Masa depan Mourinho di Stamford Bridge tidak akan bisa diusik setelah manajemen “The Blues” memberi kepercayaan kepadanya untuk memperbaiki performa “The Blues” menyusul serangkaian hasil buruk dalam beberapa laga terakhir.
“Kami yakin Mourinho mampu membangkitkan klub dari keterpurukan,” tulis rilis resmi Chelsea di blognya Selasa, 06 Oktober 2015.
Rilis resmi manajemen Chelsea ini disampaikan ke publik untuk menenangkan situasi tim dan memberi kenyamanan bagi pemain untuk menghadapi berbagai laga berikutnya.
Seperti yang diketahui, posisi Mourinho sebagai pelatih kepala The Blues mendapatkan sorotan tajam setelah menjalani awal musim yang sangat buruk di Liga Primer musim ini, meski tahun lalu mereka mengakhiri kompetisi sebagai juara.
Pada laga terakhir di kandang sendiri, Chelsea dipermalukan oleh Southampton dengan skor tiga gol berbanding satu dan membuat mereka duduk di posisi enam belas klasemen sementara, dengan hanya meraih dua kemenangan dari delapan laga.
Namun, meski demikian klub masih sepenuhnya mendukung pelatih asal Portugal tersebut.
“Klub ingin menegaskan bahwa Jose terus mendapatkan dukungan penuh dari kami,” tulis pernyataan klub.
“Seperti yang Jose katakan, hasil akhir tidak cukup bagus dan performa tim harus ditingkatkan.
Bagaimanapun juga, kami yakin bahwa kami memiliki manajer yang tepat untuk membalikkan keadaan musim ini dan bahwa dia memiliki skuat yang mampu mewujudkannya.”
Mourinho sendiri menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur dari jabatannya kecuali anak asuhnya menginginkan demikian.
Kekisruhan media terhadap eksistensi Mourinho di Chelsea, memaksa manajemen menggelar pertemuan untuk mendiskusikan masa depan Jose Mourinho, yang belakangan mendapat tekanan berat atas pencapaian klub.
Menurut laporan The Telegraph, pembahasan mengenai masa depan Mourinho telah dilakukan. Hanya saja, manajer asal Portugal itu masih akan dipertahankan sesuai visi manajemen klub yang ingin membentuk dinasti kepemimpinan.
Chelsea akan kembali beraksi dalam kampanye liga domestik dengan menghadapi Aston Villa pada 17 Oktober 2015 mendatang.
Selain menghadapi penampilan yang buruk, Mourinho juga menuai sanksi usai berkomentar pedas saat The Blues dikalahkan
Mourinho kembali mendapat dakwaan hukuman dari Federasi Sepakbola Inggris buntut dari komentar pedasnya itu.
Menanggapi kekalahan The Blues, Mourinho berpendapat bahwa pasukannya layak mendapat penalti saat kedudukan masih seri, di mana ada momen kala Radamel Falcao berduel dengan Marten Stekelenburg.
Klaim penalti tidak dikabulkan dan Mou menilai wasit takut untuk memberikan timnya hadiah penalti.
“Jelas wasit takut memberi penalti kepada Chelsea. Saat pertandingan masih imbang dan ada klaim penalti yang pasti. Jika FA mau menghukum saya, silakan. Itu bukan masalah,” ujarnya kepada Sky Sports News.
Pernyataannyaitu membuatnya didakwa oleh FA, yang melalui situs resmi mengumumkan rilisnya dan akan memberikan waktu hingga Kamis, 08 Oktober 2015 sore waktu London, Inggris, untuk memberikan respon atas dakwaan yang ada.
“Diduga pernyataannya merupakan perilaku yang tidak benar, bahwa ia menuduh dan/atau menyiratkan bias terhadap ofisial pertandingan dan/atau membawa pertandingan ke sebuah kehinaan,” demikian bunyi pernyataan resmi pihak FA.
Sementara itu mantan gelandang Chelsea Decoi memuji kemampuan Mourinho dalam menggunakan media untuk kepentingannya sendiri.
Ia memberi acungan jempol atas kemampuan Jose Mourinho dalam mengendalikan media.
Mou sering melayangkan komentar di media, beberapa di antaranya bahkan kontroversial. Namun menurut Deco, yang pernah bekerja dengan Mourinho di Porto, hal tersebut merupakan kelebihan Mourinho.
“Mourinho mungkin merupakan satu-satunya pelatih yang tahu seluk beluk pers dan ia bisa menggunakannya untuk kepentingan sendiri,” ungkap Deco pada ESPN.
“Ia berpikir tentang apa yang bakal mereka katakan dan ia menggunakannya. Lalu semuanya menjadi permainan, strategi pemasaran.”
‘Kadang ia menggunakan pers sebagai alat untuk memotivasi para pemainnya. Saya pikir, kadang ia berlebihan soal hal ini, tetapi ia tahun dengan benar apa yang ia lakukan dan ia bermain-main dengan persi setiap saat.”
“Saya ingat ketika kami masih di Porto dan ada rivalitas dengan Benfica. Ia adalah jagoan dalam menggunakan pers dengan cara yang tidak biasa,” tandas Deco.