan WannaCry versi kedua.
Soal WannaCry versi kedua ini, National Cyber Security Center Inggris mengatakan bahwa belum ditemukan adanya indikasi serangan baru.
Tapi mereka memperingatkan bahwa kemungkinan ada sejumlah infeksi yang belum terdeteksi, dan infeksi WannaCry yang ada sekarang pun masih berpotensi menular.
Sekadar diketahui, WannaCry merupakan program jahat jenis ransomware yang sanggup masuk ke komputer dan menyandera data-data pribadi di dalamya.
Ransomware memasang enkripsi atau kunci pada data-data itu sehingga sang pemilik tidak bisa mengaksesnya.
Pemilik biasanya diminta mengirim sejumlah uang untuk menebus data-data tersebut
Para ahli juga mendeteksi aka nada serangan Ransomware atau Malware WannaCry Decryptor versi 2.
Selang beberapa setelah Malware WannaCry itu menyerang, muncul Malware WannaCry versi 2. Kami mendeteksi virus itu tidak jauh berbeda dengan WannaCry versi 1
Meskipun demikian, dia mengungkapkan sampai dengan saat ini, pihaknya masih terus mempelajari Malware WannaCry versi 2 tersebut.
Oleh karena itu, kepada seluruh masyarakat agar tidak membuka sembarang dokumen yang ada di komputer maupun laptop.
Harus dipastikan sistem patch-nya sudah diperbarui jangan menggunakan sistem operasi Windows yang tidak resmi alias bajakan. Dikhawatirkan virus itu asal menyerang, tidak ada target tertentu, jadi siapa saja bisa kena.
Seperti diketahui, telah terjadi fenomena serangan siber di beberapa negara, termasuk Indonesia. Serangan siber itu bersifat masif serta menyerang sumber daya sangat penting. Serangan itu bisa dikategorikan teroris siber.
Serangan siber yang menyerang Indonesia berjenis Ransomware. Ransomware adalah jenis malicious software atau malware yang menyerang komputer korban dengan cara mengunci komputer korban atau melakukan enkripsi semua data yang ada sehingga tidak bisa diakses kembali.
Tahun ini, jenis ransomware baru telah muncul dan diperkirakan bisa memakan banyak korban.
Ransomware baru itu disebut WannaCry yang mengincar komputer berbasis Windows yang memiliki kelemahan terkait fungsi Server Message Block yang dijalankan di komputer tersebut.
Saat ini, diduga serangan WannaCry sudah memakan banyak korban di berbagai negara.