Marshanda gagal mendapatkan hak asuh anak tinggalnya Sienna, setelah Pengadilan Agama Pusat melegalkan perceraiannya dengan Ben Kasyafani, Selasa siang, 25 November 2014, dan sedang berpikir untuk mengajukan banding.
Gagalnya Marshanda untuk mendapat hak asuh anak tunggalnya merupakan petaka atas pembenaran ia menderita penyakit jiwa bipolar.
Mendengar putusan tersebut, pihak Marshanda yang diwakili oleh kuasa hukumnya, Aldilla Warganda mengatakan masih pikir-pikir. Hal tersebut dilakukan Aldilla karena Marshanda tidak hadir pada sidang tersebut.
“Upaya hukum itu banding masih ada. Majelis bilang ini tingkat pertama, Hakim mengatakan ini belum kekuatan hukum tetap. Kami pikir-pikir untuk banding karena penggugat tidak hadir. Dikasih waktu dua minggu,” kata Aldilla.
Nantinya, Aldilla dan tim kuasa hukum Marshanda akan berunding untuk menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.
“Putusannya belum dapat, nanti kita pelajari dulu,” tandas Aldilla.
Dalam amar putusannya hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat menetapkan suami-istri, Ben Kasyafani dan Marshanda, sah bercerai. Mereka dinilai sudah tidak punya satu tujuan.
“Banyak mudaratnya. Perceraian akhirnya dikabulkan,” ungkap pengacara Chacha, Aldilla Warganda SH kepada Gerry Haryanto wartawan “nuga: di Jakarta
Pereraian mereka memang berjalan cukup alot. Salah satu alasannya karena gugatan hak asuh anak yang terus mereka perjuangkan.
Mulai dari bipolar yang diderita Chacha, hingga perbedaan agama sempat menjadi isu perceraian mereka. Bahkan, terakhir keduanya mengungkit adanya orang ketiga dalam rumah tangga mereka.
Pada sidang pembacaan vonis hakim itu Marshanda tidak hadir. Ben kasyafani hadir bersama pengacaranya dan menyatakan menerima keputusan.
Ben datang ke pengadilan tepat pukul 10.15 WIB. Ia mengenakan jas hitam Berbeda dengan Ben, Marshanda justru tak bisa hadir dalam persidangan yang mengagendakan vonis tersebut.
“Chacha nggak dateng, fix,” ujar pengacaranya.
Wajah tenang memang tampak dari Ben. Ia juga menjawab singkat ketika ditanya mengenai kesiapan sidang.
“Baik, terima kasih,” ujar Ben.
Sehari sebelum sidang pembacaan putusan baik Marshanda maupun Ben Ksyafani lewat pengacara masing-masing sudah menjalin pertemuan. Bahkan, kabarnya mereka telah menyepakati beberapa hal mengenai hak asuh anak.
Kemarin, Senin, 24 November 2014, menjelang vonis hakim, Chacha mengaku tak ada persiapan apapun kecuali berharap menjadi orangtua yang baik untuk anak semata wayangnya.
“Apapun keputusan besok, keduanya ingin jadi orangtua yang baik. Sudah komunikasi juga, mereka berdua sepakat untuk saling membagi waktu,” ungkap pengacara Chacha.
Di luar persidangan, Chacha dan Ben memang sudah mengadakan pertemuan. Meski harus bercerai, keduanya kompak untuk sang anak. Chacha menilai itu jadi satu-satunya cara terbaik untuk saat ini.
“Ben dan Chacha kompak asuh anak secara bersama,” ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya juga yakin hak asuh anak jatuh ke tangan Chacha. “Soal pengasuhan anak, dari pihak penggugat optimis ibu kandung dapat hak asuh,” tegasnya.
Chacha enggan berkomentar mengenai perceraiannya dengan Ben Kasyafani dan tentang hak asuh Sienna.
Chacha ditemui sewaktu melakukan sebuah pemotretan di bilangan Karet Tengsin, Jakarta Pusat. Usai menjalani pemotretan, ia terlihat tak ingin menemui awak media.
Chacha keluar dari basement gedung tersebut. Tak sepatah kata pun terucap dari bibirnya.
Jelang keputusan cerai, Chacha juga kabarnya sudah bertemu dengan sang anak yang kini tinggal di rumah Ben. Tak hanya itu, Chacha yakin hak asuh anak jatuh ke tangannya.
“Soal pengasuhan anak, dari pihak penggugat optimis ibu kandung dapat hak asuh,” ujar pengacara Chacha.
laporan wartawan “nuga” di jakarta, gerry haryanto