Rumah Anda sempit? Kesulitan untuk membagi ruang?
Kalau keduanya iya, maka cara menyiasatinya adalah membagi kamar tanpa menggunakan dinding.
Ya. Lazimnya memisahkan satu ruang dengan ruangan lainnya dilakukan dengan membangun dinding.
Ruangan perlu dipisahkan untuk menciptakan privasi atau kenyamanan tersendiri.
Namun, saat luas rumah tidak terlalu besar, atau Anda tinggal di sebuah apartemen, membagi ruangan cukup menyulitkan.
Sebagian orang merasa, mengatur interior rumah dengan konsep open space merupakan solusi yang tepat.
Pengaturan rumah semacam ini terbuka. Jadi, meski luas rumah tidak terlalu besar, namun interiornya tetap terasa lega dan segar.
Sayangnya, pengaturan semacam ini juga membawa tantangan. Konsep terbuka berarti juga minim sekat.
Lantas, bagaimana cara membagi ruang tanpa sekat, apalagi dengan dinding?
Jangan khawatir kontributor situs interior dan property “houzz.com ,” Jen Dalley punya jawabannya.
Dalley menyarankan Anda mengubah ketinggian lantai untuk membedakan atau menonjolkannya dari area lain.
Meski tidak ada dinding, perbedaan ketinggian membuat area tersebut tampak atau terasa istimewa. Tidak hanya meninggikan satu area. Anda juga bisa “menenggelamkan” area tersebut, membuatnya lebih rendah dari area lain.
Cara ini membuat area tersebut terasa lebih intim dan menenangkan.
Cara kedua merupakan kebalikannya.
Alih-alih membuat area panggung atau “menenggelamkan” satu area tertentu, berikan aksen berbeda pada plafon. Ada beberapa cara untuk memberikan aksen berbeda pada plafon.
Dalley mencontohkan penggunaan aksen kayu. Tidak hanya bagian plafon, dinding yang menempel pada area plafon ditutup dengan papan kayu.
Menempatkan aksen ini dalam ruangan yang dipenuhi warna putih, memberikan kesan hangat tersendiri, sekaligus mengkhususkan area tersebut dan memisahkannya dari area lain.
Jika Anda tidak ingin menambahkan material baru pada ruangan tersebut, Anda bisa menggunakan cat. Pilihlah warna yang dramatis dan pertahankan konsistensi warna tersebut dari dinding ke plafon.
Anda pun bisa “membagi” ruangan dengan membuat plafon hias dari papan gipsum. Buat efek drop ceiling dan sempurnakan dengan memasang pencahayaan yang menarik.
Dalley juga mencontohkan cara lain untuk membagi ruangan. Dia membagi ruangan dengan memanfaatkan “layar” atau sekat yang tidak menutup satu area dengan sempurna.
Cara ini membuat Anda masih bisa melihat area di balik sekat, namun ada rasa terpisah dari area tersebut. Anda bisa menggunakan perpaduan antara kaca dan besi atau besi dengan kayu.
Rak buku pun bisa Anda manfaatkan. Kuncinya adalah tetap memberikan akses visual antar-ruang.
Terakhir, Dalley mengusulkan untuk membagi area dengan menggunakan penutup lantai berbeda. Hanya dengan menggunakan material atau bahkan warna berbeda, misalnya parket untuk dapur dan marmer untuk ruang makan, Anda bisa membagi kedua ruang tersebut. Cara yang lebih tidak permanen bisa Anda lakukan dengan menggunakan area rug.
Anda juga masih bisa melakukan dengan meletakkan sebuah dinding tembus pandang yang memungkinkan kamar terbatasi tanpa membuat ruangan menjadi sempit.
Lainnya, pisahkan dua ruangan dengan menggunakan rak buku yang tidak terlalu tinggi sampai ke langit-langit. Cara ini efektif untuk membagi ruangan tetapi tetap menciptakan ruang terbuka.
Bisa juga dengan menggunakan meja bar sebagai pemisah antara dapur dan ruangan, merupakan cara yang cukup populer saat ini. Lengkapi meja bar dengan bangku tinggi yang khas.
Atau lemari. Tentu saja, selain rak buku, Anda bisa memisahkan ruangan menggunakan lemari yang berfungsi juga sebagai ruang penyimpanan.
Jika lemari terlalu besar untuk dijadikan pembatas, Anda bisa menggunakan meja konter. Meja ini memang biasa diletakkan di dapur, tapi cobalah untuk menggunakannya sebagai pembatas antara ruang makan dan ruang bersantai atau ruang keluarga.
Tanpa dinding, Anda bisa memisahkan dua ruangan dengan menggunakan pintu geser.
houzz dan huffingtonpost