Chelsea menempatkan Ronald Koeman, pelatih Southampton, sebagai pilihan teratas untuk menggantikan posisi Mourinho di Stamford Bridge setelah Roman Abramovich memutuskan untuk mendepaknya dari “The Blues.”
Nama Koeman makin berkibar bersamaan dengan melejitnya Southampton dalam persaingan Premier League dalam dua musim terakhir.
Koeman diyakini akan bisa mengembalikan kecerahan di Chelsea usai tercabik-cabik oleh pertengkaran antara pemain dengan Jose Mourinho yang menyebabkan klub juara Premier League musim lalu itu berada di urutan keenam belas Liga Primer.
Posisi ini sangat menakutkan karena terpaut dengan satu tim lainnya untuk terjun ke jurang degradasi.
Munculnya nama Koeman memang sangat mengejutkan
Seperti ditulis media terkenal Inggris, “The Telegraph,” penunjukan Koeman sebagai pelatih di Stamford Bridge bersifat sementara hingga menjelang habisnya kompetisi musim ini.
Dalam berita sebelumnya, Roman Abramovich selaku pemilik klub dikabarkan akan menggelar pertemuan dengan para anggota manajemen hari ini waktu setempat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi hasil pertemuan yang digelar Abramovich dengan manajemen klub.
Selain nama Koeman, Chelsea juga dikaitkan dengan dua nama pelatih papan atas Eropa, Carlo Ancelotti dan Pep Guardiola.
Tanpa peduli dengan pencopotan dirinya, Jose Mourinho tak bisa menahan kemarahan atas reaksi dari striker cadangan Chelsea Loic Remy.
Menurutnya, Mourinho merupakan orang yang harus dipersalahkan terkait keterpurukan Chelsea musim ini.
Seperti diketahui, Mourinho menuding ada pemain yang coba ‘berkhianat’. Menyusul kekalahan yang kembali diderita Chelsea akhir pekan lalu.
“Situasi sulit jika harus menunjuk satu atau dua pemain. Kami semua harus mencoba lebih kompak, tidak membuat kesalahan dan mencetak gol,” kata Remy seperti dilansir Express, Kamis, 17 Desember 2015
“Manajer yang menentukan pemain. Dan siapapun yang bermain, pasti akan mengerahkan kemampuan terbaiknya, begitu juga dengan pemain cadangan,” lanjut dia.
Remy menambahkan, keterpurukan Chelsea musim ini juga memukul mental para pemain, bukan hanya Mourinho saja. Dan dia pun meminta The Blues tetap solid dan bangkit dan situasi buruk saat ini.
“Tidak ada yang percaya situasi buruk ini menimpa kami, karena kami juara tahun lalu. Usaha para pemain memang belum cukup (untuk meraih kemenangan), dan saya tidak tahu kenapa,” kata dia.
“Kami kecewa bukan karena kalah, tapi karena kami harus bermain lebih baik lagi untuk bisa meraih kemenangan,” lanjut Remy
Llain lagi dengan dengan pernyataan beek Chelsea, Gary Cahill.
Ia menegaskan timnya bukanlah robot yang selalu bisa tampil sempurna di setiap laga. Walau begitu, dia yakin The Blues akan terus berusaha kembali ke performa terbaiknya.
Cahill menilai situasi ini adalah hal yang biasa di dunia sepakbola.
“Setiap menit karier Anda tidak akan berjalan mulu, secara individu dan kolektif, dan tidak setiap musim berjalan seperti yang Anda inginkan. Tapi, ini soal bagaimana Anda bereaksi,” kata Cahill di situs resmi Chelsea.
“Anda bukan robot, Anda tidak akan selalu tampil dengan nilai bagus di setiap laga. Tapi ketika semua tidak berjalan baik, Anda bekerja lebih keras dan menantikan reaksi. Saya yakin kami akan membalikkan keadaan ini,” sambung bek asal Australia ini.
Meski menegaskan Chelsea tak akan terdegradasi, Cahill menyatakan kalau persaingan timnya ke empat besar sudah hampir pasti tertutup.
Berlainan dengan sikap pemainnya, legenda Arsenal, Thierry Henry memiliki pendapat berbeda terkait keterpurukan Chelsea musim ini.
Dia menilai, situasi buruk ini disebabkan performa buruk seluruh pemain, bukan pelatih.
Banyak yang menganggap, keterpurukan Chelsa ini disebabkan sosok manajer Jose Mourinho. Alhasil, rumor pun mengemuka, jika pelatih asal Portugal itu bakal ditendang manajemen klub.
Namun, Henry menilai, kesalahan terbesar bukan ada di pundak Mourinho. Mantan pemain asal Prancis tersebut menyebut, para pemain yang harus disalahkan, karena rangkaian hasil buruk yang dialami.
“Konflik dengan dokter, Mourinho konflik dengan wasit. Saya selalu membela para pemain. Tapi maaf, kali ini situasinya karena kualitas tim,” kata Henry seperti dilansir Tribal Football, kamis, 17 Desember 2015.
“Situasi ini terlihat seperti ini situasi sulit buat mereka. Anda bisa saja menyalahkan bosnya, tetapi saya juga berpikir di momen seperti ini, Anda juga bisa menyalahkan para pemain.”