Brasil sempat “kacau” dan jadi amukan media gara-gara berpindahnya ban kapten tim “samba” itu lewat “kudeta” senyap, yang dilakukan Dunga terhadap Thiago Silva, dan menyerahkannya kepada neymar da Silva. Internal tim nasional Brasil pun sempat geger ketika terjadi dua blok perseteruan.
Dunga, sang pelatih pengganti Felippe, memang telah memutuskan untuk mendemisionerkan Silva sebagai Capitão tim Samba. Ban kapten yang dilucuti dari lengan Silva itu pun jatuh ke tangan Neymar.
Silva yang merasa berang. Bek tengah Brasil itu “memuntahkan” kekecewaannya pada sejumlah media. Tumpahan kemarahan Silva ini ternyata, disalahartikan. Silva diklaim berang dan mempertanyakan apa dasar Dunga melengserkannya dari jabatan kapten Seleção.
Kocokan media terhadap berita itu menyebabkan Silva salah kaprah. Ia terpaksa meluruskan kembali pernyataannya dan mengaku sudah berdamai selepas berkesempatan bicara, baik dengan Neymar maupun Dunga.
“Saya menganggap Neymar seperti Adik saya dan itu takkan berubah hanya karena ban kapten,” tutur Silva mengklarifikasi, sebagaimana dilansir AF.
“Saya sangat menyayanginya. Saya orang yang tulus. Saya bilang padanya apa yang saya pikirkan dan itu tak mempengaruhi persahabatan kami. Saya gelisah karena saya tak tahu bagaimana mengekspresikan kata-kata saya yang dipelintir (media) dan saya ingin mengklarifikasi banyak hal,” tambahnya.
“Dia menerima penjelasan saya dan hal itu seolah melepas beban dari pundak saya. Semuanya sudah kembali normal di antara kami,” lanjut Silva lagi, di sela-sela jelang laga persahabatan Brasil melawan Austria.
Neymar pribadi mengaku sempat terkejut dengan pernyataan yang dikeluarkan Silva sebelumnya,: “Saya bilang pada semua rekan tim bahwa kami harus berhati-hati pada apa yang kita sampaikan,” timpal Neymar.
“Dia menelefon saya untuk membicarakan beberapa hal dan itu takkan berdampak pada keraguan hubungan kami. Saya bilang padanya bahwa saya tak punya komentar soal jabatan kapten saya saat ini,” sambungnya.
“Hal ini adalah persoalan hierarki seperti di klub. Semuanya sekarang sudah selesai. Buat saya jabatan kapten bukan suatu target. Saya pun tak mau mengorbankan apapun demi ban kapten. Tapi sekarang saya sudah terpilih, saya akan membawa tanggung jawab ini sebaik mungkin,” papar bintang Barcelona itu.
Pelatih Brasil, Dunga, ikut nimbrung menjelaskan keputusannya menjadikan Neymar sebagai kapten baru timnya. Menurut Dunga, Brasil memang membutuhkan lebih dari satu pemimpin di atas lapangan.
Neymar awalnya dipercaya mengenakan ban kapten Brasil ketika Thiago Silva absen karena cedera. Tapi, setelah Silva pulih dan kembali masuk skuat, ban kapten tetap melingkar di lengan Neymar.
Masalah ini sempat dikeluhkan oleh Silva. Dia merasa kurang sreg karena dirinya tidak diberi tahu lebih dulu oleh Dunga maupun Neymar terkait pergantian kapten.
Saat Brasil berujicoba dengan Austria di Ernst-Happel-Stadion, Wina, Rabu dinihari WIB, Silva memakai ban kapten pada menit-menit akhir setelah Neymar ditarik keluar.
“Hal yang paling penting adalah bukan siapa kaptennya, tapi siapa yang memimpin,” ujar Dunga di Soccerway.
“Kemarin saya sudah bilang dan saya mengulang lagi di sini bahwa kami menginginkan beberapa pemimpin. Kami tidak bisa cuma punya satu pemimpin di dalam tim,” katanya.
Berkat kemenangan dua gol berbanding satu atas Austria, berarti Brasil selalu menang dalam enam pertandingan persahabatan setelah Piala Dunia 2014 dan baru kebobolan satu gol. Hasil-hasil positif tersebut membuat Dunga bisa tersenyum.
“Hasil-hasil itu menunjukkan pekerjaan yang telah kami lakukan sejauh ini. Semua tim yang kami kalahkan; Kolombia, Ekuador, Argentina; cuma kalah dari Brasil,” katanya.
“Hal paling pentingnya adalah para pemain memahami cara kerja kami,” ujar mantan kapten timnas Brasil