Vicente Calderon, Rabu dinihari WIB, 18 Maret 2015, hampir saja menjadi saksi tragedi nasib buruk Atletico Madrid atas Bayer Leverkusen pada laga leg kedua babak enam besar Liga Champions, setelah keduanya harus menyudahi laga lewat adu penalti.
Dalam pertandingan kandangnya ini, hinga waktu normal dan perpanjangan waktu, Atletico hanya bisa menang satu gol yang dicetak Mario Suarez.
Pertandingan di babak extra time, tak menghasilkan gol tambahan sehingga laga harus ditentukan lewat adu penalti.
Di babak adu penalti, tiga eksekutor Atletico sukses menjalankan tugasnya.
Sementara tiga penendang Leverkusen gagal menyarangkan bola.
Sepakan Stefan Kiessling yang merupakan penendang terakhir Leverkusen melambung sehingga memastikan kemenangan untuk Atletico.
Dalam laga kandangnya ini penampilan Atletico kurang menggigit.
“Atletico sedang berada dalam kondisi labil. Mereka bisa mengalahkan Real Madrid dua kali, tetapi tidak saat berhadapan Leverkusen,” tulis “Marca,” 18 Maret 2015.
“Mereka tidak bergairah. Ini adalah tantangan terbesar Atletico di perempat final, jika kami ingin melaju ke babak berikutnya. Mefreka harus kerja Dan mereka hanya beruntung karena memanfaatkan tekanan fansi,” kritik “marca.”
Dengan sedikit nyeleneh “marca” mengejek Atletico karena diuntungkan oleh daya magis Estadio Vicente Calderon.
Dalam laga itu, Atletico Madrid dipaksa Leverkusen harap-harap cemas.
Ya, El Atleti melenggang ke perempatfinal usai memenangi drama adu penalti atas Werkself –julukan Leverkusen.
Mengusung misi membalikkan ketertinggalan satu gol dari pertemuan sebelumnya, Atletico langsung menerapkan permainan menyerang.
Mario Suarez sukses membuat publik Vicente Calderon bersorak berkat golnya yang sekaligus membuat agregat menjadi imbang.
Tak ada lagi gol yang tercipta hingga perpanjangan waktu. Pertandingan pun harus dilanjutkan melalui adu penalti.
Beruntung, Rojiblancos memenangi babak tos-tosan dengan keunggulan tiga banding dua.
Pasukan Diego Simeone tersebut juga patut berterima kasih kepada kiper Jan Oblak.
Tak hanya Oblak yang pantas diberikan sanjungan, menurut Suarez para suporter yang memadati Vicente Calderon juga memiliki peranan yang penting.
Gelandang timnas Spanyol itu juga tidak takut siapa yang akan menjadi lawan di fase selanjutnya.
“Liga Champions adalah kompetisi terbaik dan kami tahu akan sulit mulai sekarang. Kami tampil bagus di laga melawan Leverkusen, fans membantu kami dan Oblak sangat bagus dalam adu penalti,” kata Suarez, seperti dilansir Football-Espana, Rabu, 18 Maret 2015.
“Apa yang membedakan kami adalah, kami merupakan sebuah tim, bahkan dengan beberapa pemain yang absen.”
“ Babak selanjutnya? Kami akan melihat siapa yang akan menjadi lawan, yang pasti mereka adalah yang terbaik. Tapi, takkan ada satu pun yang menginginkan melawan kami,” lanjutnya.
Mario Suarez tak mau pilih-pilih lawan di perempatfinal usai Atletico Madrid menyingkirkan Bayer Leverkusen melalui adu penalti. Namun, Mario Suarez yakin tak ada tim yang senang menghadapi Atletico.
Setelah kemenangan Atletico, sudah ada enam tim yang memastikan diri maju ke babak delapan besar. Sebelum Atletico, mereka adalah Paris St. Germain, Bayern Munich, Real Madrid, Porto, dan AS Monaco.
Di perempatfinal, tim-tim dalam federasi sepakbola yang sama bisa saling berhadapan.
Ini artinya, Atletico bisa saja berjumpa dengan Real Madrid dan tim favorit juara lainnya Bayern Munich.
“Liga Champions adalah kompetisi yang terbaik dan kami tahu bahwa sejak saat ini untuk lolos akan sangat sulit,” ucap dia seperti yang dilansir As.
“Kami sudah bermain bagus di laga leg kedua ini, fans banyak membantu serta Oblak tampil bagus sekali di adu penalti.”
“Kami tidak masalah siapa yang akan terundi dengan kami. Siapapun lawannya, mereka adalah klubk-klub top. Tidak ada yang ingin melawan kami, sejak saat ini hanya tim yang terbaik yang masih bertahan. Tidak ada gunanya memilih lawan karena semuanya akan sama sulitnya.”
Pengundian babak perempatfinal akan digelar pada Jumat, 20 Maret 2015.
sumber : as, marca dan uefa.com