Barcelona memenuhi janjinya membunuh ambisi Juventus memenangkan final Champions League, sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai “gladiator” di tiga event, dua diantaranya La Liga dan Copa del Rey, dengan “treble winner.”
Kemenangan ini juga melengkapi kehebatan trio mereka, Lionel Messi, Neymar dan Luis Suarez, sebagai pencetak gol paling banyak mengalahkan trio Madrid dan seluruh trio yang ada di klub manapun.
Kehebatan Barca ini langsung di respon oleh pemain Juventus, Paul Pogba, usai pertandingan dengan mengakui Barcacelona dan tri Messi, Neimar dan Suarez sebagai pembunuh paling mengerikan.
Pogba mengatakan, ia sempat berpikir bisa memenangkan final liga paling bergengsi di Eropa ini. Optimisme itu muncul saat Alvaro Morata mampu menyamakan kedudukan dari gol Rakitic.
“Tapi saat mereka mencetak gol kedua, kami mulai menurun. Dan gol ketiga mereka itu seperti membunuh kami,” kata Pogba seperti dikutip dari Football Espana.
Pogba memuji penampilan Barcelona yang menurutnya memang lebih baik dari Juventus. Pemain yang dikabarkan akan merapat dengan lawannya di final ini juga mengakui bahwa Barcelona memiliki banyak hal yang tak ada di Juventus.
“Jadi, saya ucapkan selamat untuk mereka,” tutur Pogba.
Dua gol Barcelona pun kembali bersarang di gawang yang dijaga salah satu kiper terbaik dunia, Buffon. Juventus pun akhirnya “menyerah” kalah.
Kini, Juventus bisa kembali ke Italia mengantongi kekalahan keenam mereka di final Liga Champions dengan kepala tegak. Tak perlu ada sedih, karena yang mereka tampilkan di pertandingan ini merupakan perlawanan yang layak dibanggakan.
Tak hanya Pogba yang merasakan impresif Barca, kapten sekaligus penjaga gawang Juventus, Gianluigi Buffon, tahu tentang kekalahan timnya dini hari tadi dari Barcelona
Seperti dikutip dari media Spanyol, AS, pemain gaek itu mengaku di tengah pertandingan dirinya sempat percaya Juventus msaih tetap bisa pulang dari Berlin membawa trofi Liga Champions.
Asa itu muncul setelah Alvaro Morata mencetak gol yang menyamakan kedudukan pada menit ke-55. Juventus memang ketinggalan lebih dulu dari Barcelona pada menit keempat lewat Ivan Rakitic.
Buffon sempat melakukan penyelamatan krusial beberapa saat setelah Morata mencetak gol. Sepakan keras penyerang Barcelona, Luis Suarez dari sisi kiri dalam skema serangan balik berhasil ditepis olehnya.
Sayang, pada menit ke-68, Suarez betul-betul menjebol gawang Buffon. Kekalahan itu pun makin terasa setelah Neymar mencetak gol terakhir bagi Barcelona di ujung pertandingan
“Saya seorang pria yang selalu tahu bagaimana menangani momen-momen sukacita dan kecewa dengan seimbang,” kata Buffon. “Ini adalah bagian kekecewaan yang sebuah olahraga berikan kepada Anda.”
Bagi Buffon pribadi sebetulnya Berlin adalah kota yang penuh kenangan. Pasalnya di kota itulah ia mengangkat Trofi Piala Dunia 2006 bersama timnas Italia.
Musim ini, Juventus yang memenangkan Scudetto Serie A untuk keempat kali secara berturut-turut pun sama dengan Barcelona yaitu terancam menutup musim dengan tiga trofi.
Selain Scudetto, Juventus juga berhasil memenangkan Coppa Italia.
“Kami berbagi banyak momen sukacita yang luar biasa dengan para penggemar kami. Memalukan tidak menyelesaikan final ini dengan baik dalam perjalanan ini,” tukas pria yang mengawali karier sepak bola bersama klub Parma tersebut.
“Kami semua kecewa dan Andrea mengekspresikan perasaannya dengan tegar,” kata Buffon menceritakan situasi yang dihadapi rekan timnya, sang playmaker, Pirlo.
Setelah pertandingan berakhir Pirlo terlihat menunduk dan menitikkan air mata seraya berjalan ke pinggir lapangan. Apalagi gelandang berusia 36 tahun itu pun disebut-sebut akan menyelesaikan kariernya di Juventus musim ini.
Selain itu, secara keseluruhan, Juventus mengakui perbedaan kualitas tim mereka dengan Barcelona. Pengalaman besar yang dipunyai Blaugrana juga disebuti memegang peran besar.
Barzagli mengakui start timnya tak apik karena langsung kebobolan di menit ke-4. Namun berhasil bangkit, menyamakan kedudukan, dan beberapa kali merepotkan Barca. Catatan statistik menunjukkan hal ini.
“Kami tahu kualitas mereka, kami mengerahkan segala yang kami punya di lapangan dan Barcelona layak mendapatkan kredit atas talenta yang mereka punyai,” kata Barzagli kepada Sky Sport Italia.
“Kami menjaga kepala kami tetap tegak, meski kalah di sebuah final selalu sulit untuk diterima. Sulit untuk menganalisis pertandingan saat ini.”
“Kami memang tidak memulai dengan baik, tapi menegaskan kepada diri kami untuk terus bertahan di laga ini yang kami lakukan dengan menyamakan kedudukan dan selama sepuluh menit terakhir benar-benar menakuti Barcelona.”
“Pada akhirnya kualitas mereka membuat perbedaan. Tidak ada satupun yang suka mengalami kekalahan, jadi ini sulit untuk diterima,” ujarnya seperti dikutip Football Italia.
Bagi eks pemain Vfl Wolfsburg itu, kekalahan dari Barca justru jadi sebuah pengalaman berharga untuk Juve ke depannya. Dia berharap timnya bisa kembali ke final dalam waktu dekat.
“Tidak, kenangan Piala Dunia akan bertahan selamanya. Saya sempat berharap mewujudkan mimpi lain. Itu tidak terjadi tapi kami menjaga diri kami tetap tegar,” ujar Barzagli.
skysports, as, marca dan football italia