Site icon nuga.co

“Bumi Manusia ” Membuat Iwan Fals Kreatif

Penyanyi legendaris Iwan Fals membaca banyak karya Pramoedya Ananta Toer saat pemerintahan Orde Baru.

Larangan pemerintah saat itu tak mengurungkan niatnya untuk terus membaca Tetralogi Buru, termasuk Bumi Manusia.

“Saya baca Tetralogi Buru semuanya. Waktu itu bacanya masih ‘gelap-gelapan’ karena hanya baca bukunya Pak Pram saja kalau ketahuan kita bisa dipenjara waktu itu,” ujar Iwan Fals di kawasan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Namun, hal itu malah membuat Iwan semakin terkagum-kagum kepada penulis asal Jawa Tengah itu. Terkhusus Bumi Manusia, buku itu ditulis ketika Pram masih diasingkan di Pulau Buru bersama ribuan tahanan politik lain karena dicap sebagai komunis.

Pramoedya Ananta Toer, dalam Bumi Manusia, juga menggambarkan masa kolonialisme Belanda saat itu. Semua dimasukkan secuil demi secuil sehingga mirip dengan kondisi asli dan bisa dijadikan salah satu referensi sejarah meskipun fiktif.

“Saya  Pram luar biasa orang ini. Bagaimana Pram dalam waktunya diasingkan tak jadi sia-sia,” ucap Iwan.

Ia berterima kasih kepada Pramoedya Ananta Toer karena ‘menemani’ masa mudanya dengan karya-karya yang kuat dan mampu melecut pikiran untuk terus berkarya.

“Saya berterima kasih kepada Pak Pram karena menemani masa muda saya dengan bacaan semangat nasionalisme. Pas baca pagi tahu-tahu sudah sore, tahu-tahu sudah buka puasa. Tulisan Pak Pram sangat kuat dan membuat saya semangat menulis lagu,” tuturnya.

Hal serupa disampaikan penyanyi Once. Ia mengatakan dirinya membaca buku Pramoedya Ananta Toer saat sudah ‘terang benderang’. Dulu dirinya hanya mengetahui Pram merupakan penulis kelas dunia asal Indonesia dan yang menjadi satu-satunya yang diusulkan mendapat Nobel Sastra.

“Memang sangat menyentuh. Karakternya begitu hidup padahal dalam pengasingan risetnya relatif sedikit,” tutur Once.

Once dan Iwan Fals akan ‘menghidupkan’ Bumi Manusia melalui lagu nasional Ibu Pertiwi. Lagu itu akan menjadi satu-satunya lagu tema film Bumi Manusia yang disutradarai Hanung Bramantyo. Suara solois Fiersa Besari juga akan mewarnai lagu Ibu Pertiwi.

Film Bumi Manusia akan menampilkan Iqbaal Ramadhan sebagai Minke, Mawar Eva De Jongh sebagai Annelies, serta Sha Ine Febrianti sebagai Nyai Ontosoroh. Ia juga didukung aksi Ayu Laksmi, Donny Damara, Jerome Kurnia, Giorgino Abraham, Bryan Domani, Christian Sugiono, Ciara Brosnan, dan Hans de Krekker.

Bumi Manusia akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada  pertengahan Agustus, bersamaan dengan film yang diangkat dari karya Pramoedya Ananta Toer lainnya, Perburuan.

Sebelumnya, Iwan Fals, Once, dan bintang muda Fiersa Besari didapuk mengisi lagu tema film Bumi Manusia. Ketiganya akan menyanyikan lagu nasional Indonesia, Ibu Pertiwi dengan musik yang diaransemen ulang oleh Purwacaraka.

Iwan mengaku sangat senang ketika mengetahui dirinya ditawarkan mengisi satu-satunya pengisi lagu tema film ini.

“Saya senang sekali. Banyak cerita luar biasa dalam buku itu. Apalagi ini Ibu Pertiwi tahun berapa ini? Sebelum 1945 kan? Pasti seru lah,” kata Iwan

Hal serupa disampaikan Once. Namun, ia tak bisa menutupi kekhawatiran ketika awalnya ditawarkan mengisi lagu tema bersama Iwan Fals dan Fiersa. Menurutnya, Ibu Pertiwi merupakan lagu yang berat.

“Waktu itu kekhawatiran pertama saya mencocokkan suara saya dengan lagu itu. Kedua mencocokkan tiga penyanyi. Saya hampir selalu kekhawatiran range vocal, key-nya,” cerita Once.

Namun, kekhawatiran Once hilang setelah berkumpul dan mengeksplorasi musik bersama Purwacaraka dan Iwan Fals. Menurutnya, lagu Ibu Pertiwi menjadi lebih berwarna dengan tiga suara yang rangenya berbeda-beda.

“Saya agak lebih tenang. Lagu ini jadi jauh lebih berkekuatan lagi. Saya bangga dilibatkan. Semoga hasilnya bagus,” tutur Once.

Hal serupa disampaikan Purwacaraka. Menurutnya, jenis suara para pengisi lagu ini membuatnya bebas bereksplorasi. Namun, ia mengaku mengaransemen Ibu Pertiwi dengan nada-nada sederhana supaya lebih menyentuh.

“Menariknya Mas Iwan ambil (nada) rendah lebih seksi. Sementara Fiersa di rata-rata. Once di tinggi. Saya bisa start dari rendah naik lagi naik lagi karena menemukan tiga range berbeda,” cerita Purwacaraka.

Film ‘Bumi Manusia’ yang disutradarai Hanung Bramantyo ini diadaptasi langsung dari buku bertajuk senada karya Pramoedya Ananta Toer. Hanung mengatakan awalnya film ini tak akan memiliki lagu tema hingga dirinya mendengar Ibu Pertiwi di YouTube.

Menurutnya Ibu Pertiwi cocok dengan Bumi Manusia sebab dua-duanya sama-sama berbicara mengenai Indonesia.

“Saya iseng buka YouTube nemu Ibu Pertiwi kayaknya menarik. Bumi Manusia memang soal Ibu Pertiwi yang sedang bersusah hati. Sama dengan lagu ini,” ujar Hanung.

Ia berharap melalui lagi yang dinyanyikan Iwan Fals, Once dan Fiersa bisa mengajak anak bangsa semakin menyuarakan Indonesia.

“Pak Pram bicara soal Indonesia. Cucu dari karya [Bumi Manusia] adalah [bentuk] film. Jadi film ini menyuarakan Indonesia. Soundtrack itu cicit dari Pak Pram jadi juga menyuarakan Indonesia. Jadi kami enggak mau Ibu Pertiwi ini Bumi Manusia banget,” Hanung menjelaskan.

Bumi Manusia menceritakan kisah cinta dua anak manusia, Minke dan Annelies, saat pergelutan tanah kolonial awal Abad ke-20.

Minke merupakan pemuda Indonesia bersuku Jawa, anak seorang bupati, yang jatuh cinta pada Annelies seorang gadis Indo-Belanda, anak seorang Nyai.

Film yang dirilis pada pertengahan  Agustus ini akan dibintangi Iqbaal Ramadhan sebagai Minke, Mawar Eva De Jongh sebagai Annelies, serta Sha Ine Febrianti sebagai Nyai Ontosoroh.

Film ini juga akan didukung aksi Ayu Laksmi, Donny Damara, Jerome Kurnia, Giorgino Abraham, Bryan Domani, Christian Sugiono, Ciara Brosnan, dan Hans de Krekker.

Exit mobile version