Siapa yang tidak ingin meraih kebahagiaan?
Kebahagiaan memang akan terus kita kejar sepanjang usia
Tapi apakah kamu tahu kapan sebenarnya puncak rasa bahagia kita sebaga manusia?
Menurut sebuah studi, usia dua puluhb tiga tahun dan enam puluh sembilan tahun adalah masa ketika kita merasa paling bahagia.
Kebahagiaan hidup disebutkan mengikuti kurva berbentuk “U”, yang akan terus mengalami penurunan setelah kita berumur dua puluh tiga tahun lalu menjadi fase mendatar di usia dewasa, lalu naik kembali di usia pertengahan.
Demikian kesimpulan peneliti dari London School of
Mereka ditanya tentang tingkat kebahagiaan dan juga tentang apa yang akan mereka rasakan dalam lima tahun.
Kemudian, lima tahun kemudian para responden itu ditanya lagi tentang tingkat kebahagiaannya.
Hasil penelitian itu mungkin akan bias karena orang muda cenderung berlebihan memperkirakan kebahagiaannya di masa datang.
Sebaliknya, orang berusia lanjut justru meremehkan tingkat kebahagiannya.
Sebagai contoh, di usia tua, para responden memprediksi level kebahagiaan mereka akan datar, sementara kenyataannya justru meningkat.
Kabar baiknya, kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa kita upayakan.
Misalnya, memiliki hubungan yang romantis dengan pasangan. Studi menyimpulkan, orang yang sering berhubungan seksual cenderung lebih bahagia.
Yang harus diingat, bukan hubungan seksnya yang mendatangkan kepuasan, tetapi waktu yang dihabiskan untuk saling menunjukkan rasa cinta dan perasaan setelah bercintalah yang meningkatkan rasa bahagia.
Bila Anda masih melajang, meluangkan waktu bersama orang terdekat, bisa sahabat atau keluarga, juga dapat mendongkrak level hormon cinta atau oksitosin di otak.
Cara lain untuk meraih bahagia adalah dengan menjaga gaya hidup sehat. Rutin berolahraga terbukti menurunkan kadar stres dan meningkatkan rasa puas.
Sementara menjaga pola makan juga membuat kita lebih bersyukur pada rahmat kesehatan yang diberi Tuhan.
Banyak orang beranggapan bahwa masa kejayaan berada pada saat masih muda.
Namun, Anda juga bisa mendapatkan kejayaan di usia tua karena berbagai pengalaman dan sukacita dalam hidup.
Selain mencari tahu mengenai kepuasan mereka dalam hidup, para peneliti juga meminta responden untuk memprediksikan kehidupan mereka lima tahun mendatang.
Menariknya, orang-orang yang sama diminta untuk mengisi survei kembali setelah lima tahun berlalu.
Para peneliti memprediksi bahwa di usiadua puluh tiga tahun, para responden pertama kali memasuki dunia kerja dan memulai karier mereka. Alhasil, mereka pun memiliki pandangan yang positif dan ambisius mengenai masa depan.
Sementara itu, di usia enam puluh sembilan tahun, para responden telah pensiun dan menemukan kehidupan baru setelah masa kerja.
Walaupun demikian, bukan berarti bahwa di antara usia itu Anda tidak akan bahagia.
Di antara kedua usia tersebut, Anda akan menemukan berbagai tantangan baru seperti promosi pekerjaan, membangun keluarga, atau bahkan membuat usaha baru.
Permasalahannya hanya tinggal bagaimana Anda akan menghadapinya, dengan optimistis atau pesimistis?
Lantas bagaimana dengan kebahagiaan seks.
Berhubungan seks memang menghadirkan rasa bahagia dan melegakan pikiran. Terlepas dari alasan yang mungkin saja sudah Anda pahami.
Sebuah riset terkini menggambarkan bahwa kebahagiaan seks yang dialami pasangan suami istri adalah karena adanya rasa kasih sayang.
Logikanya, rasa bahagia usai berhubungan seks dengan landasan rasa sayang yang menyatukan pasangan, bukan hanya karena seks, tetapi hubungan yang telah berjalan lama.
Para peneliti menyurvei tentang hubungan apakah hubungan antara seks dan kebahagiaan dalam hidup mereka selama satu minggu.
Hasilnya, survei memperlihatkan adanya korelasi kuat antara seks dan emosi positif.
Hubungan seks, menurut hasil survei, jadi lebih membahagiakan ketika ada landasan cinta dan kasih sayang.
Survei di waktu lain meminta 200 responden untuk melakukan sampel pengalaman. Seluruh responden diminta untuk mendokumentasikan pengalaman seks lewat laporan tertulis.
Peneliti menemukan hasil yang sama bahwa kasih sayang menjadi pemicu utama agar hubungan seks mendatangkan kebahagiaan.
Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Personality and Social Pyschology Bulletin.