Hampir semua media terkenal Inggris, sejak pekan lalu, mengobarkan kembali “perang” yang pernah terjadi antara Jose Mporinho dengan Pep Guardiola, ketika keduanya terlibat persaingan di La Liga, dan kini akan melanjutkan “kekisruhan” itu di Premier League ketika keduanya berada di klub berbeda di satu kota, Manchester.
“Pertemuan kembali antara dua manajer rival bebuyutan memang tak terhindarkan lagi. Keduanya akan saling adu strategi dan karakter permainan pada klub masing-masing di Liga Primer Inggris,” tulis “mirror,” Rabu, 01 Juni 2016..
Guardiolan lebih dahulu merampungkan kontraknya dengan Manchester City untuk kemudian giliran Jose Mourinho yang mendarat di Old Trafford.
Diyakini oleh media Inggris kehadiran dua pelatih itu bakal menambah sengit rivalitas dua bebuyutan di Manchester Raya.
Meski demikian, Mourinho mengaku enggan terganggu dengan kedatangan Guardiola di Liga Primer Inggris.
“Pengalaman kami tak akan membiarkan kami untuk menjadi tak bersalah,” ucap Mourinho.
Mourinho dan Guardiola pertama kali bersua sebagai lawan saat keduanya masih menangani dua klub rival di La Liga Spanyol.
Mourinho berada di Real Madrid, sedangkan Guardiola menangani Lionel Messi dan kawan-kawan di Barcelona.
“Saya bersama Guardiola selama dua tahun di liga, siapapun bisa jadi juara nanti,” kata Mou.
Menurutnya, hanya buang-buang waktu jika ia hanya memikirkan persaingannya dengan Guardiola.
“Di sini, jika saya fokus kepadanya atau kepada saya sendiri, juara akan jatuh ke tangan manajer lainnya,” ungkap mantan pelatih Chelsea itu.
Sementara itu, Mou disebut-sebut bakal merekrut gelandang Sporting Lisbon, Joao Mario.
Namun, ia menampik rumor tersebut. ” Saya tak akan mengambil pemain manapun dari Portugal,” tegas Mou
Tentang persaingannya dengan Josep Guardiola pada masa lalu, Mou menilai itu bukanlah fokusnya pada Premier League.
Dengan status manajer Manchester United, Mou diyakini akan mengulangi persaingan ketika dia dan Guardiola berada di La Liga
Di mata Mourinho, persaingan di Premier League berbeda jauh dengan La Liga.
Di Spanyol, kompetisi dikuasai oleh Barcelona dan Real Madrid.
Atletico Madrid baru “mengganggu” dalam tiga tahun terakhir.
“Selama dua tahun, gelar juara dipastikan menjadi milik saya atau Guardiola. Di sini, apabila saya fokus kepada dia atau sebaliknya, gelar juara akan menjadi milik manajer lain,” tutur Mourinho.
Penuturan Mourinho mengacu deretan manajer tenar yang menangani klub Inggris.
Tengok saja Antonio Conte, Juergen Klopp, Arsene Wenger, dan Claudio Ranieri. Keempatnya pernah menjuarai liga domestik.
Guardiola juga bukan satu-satunya “momok” Mourinho di Premier League. Predikat tersebut pantas disematkan kepada Klopp.
Klopp mencatatkan enam puluh persen kemenangan dari lima duel kontra Mourinho. Adapun Guardiola menang sebanyak delapan kali atas Mourinho dalam enam belas pertemuan.
Jose Mourinho sering berupaya mencuri hati suporter Manchester United pada masa lalu.
Pengakuan Mourinho terlontar setelah Manchester United mengumumkan dirinya sebagai manajer baru.
Bagi suporter Manchester United, sosok Mourinho tidaklah asing. Namun, pria asal Portugal itu selalu datang sebagai lawan, bukan kawan.
Sebanyak dua puluh laga kontra Manchester United dilakoni Mourinho, empat belas di antaranya bersama Chelsea.
Hasilnya, tim asuhan Mourinho meraih sembilan kemenangan dan hanya menelan tiga kekalahan.
“Saya sering bermain di Old Trafford. Ada empati yang saya rasakan. Bahkan, apa yang saya katakan kadang membuat klub tidak senang,” kata Mourinho.
“Saat membawa Real Madrid ke Old Trafford, saya mengatakan bahwa tim terbaik kalah. Tidak banyak orang di Real Madrid merasa senang dengan penuturan tersebut,” ucap dia.
Mourinho juga diharapkan bisa membina hubungan baik dengan suporter. Manajer terdahulu, Louis van Gaal, gagal melakukannya karena memeragakan taktik defensif.
Terkait hal ini, Mourinho meminta suporter untuk melupakan periode dua manajer terakhir, yaitu Van Gaal dan David Moyes.
Mereka tidak mampu memberikan trofi Premier League untuk publik Old Trafford.
“Saya berpikir, kami harus membentuk perspektif. Salah satunya, tiga tahun terakhir adalah sejarah. Saya lebih memilih untuk melupakannya,” kata Mourinho.