Site icon nuga.co

Ibrahimovic “Si Sesumbar” Bermulut Besar

Zlatan Ibrahimovic?

Ya, “si sesumbar” yang sering bicara  tentang kehebatan-kehebatan dirinya.

Lantas?

Di usianya yang tiga puluh sembilan itu, ucapan dari mulutnya ternyata masih bisa dipertanggungjawabkan dengan baik dan benar.

Buktinya, laga derby milan antara Ac Milan melawan Inter MIlan jadi bukti terakhir kehebatannya.

Ibrahimovic terlihat mencolok di lini depan AC Milan karena ia belasan tahun lebih tua dibandingkan pemain-pemain lainnya. Namun, bukan hanya soal usia saja yang membuat Ibrahimovic terlihat jadi pembeda di lini depan Rossoneri.

Ibrahimovic baru saja menginjak usia tiga puluh sembilan  tahun pada awal  Oktober lalu. Usia setua itu jelas membuat ia sudah masuk dalam kategori pemain yang siap pensiun atau bahkan sudah layak pensiun.

Sosok Ibrahimovic jelas tak pantas jadi simbol regenerasi dan proyek jangka panjang yang tengah didengungkan oleh Milan.

Ibrahimovic seolah striker dari masa lalu yang coba diperas sisa-sisa tenaganya oleh Milan.

Dari banyaknya striker muda di Eropa, Milan memilih percaya bahkan terus berharap Ibrahimovic memperpanjang kontrak di Milan pada akhir musim lalu, sesuatu yang akhirnya direspons dengan baik oleh Ibrahimovic.

Namun Ibrahimovic seolah tak menganggap bahwa usia 39 tahun atau lebih tua sebagai batasan masa aktif pemain sepak bola.

Tingginya gairah Ibrahimovic untuk berprestasi membuatnya memilih kembali ke Eropa setelah menikmati dua musim di MLS, liga yang sering diidentikan dengan persiapan pemain bintang menuju pensiun.

Ibrahimovic seolah sadar bahwa api semangat dalam dirinya masih berkobar besar dan kembali ke Eropa untuk bermain bersama Milan adalah pilihan logis.

Salah satu hal yang menarik dari Ibrahimovic adalah soal kepercayaan diri yang ia miliki. Ibrahimovic menyatakan tanpa ragu bahwa Milan bisa jadi juara Liga Italia andai saja ia datang dari awal musim.

Kepercayaan diri level ini tentu tidak bisa dimiliki setiap orang. Lebih sulit lagi, kepercayaan diri macam ini tidak akan bisa diwujudkan oleh semua orang.

Namun Ibrahimovic jelas membuktikan bahwa ia telah menunjukkan langkah yang tepat untuk membuktikan sesumbar yang ia ucapkan di musim lalu.

Dalam laga lawan Inter Milan di derby della Madoninna, gol cepat Ibrahimovic jadi penentu.

Pada momen gol pertama, Ibrahimovic dengan cerdik memanfaatkan keagresifan Aleksandar Kolarov. Ibrahimovic tinggal menyesuaikannya dan menjatuhkan diri saat tekel Kolarov mengenai kakinya.

Eksekusi penalti Ibrahimovic memang gagal, namun yang terpenting ia bisa mencetak gol memanfaatkan bola liar yang terjadi setelahnya.

Belum selesai kekesalan Inter atas proses gol pertama, Ibrahimovic kembali menghukum Inter tiga menit kemudian. Gol ini jelas merupakan kombinasi kecepatan pemain-pemain muda Milan dan jam terbang tinggi Ibrahimovic.

Melihat Rafael Leao berlari cepat, Ibrahimovic menanti di tiang jauh. Leao mengirim umpan dan Ibrahimovic tanpa kesulitan meneruskan umpan matang itu menjadi gol.

Gol cepat Ibrahimovic ini kemudian hanya sanggup dibalas oleh sebuah gol Romelu Lukaku. Meski Ibrahimovic tak lagi menonjol di babak kedua, ia sukses menunaikan tugasnya mengantar Milan menang.

Kemenangan atas Inter ini merupakan penegasan bahwa Milan telah jadi penantang serius gelar Liga Italia musim ini. Juventus tidak hanya patut mewaspadai Atalanta, Inter Milan, Lazio, dan Napoli.

Mereka juga harus mengembalikan nama Milan sebagai rival mereka musim ini.

Empat pertandingan awal dengan nilai sempurna jelas jadi bukti kuat Milan sudah kembali ke arena pertarungan perebutan gelar.

Kombinasi pemain-pemain muda yang cepat, agresif, dan lapar dipimpin Ibrahimovic yang punya kematangan dan mental juara. Kombinasi ini yang membuat Milan bisa meledak di awal musim, bahkan meraih kemenangan ketika Ibrahimovic harus absen karena Covid

Perjalanan Milan menuju gelar juara Liga Italia masih jauh karena banyak ujian yang mesti mereka lewati. Namun merujuk penampilan Milan semenjak Ibrahimovic datang, rasanya sesumbar Ibrahimovic sejauh ini berhasil ditepati olehnya.

Mulut besar Ibrahimovic benar-benar memberikan ancaman nyata, bukan hanya sekadar gertakan semata.

Exit mobile version