Perancis berpesta.
Ya, Perancis memang pantas bepesta.
Kali ini Piala Dunia milik mereka.
Seperti dikatakan Antoine Griezmann, penyerang tim Prancis, ia sendiri belum sadar benar makna pencapaian mereka menjuarai Piala Dunia
Hanya saja, ia sudah berencana untuk merayakannya bersama-sama rakyat Prancis.
“Saya belum benar-benar menyadari sesungguhnya ini apa. Saya sangat bangga dengan tim ini, para pemain dan staf, anggota tim kepelatihan dan juga staf medis. Kami adalah kelompok yang bersatu,” kata sang penyerang timnas Prancis itu.
“Kami melakukan sesuatu yang luar biasa. Kami menciptakan sejarah dan kami akan menikmatinya. Kami akan bertemu dengan keluarga kami dan kami akan berpesta. Besok di Prancis pun sama, kami akan berpesta dengan rakyat Prancis.”
Di laga yang berakhir dengan skor empat befrbanding dua gol tersebut, Griezmann mencetak satu gol dari titik putih.
Ia juga didaulat FIFA menjadi Pemain Terbaik di laga puncak Piala Duni itu.
Gol-gol untuk Les Bleus lainnya dicetak oleh Paul Pogba, Kylian Mbappe, dan satu gol dari bunuh diri Mario Mandzukic.
Kesuksesan itu membuat Prancis mengulangi prestasi emas dua opuluh tahun lalu ketika juara di Piala Dunia di tanah sendiri.
Mbappe yang sepanjang Piala Dunia mencetak empat gol dan kemudan terpilih sebagai pemain muda terbaik di turnamen tersebut, mengatakan dirinya sangat bangga.
“Saya sangat bahagia. Saya bisa menunjukan ambisi pribadi serta ambisi kolektif untuk menang. Ini perjalanan yang panjang, tapi sangat berharga. Sekarang kami juara dunia dan sangat bangga,” ujar Mbappe seusai pertandingan.
“Ini hidup yang kami inginkan. Kami sangat bangga bisa membuat rakyat Prancis bahagia,” sambung penyerang Paris Saint-Germain it
Dalam laga itu kebaradaan Antoine Griezmann di lini depan bukan hanya sekadar penyerang.
Sang empunya nomor punggung tujuh itu menjadi sentral dalam setiap serangan Prancis.
Di gol pertama Prancis, Griezmann mengantarkan sepak pojok yang kemudian berbuah gol bunuh diri Mario Mandzukic.
Sementara di gol kedua, Griezmann didaulat menjadi algojo penalti. Dengan tenang pemain Atletico Madrid itu mengirimkan bola ke gawang, ketika kiper Danijel Subasic sudah melompat terlebih dahulu ke arah kanan.
Griezmann juga punya peran penting dalam gol ketiga Prancis yang dicetak oleh Paul Pogba.
Menerima bola umpan samping dari Kylian Mbappe, Griezamann kemudian berhasil menahan bola dan memberikannya kepada Pogba yang berada di luar kotak penalti.
Dari sanalah Pogba mengirimkan tendangan keras untuk membobol gawang Subasic.
Dalam skema Didier Deschamps yang lebih bermain bertahan dalam formasi terbaiknya
Griezmann sendiri berada di belakang Olivier Giroud dan lebih berfungsi memberikan suplai bola, ketimbang coba untuk mencetak gol itu sendiri.
Karena itulah ia sering kali terlihat turun ke lini tengah dan menjemput bola, baik dari N’Golo Kante atau Paul Pogba.
Bahkan Griezmann sendiri lima puluh dua kali menyentuh bola sepanjang pertandingan, kedua tertinggi di tim Prancis setelah Pogba.
Ini membuktikan betapa dinamis pergerakan Griezmann, meski ia berposisi sebagai striker.
Ia juga mencatatkan dua kali tekel dan satu kali menghalau bola ketika membantu Prancis menahan serangan Kroasia.
Satu hal lain yang membuat Griezmann layak dianugrahi pemain terbaik di pertandingan ini adalah perannya dalam bola-bola mati Prancis.
Selain menjadi penendang penalti, pengambil tembakan bebas, Griezmann juga kerap didaulat untuk mengeksekusi sepak pojok.
Tak heran FIFA juga memilih Griezmann sebagai pemain terbaik di pertandingan ini, meski beberapa pemain lainnya juga tampil mengesankan, seperti Mbappe atau Pogba.
Keduanya memang terlihat tajam dalam serangan-serangan Prancis, tapi Griezmann lebih terlibat dalam permainan secara keseluruhan.
Penampilan gemilang Griezmann ini kembali membuktikan bahwa ia adalah pemain yang bisa diandalkan terutama di fase gugur.
Dari delapan laga terakhirnya di fase gugur, termasuk Piala Eropa Griezmann mencetak delapan gol.