“Pep” atau “Mou!” Keduanya, tulis “The Telegraph” dengan pasti.
Ya? “Pep” Guardiola atau Jose Mourinho. Keduanya, pasti, merupakan fenomena sepakbola Europa modern. Fenomena dari kebrilianan strategi dari latar belakang keduanya yang dari kutub permainan menyerang lewat kecerdikan “membaca” polarisasi fungsional pemain lawan dalam mengintrodusir siapa sebagai apa.
Keduanya, juga, datang dari belakang “sangat” Latin dalam mengadopsi basis pola permainan 4-3-3. Pola dari permainan menyerang dengan menempatkan sayap “gantung” yang berfungsi sebagai gelandang serang yang amat berbahaya.
Ingat, ketika di Madrid Jose memiliki Cristiano Ronaldo yang datang dari posisi “winger” yang nyaris memiliki dua fungsi. Penjelajah dan perusak. Dua fungsi itulah yang dieksploitir secara habis-habisan oleh Mou ketika ia melatih Real Madrid selama tiga musim.
Lantas bagaimana dengan “Pep.” Di Barca, ketika ia masih menjadi “bossas” di Nou Camp, Guardiola memiliki Iniesta. Ia juga memiliki Lionel Messi, yang tidak seluruhnya berfungsi sebagai “striker.”
Dalam kedua klub yang sama-sama pernah mereka latih ketika di La Liga, baik Mourinhi maupun Guardiola adalah “Latino” murni.
Lantas bagaimana ketika kedua berada di Chelsea dan Bayern Muenchen? Ada nuansa lain dari “Latino” yang mereka punyai. Mou memiliki “three muskater” Juan Mata, Oscar dan Ramirez. Sedangkan Guardiola punya Arjen Robben dan Frank Ribery.
Mana yang lebih hebat? “Kedua tim sama hebatnya,” tulis Sky Sport di laman sepakbolanya.
Namun begitu, Presiden Bayern Muenchen Uli Hoeness berpendapat, pelatih Josep ”Pep” Guardiola hebat dari Jose Mourinho. Tidak bisa dimungkiri, saat Guardiola membesut Barcelona dan Mourinho mengarsiteki ”El Real”, mereka bersaing ketat, khususnya dalam duel el clasico. Bahkan, kedua pelatih kerap terlibat perang kata-kata sebelum kedua tim bertemu.
Kali ini kedua pelatih akan kembali bersaing merebut Piala Super Eropa. Hoeness pun mengaku yakin, Guardiola akan membawa ”Die Roten” untuk pertama kalinya meraih gelar juara tersebut.
”Pep dan Mourinho bersaing dalam sebuah pertarungan menarik di Spanyol selama beberapa musim dan pelatih kami keluar sebagai pemenang,” ujar Hoeness kepada Sport Bild.
”Selalu ada tensi di antara mereka. Saya tak bicara kepada Pep tentang Mourinho, tetapi mereka bukan teman baik. Ini duel yang menarik dan menambah sesuatu yang ekstra pada pertandingan Jumat. Saya sangat menyukainya. Guardiola di satu sisi bersama kami dan Mourinho di sudut lain dengan tim top seperti Chelsea.”
Harus diingat Piala Super Eropa pasti akan menyajikan laga sengit ketika mereka bertemu di Eden Arena, Praha. Kedua tim memiliki materi pemain kelas dunia. Tak hanya itu, perang stratergi antara Josep ”Pep” Guardiola dan Jose Mourinho bakal mewarnai duel nanti.
Bayern boleh sedikit bangga dengan keputusannya merekrut Guardiola. Dari statistik pertemuan kedua pelatih, Guardiola lebih baik daripada Mourinho.
Karena itu, kubu ”Die Roten” optimistis Guardiola mampu mempersembahkan Piala Super Eropa. Bayern memang tak pernah mengecap gelar tersebut meskipun pernah tiga kali tampil di ajang ini pada 1975, 1976, dan 2001.