Atletico Madrid menjadi tim “super” sebagai pembunuh paling “berdarah dingin,” usai i menjegal Barcelona dua gol tanpa balas di Vicente Calderon, Kamis dinihari WIB, 14 April 2016, pada leg kedua dan mencatatkan diri sebagai tim yang dua kali membuat “Blaugrama,” gugur, baik di Liga Champions maupun Piala Spanyol sejak ditangani Luis Enrique
Diego Simeone membantah Atletico Madrid membuat kejutan karena mampu mengempaskan Barcelona di babak perempat final Liga Champions.
“Tidak. Ini bukan kejutan, tapi sukses menghidupan moto siapa pun bisa dikalahkan,” kata Diego Simeone.
Tak hanya piawai meramu strategi di lapangan, pelatih asal Argentina itu memang dikenal sebagai motivator ulung bagi anak asuhnya.
Frasa ‘tak pernah berhenti percaya’ selalu dilontarkan ke telinga penggawa Rojiblancos.
“Moto ‘tak pernah berhenti percaya’ sudah mendarah daging di klub ini. Kami tidak pernah menyerah, dan kami sangat kuat di segala aspek dalam pertandingan,” kata Simeone seperti dikutip dari Football Espana.
Kemenangan di Vicente Calderon itu mengantarkan Atleti lolos ke semifinal dengan unggul agregat tiga gol berbanding dua setelah sebelumnya kalah dari Barca pada leg pertama di Camp Nou.
Simeone mengaku bangga dengan kerja keras seluruh pemain untuk menjaga mimpi tertinggi di setiap laga, tak terkecuali menghadapi tim terbaik Eropa Barcelona.
Gabi dkk tampil spartan menjaga wilayahnya masing-masing dan menutup setiap celah bagi para penggawa Blaugrana.
Pertahanan kuat Atleti juga diimbangi dengan skenario serangan balik cepat dan mematikan yang diakhiri sempurna oleh Antoine Griezmann.
Alhasil, dua gol Griezmann menjadi hukuman bagi barisan pertahanan Blaugrana yang kurang sigap mengantisipasi situasi serangan balik.
“Idenya adalah mencetak satu gol di babak pertama dan bertarung untuk merebut bola dari lawan,” ujar Simeone mengungkapkan strateginya mengalahkan Barca.
Entah ada hubungannya atau tidak, Lionel Messi tampil dan mandul dalam membuat assist maupun gol, saat itulah Barcelona pun tumpul.
Itulah yang terjadi dalam tiga laga terakhir di La Liga.
Termasuk laga dua leg perempat final Liga Champions, Messi tak mencetak gol maupun assists di lima laga.
Di tiga laga terakhir La Liga, Barcelona gagal memetik poin penuh sembilan poin–hanya satu poin yang didapat saat imbang lawan Villareal.
Lainnya, kalah dari Real Madrid dan Real Sociedad.
Kemudian pada leg pertama perempat final, meski menang dua berbanding satu gol, Messi pun gagal mencetak gol apalagi assists.
Di laga leg dua perempat final Liga Champions itu, Pelatih Barca Luis Enrique menurunkan Trio MSN, Messi-Suarez-Neymar, sepanjang pertandingant.
Namun, trio ini terlihat kesulitan menembus pertahanan Diego Godin.
Messi hanya melepaskan tiga tembakan yang mengarah ke gawang Atleti yang dikawal Jan Oblak. Dua off target, dan satu berhasil diblok Oblak.
Kemandulan Messi itu pun seolah membiarkan rivalnya Cristiano Ronaldo berlari sendiri memburu gelar top skor tanpa terkejar.
Ronaldo telah mencetak enam belas gol setelah hattrick yang membuat timnya lolos ke semifinal Liga Champions sehari sebelumnya.
Kapten tim Rojiblancos itu pun mengingatkan rekan-rekannya agar bermain total menghadapi pemuncak klasemen sementara di La Liga Spanyol itu.
Gabi sendiri diharapkan bisa melakukan penjagaan ekstra ketat terhadap Lionel Messi. Meski demikian, ia menolak menyebut timnya hanya mewaspadai satu atau dua pemain Barcelona.
“Sulit bersiap melawan Messi. Saya lebih memilih bersiap menghadapi Barcelona, bukan Messi, yang bakal sangat mengganggu tim kami,” ujar Gabi.
Dengan berpikir seperti itu, menurutnya Atletico juga bisa menutup ruang gerak Messi, termasuk dengan pemain Barcelona lainnya. “Meskipun bakal sulit, kami akan lihat dimana posisinya nanti saat tampil di Vicente Calderon,” tutur Gabi.
Gelandang itu pun mengungkapkan satu lagi kunci sukses untuk mengimbangi permainan Barcelona nanti.
“Kuncinya adalah tetap mengendalikan emosi, tahu persis permainan sendiri nanti,” ujarnya.
Pala leg pertama di Camp Nou, Atletico harus mendapatkan enam kartu kuning dan satu kartu merah saat menghadapi pertarungan sengit menghadapi Barcelona. Satu kartu kuning diberikan kepada striker mereka, Fernando Torres.
Sementara di pihak Barcelona ada tiga kartu kuning yang diberikan wasit. “Tim ini (Atletico) tahu betul sejak tiga atau empat tahun bagaimana cara memainkan pertandingan nanti,” ungkapnya.
Gabi juga mengomentari sejumlah rekan setimnya yang kemungkinan akan dimainkan, Yannick Ferreira-Carrasco dan Torres yang tak bisa dimainkan karena terkena kartu merah.
“Saat Carrasco bergabung, ia lebih lemah. Ia belajar bagaimana bersaing di Atletico. Ia bisa mengganggu keseimbangan tim lawan di posisi sayap, ia merupakan pemain berbeda,” tutur Gabi.
Sedangkan absennya Torres, memang sedikit disayangkan sang kapten, mengingat ini bakal jadi laga penting bagi timnya. “Saya tahu Fernando Torres banyak berkontribusi di tim. Ia sudah memberikan gol dan kecepatannya sangat penting untuk tim ini,” beber Gabi.
“ Tapi semoga tim bisa mengatasi masalah ini dan pemain yang menggantikannya bisa tampil lebih baik.”