Pro kontra terhadap kehadiran Edinson Cavani di “the red devils” masih saja menjadi “santapan” media Inggris dengan mewawancarai legenda klub elite Liga Primer itu.
Sebut saja pendapat dua mantan bintang United Paul Scholes dan Dwight York.
Kedua berbeda [endapat secara tajam tentang didatangkannya Cavani kei Old Trafford. Scholes menyebut kedatangan pemain Paris Saint Germain itu aneh
“Faktor usia menjadi rujukan Scholes untuk menyimpulkan kedatangannya aneh,” tulis media Inggris “mirror.
Sedangkan pendapat York, yang juga legenda “the red devils” kebijakan manajemen pantas diacungi jempol.
Paul Scholes menilai The Red Devils telaj salah kaprah dan membuat keputusan aneh dengan merekrut Edinson Cavani dengan status bebas transfer pada hari terakhir bursa transfer.
Scholes mengungkapkan MU telat membeli Cavani. Menurutnya perekrutan Cavani seharusnya dilakukan lima tahun lalu saat sang pemain belum berusia tiga puluh tiga tahun.
Oleh karena itu, Scholes tidak memiliki ekspektasi apapun terhadap Cavani.
Ia menilai Cavani sudah terlalu tua.ya dia bakal pensiun. “Dia tidak banyak bermain untuk PSG musim lalu,” ujar Scholes kepada Stadium Astro seperti dilansir Daily Mail.
Scholes meyakini Cavani lebih cocok didatangkan dengan skema pinjaman ketimbang disodori kontrak selama dua tahun. Hal ini mengacu langkah Sir Alex Ferguson, dulunya, yang mendatangkan penyerang berusia gaek, Henrik Larsson
“Saya memikirkan penyerang yang kami miliki. Cavani, dia seharusnya jadi pemain yang datang dengan skema pinjaman,” ucapnya.
“Jika Anda kesulitan tanpa penyerang tengah maka seharusnya pinjam pemain dua atau tiga bulan untuk melewati periode sulit. Mirip dengan apa yang dilakukan Henrik Larsson.”
“Saya melihat Cavani seperti itu, bukan datang pada usia tiga puluh tiga tahun untuk menandatangani kontrak dua tahun. Saya merasa sangat aneh,” ia melanjutkan
Sementara itu, legenda Setan Merah lainnya Dwight Yorke tidak melihat keanehan dari manajmen United dalam mendatangkan Cavani.
Ia bahkan memuji keputusan klub mendatangkan Cavani Kedatangan Cavani disebut Yorke membuat lini depan membuat sama kuatnya dengan Liverpool dan Manchester City.
Kehadiran Cavani menambah kualitas di lini depan MU. Cavani akan bahu-membahu dengan trio yang tidak tergantikan musim lalu; Marcus Rashford, Anthony Martial, dan Mason Greenwood.
“Saya pikir kita setara dengan yang terbaik-jelas Liverpool dan City, sekarang Anda melihat tiga pemain depan Tottenham dan mereka adalah ancaman,” ujar Yorke seperti dilansir Daily Mail.
“Saya pikir tiga pemain depan kami, dan mungkin empat pemain depan bersama Cavani, bisa berada di sana. Bisnis yang bagus untuk apa yang kita butuhkan saat ini.”
Liverpool punya lini depan yang berbahaya dengan trio Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino. Selain itu, mereka juga memiliki Diogo Jota, Divock Origi, Alex Oxlade-Chamberlain, Xherdan Shaqiri, dan Takumi Minamino di bangku cadangan.
Sedangkan Man City punya pemain-pemain sekelas Sergio Aguero, Raheem Sterling, Gabriel Jesus, Riyad Mahrez, Ferran Torres, hingga Bernardo Silva yang bisa ditempatkan sebagai tiga pemain depan.
Cavani sendiri datang dengan status bebas transfer setelah kontraknya habis bersama Paris Saint-Germain pada akhir musim lalu.
Penyerang asal Uruguay itu dikontrak selama dua tahun.
Cavani mengikuti jejak Zlatan Ibrahimovic yang bergabung dengan MU setelah pergi dari PSG. Ketika itu, Ibrahimovic berhasil membantu MU memenangi Piala Liga Inggris dan Liga Europa.
Ibrahimovic bisa jadi contoh nyata bagi Cavani. Striker papan atas yang bernasib beda saat mencicipi atmosfer Liga Inggris.
Ibra yang gabung MU di usia tiga puluh lima tahun, justru mampu bersinar. Ia menjalani musim pertama dengan fantastis meski diganggu cedera panjang di tahun kedua.
Bomber asal Swedia itu membuktikan usia hanya sekadar angka karena hingga detik ini masih produktif bikin gol bersama Milan
Cavani sendiri tidak melihat usia sebagai halangan untuk mengukir prestasi. Penyerang asal Uruguay itu bahkan bertekad untuk mengukir prestasi selama dua tahun memakai kostum “the red devils” itu
“Saya bergabung dengan salah satu klub terbesar di dunia dan saya pikir salah satu tujuannya, sebagai sebuah klub, untuk menang dan jadi juara,” kata Cavani