Pelatih “The Soton,” Ronald Koeman, belum bisa menerima kenyataan timnya dikalahkan Manchester United dalam laga krusial di pekan kelima belas Premier League, Selasa dinihari WIB, 09 Desember 2014, di St.Mary’s Stadium. Koeman mengklaim timnya bermain jauh lebih baik dari “The Red Devils.”
Laga itu sendiri bagi kedua tim tidak hanya ajang persaingan memperebutkan posisi tiga klasemen liga, tapi juga wujud rivalitas antar dua pelatih, Ronald Koeman dan Louis van Gaal.
Kedua pelatih itu berasal dari Belanda. Keduanya pernah bersama di Barcelona, ketika van Gaal jadi manajer dan Koeman sebagai asisten. Mereka juga menjadi “duet” di Ayax, ketika itu Koeman sebagai pelatih dan van Gaal menjabat Direktur Teknik.
Tentang laga St. Mary’s, Koeman ngotot mengatakan timnya tampil lebih baik dari Manchester United meski kalah. “MU mampu memanfaatkan peluang kecil, tim sayaa kurang memaksimalkan. Itu saja,” kata Koeman kepada Sky Sport dengan serius..
Menurut catatan pertandingan yang dirilis “whoscoread,” Soton tampil relatif lebih dominan Secara penguasaan bola, Soton unggul dengan persentase yang lebih tinggi dari MU.
Tidak hanya mendominasi laga, Southampton juga memiliki keunggulan peluang, dengan melepaskan lima belas tembakan, empat di antaranya mengarah ke gawang. Kubu MU cuma tiga kali melepaskan percobaan sepanjang laga di mana dua mengarah ke gawang dan berbuah gol.
Meski demikian, skor akhir membuktikan bahwa keunggulan statistik Soton sia-sia karena tampil kurang efisien. Sebaliknya MU mampu memanfaatkan kesempatan kecil untuk memenangi pertandingan.
Koeman pribadi tak ragu menyebut anak asuhnya tampil lebih baik dari sang lawan secara permainan. Yang jadi pembeda adalah bahwa MU mampu memaksimalkan kesalahan-kesalahan anak asuhnya.
“Kami menampilkan sepakbola menyerang dan mencoba menekan mereka. Kami layak mendapatkan hasil lebih baik tapi pada level ini perbedaannya ada di detail permainan dan bagaimana Anda menanganinya ketika lawan membuat kesalahan-kesalahan,” kata Koeman kepada Sky Sports dikutip BBC.
“Tapi kami mencatatkan lebih banyak peluang, bermain lebih baik, dan punya penguasaan bola lebih besar. Saya berkata pada para pemain, kami tidak kalah melawan United tapi kalah melawan diri sendiri,” imbuhnya.
Pada interval kedua, permainan banyak berubah. Di mana Southampton tampil lebih menyeramkan dan mendominasi pertandingan
Sebagai catatan, dua gol MU yang dicetak Robin van Persie merupakan hasil dari kesalahan pemain Soton. Gol pertama tercipta setelah back pass Jose Fonte terlalu pelan sehingga dicuri oleh Van Persie.
Sedangkan pada kebobolan yang kedua bermula ketika Nathaniel Clyne melakukan pelanggaran di area tepi lapangan tengah. Lini belakang The Saints lantas gagal mengantisipasi tendangan bebas Wayne Rooney dengan sempurna, membiarkan Van Persie berlari bebas dan menyambut bola.
Manajer Southampton Ronald Koeman amat menyayangkan dua gol Robin van Persie yang bersarang ke gawang timnya. Gol-gol itu disebut Koeman layaknya hadiah untuk penyerang Manchester United itu.
Koeman menyebut Van Persie menjadi pembeda dalam pertandingan itu. Kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh barisan pertahanan Southampton pun seolah menjadi hadiah untuk Van Persie.
“Van Persie adalah perbedaan malam ini karena dia mendapat dua hadiah tapi ketika dia mendapat hadiah seperti itu, dia mencetak gol. Kami tidak,” sahut Koeman kepada Sky Sports.
“Dia mengambil keuntungan dari kesalahan-kesalahan kami dengan kualitas yang dimilikinyan dan itu adalah perbedaannya,” lanjut pria asal Belanda itu.
Kekalahan atas United menjadi yang ketiga secara beruntun bagi Southampton di pentas Premier League. Hasil minor di partai kandang ini membuat Southampton harus rela turun ke urutan kelima dengan raihan dua puluh enam angka.
Sementara The Red Devils naik ke urutan ketiga dengan koleksi dua puluh delapan angka. Puncak klasemen sendiri masih ditempati Chelsea yang mengumpulkan tiga puluh enam angka, terpaut tiga angka dari Manchester City yang berada di posisi kedua.