Louis van Gaal dengan nada marah menyalahkan media Inggris sebagai “teroris” dengan menebarkan berita “bohong” bahwa ia sudah dipecat oleh Manchester United bersamaan dengan kekalahan beruntun “The Red Devils” di tiga laga terakhir.
Menghadiri konferensi pers “wajib” hanya empat menit lebih secara terpaksa, dua hari menjelang laga Manchester United melawan Stoke City di pekan ketujuh belas Premier League, Gaal dengan wajah geram menuding media di Inggris sebagai penghasut.
“Saya berusaha untuk mengangkat kepercayaan diri pemain. Semua sudah saya lakukan sepekan terakhir, bertemu dengan mereka dan juga staf tim. Saya mengadakan perjamuan Natal dan saya merasa memiliki dukungan dari semua pihak di Carrington.”
Dia tak mampu menyembunyikan rasa kecewanya dengan pemberitaan media terkait masa depannya.
Isu pemecatan menghantui Van Gaal setelah United gagal memenangi enam pertandingan terakhir berbagai ajang.
Menurut Manchester Evening News, manajemen telah mengontak eks Manajer Chelsea, Jose Mourinho.
Di kesempatan itu, van Gaal mendapat pertanyaan terkait pernyataan dari Manajer Arsenal, Arsene Wenger.
Sebelumnya, Wenger mengatakan bahwa ada sikap tidak hormat di balik pemberitaan seputar jabatan Van Gaal.
Van Gaal malah menjawab, “Adakah orang di ruangan ini yang berniat meminta maaf kepada saya?”
“ Ini membuat saya bertanya-tanya.”
“Saya pikir saya sudah dipecat.”
“ Saya telah membaca bahwa saya dipecat. Menurut Anda, apa yang terjadi dengan istri, anak, cucu saya, suporter Manchester United, atau teman saya? Mereka menghubungi saya berkali-kali,” tutur Van Gaal.
Pemberitaan media-media Inggris memang mengecewakan van Gaal.
Bahkan, dia merasa enggan untuk menghadiri sesi konferensi pers.
“Apakah Anda berpikir bahwa saya ingin berbicara dengan media saat ini? “
“Tidak. Saya ada di sini karena aturan Premier League. Jadi, saya harus berbicara kepada Anda,” ucap Van Gaal.
Konferensi pers Van Gaal hanya berlangsung selama selama empat menit lima puluh delapan detik.
Cuma tiga pertanyaan yang dijawab oleh arsitek sepakbola asal Belanda ini.
Sebelum meninggalkan ruangan, dia mengatakan, “Saya mengucapkan selamat Natal dan juga Tahun Baru. Nikmatilah anggur dan mince pie. Selamat tinggal.”
Bersamaan dengan pernyataan van Gaal tersebut manajer Stoke City Mark Hughes meluncurkan perang psikologi terhadapya dengan mengatakan sang pelatih telah gagal menampilkan permainan sepak bola yang menghibur.
“Ada tanggung jawab untuk menghibur. Anda berada dalam sebuah panggung yang besar dan bermain untuk klub yang dimiliki dunia.”
“ Itu sudah menjadi cara bagi Manchester United. Itu seperti sudah menjadi bagian dari tenunan yang diprroduksi dari pabrik dan berada dalam tim,” kata Hughes seperti dikutip dari Sky Sports, Kamis 24 Desember 2015.
Hughes sendiri bukanlah sosok asing bagi permainan Setan Merah.Ia merupakan mantan pemain jebolan ManUtd di era delapan puluhan.
Dalam kariernya, Hughes ikut membantu Manchester United memenangkan dua gelar Liga Inggris, tiga piala FA, dan satu Piala Winner.
“Ada permintaan besar yang perlu dimainkan untuk Manchester Untied dan banyak pemain kesulitan untuk memenuhinya.”
“Selama bertahun-tahun ada pemain hebat yang pergi ke Manchester Untied dan tidak bisa memenuhi ekspetasi yang datang dengan menjadi pemain United,” kata Hughes.
Menjelang menghadapi Stoke City posisi Van Gaal sebagai manajer ManUtd berada tekanan. Ia bisa saja mengalami nasib sama seperti Jose Mourinho yang dipecat dari Chelsea pekan lalu.
“Anda seharusnya mengerti sebagai seorang manajer. Jika tim anda tidak berfungsi dengan baik, para pendukung anda akan berpikir mereka akan bertanya-tanya dan orang-orang akan menumpahkan frustrasi mereka kepada manajer. Jika tidak ada hal baru, dan itu tidak akan pernah ada perubahan,” kata Hughes.
Berlainan dengan Hughes, manajer Arsenal Arsene Wenger secara terus terang membela Louis van Gaal.
Dalam sebuah jumpa pers, Wenger meminta semua spekulasi yang dinilainya tak menghormati van Gaal dihentikan.
“Saya tidak ingin masuk ke dalam dunia spekulasi. Saya secara pribadi memiliki rasa hormat yang besar untuk Louis van Gaal dan saya kira apa yang terjadi pada saat ini tak terhormat,” kata Wenger seperti dikutip dari Reuters.
“Van Gaal sudah bekerja selama tiga puluh tahun dalam sepak bola dan telah melakukan kualitas kerja yang tak bisa dipercaya. Tentu saja dia berhak lebih banyak waktu.”
Selain posisi Van Gaal, posisi Manuel Pellegrini di Manchester City pun dalam tekanan menyusul tak dilanjutkannya kontrak Guardiola. Guardiola dikaitkan erat akan mengganti Pellegrini sebagai manajer ManCity.
“Guardiola adalah manajer dengan kualitas top. Tidak akan ada orang yang menolaknya,” kata Wenger.