Site icon nuga.co

Kemustahilan dari MU di Old Trafford

Manchester United menepis badai yang ditiupkan Olympiakos, ketika mereka berada di titik nadir, dengan membalikkan kemustahilan di “The Theatre of Dreams” Minggu dinihari WIB, 20 Maret 2014, lewat kemenangan bersejarah mereka di babak perdelapan final putaran kedua Champions League.

“Ini kemustahilan. Tapi tidak ada yang tidak mungkin terjadi di Old Trafford. Sebuah keajaiaban,” komentar Bob Wilkins yang tampil sebagai pengamat di jaringan televisi berbayar “Sky TV” pada siaran “live”nya ketika Robin van Persie menyelesaikan “hat-trick.”

Dengan suara tercekat dan menyapu wajahnya, Wilkins, yang dalam preview-nya secara terus menerus menempatkan Manchester United sebagai “underdog” pada laga kedua di Old Trafford ini, setelah “Iblis Merah” itu kalah dua gol tanpa balas di putaran pertama, terpaksa meralat semua prediksinya.

“Malam semuanya telah benderang. Badai telah berlalu. United menjungkirbalikkan semua prediksi. Kami kalah. Bukan Olympiakos yang tersingkir. Tapi semua pengamat dan penganalisis,” ujar kolomnis sepakbola di “Daily Mail” itu.

“Tiga gol cukup van Persie,” tulis “The Mirror” dalam media “online” di edisi Kamis pagi WIB. “Mirror” mengomentari tiga gol Persie sebagai kemenangan telak dari MU. Dan MU melangkah ke perempat final dengan agregat gol tiga banding dua.

Manchester United emang sempat berada di ujung tanduk ketika kalah dua gol tanpa valas dari Olympiakos pada leg perdelapan final Liga Champions. Namun, Setan Merah mampu keluar dari situasi buruk itu dengan membalikkan keadaan ketika menang tiga gol dari Yunani itu Old Trafford, Manchester.

Kemenangan tersebut bukan hanya sangat berarti bagi MU, yang memburu trofi Liga Champions sebagai satu-satunya gelar pada musim ini, tetapi mereka pun membuat sejarah.

Untuk pertama kalinya The Red Devils berhasil lolos meskipun sempat mengalami defisit dua gol di kompetisi ini, dan mereka menjadi tim keenam yang mampu membalikkan keadaan setelah sempat tertinggal dua gol atau lebih, di era Liga Champions.

MU memang hanya tinggal mengandalkan gelar Liga Champions musim ini agar bisa kembali tampil di kompetisi tersebut pada musim depan.

Berada di posisi ketujuh klasemen sementara dan tertinggal 12 angka dari Manchester City di peringkat keempat, yang menjadi batas akhir zona Liga Champions untuk Liga Inggris, nyaris mustahil bagi Wayne Rooney dan kawan-kawan untuk ambil bagian di musim mendatang jika mereka tersingkir pada tahun ini.

Robin van Persie menjadi bintang MU dalam duel di “The Theatre of Dreams”. Pasalnya, striker tim nasional Belanda ini memborong semua gol Setan Merah, yang tengah terseok-seok di ajang Premier League sehingga dipastikan takkan mampu mempertahankan gelarnya.

Ini untuk pertama kalinya MU lolos ke perempat final Liga Champions sejak tahun 2011 dan mereka terus memelihara asa merengkut trofi berkuping besar ini setelah 1968, ketika masih bernama Piala Eropa, serta 1999 dan 2008 saat sudah bernama Liga Champions.

Pemain tertua MU, Ryan Giggs, yang menjadi inspirator timnya di laga itu, hanya bisa mengatakan,”Ini keganjilan.” Giggs yang mengendalikan gol pertama The Red Devils saat umpannya dari sayap kiri tepat mengarah ke Van Persie di dalam kotak penalty, hanya mengangkat tangannya ketika pertandingan usai

Giggs juga berkontribusi pada terciptanya gol kedua. Dia menciptakan key pass kepada Wayne Rooney, sehingga Rooney bisa lolos dari jebakan offside dan lantas mengirim assist pada Van Persie.

“Jumlah pertandingan yang dia mainkan di Liga Champions sungguh luar biasa. Dia fantastis, umpan yang dia buat berbuah dua gol, dia jenderal sepakbola, dia sebuah keganjilan,” sanjung Moyes

Sementara itu bagi Olympiakos, hasil ini membuat mereka belum mampu mengakhiri “kutukan” selalu kalah di tanah Inggris. Sebab, dengan kekalahan ini raksasa Liga Yunani tersebut untuk ke-dua belas kalinya harus pulang dengan kepala tertunduk lesu, serta rata-rata kemasukan tiga gol.

Pelatih Olympiakos Michel menyebut tim besutannya membuang-buang peluang saat dijamu Manchester United. Dia juga memuji kiper ‘Setan Merah’ David De Gea yang tampil bagus.

“Kami mempunyai peluang, tapi gagal untuk mengubahnya menjadi gol. Tim yang tak bisa memanfaatkan peluan untuk mencetak gol di level ini, bakal membayarnya,” kata Michel di situs resmi UEFA.

“David De Gea merupakan salah satu pemain terbaik United, mungkin itu yang menjelaskan bahwa 3-0 menjadi skor akhirnya.”

“Kami mempunyai ekspektasi yang besar dan hasil akhirnya mengecewakan kami. Itu terlalu banyak, itu merupakan hukuman yang kejam buat para pemain kami yang sudah berusaha keras,” ujarnya dengan nada getir.

Exit mobile version