Site icon nuga.co

Jangan Mengemudi Ketika Marah Belum Usai

Jangan pernah Anda mengemudi kenderaan ketika sedang marah. Itu yang dianjurkan oleh para ahli ketika Anda sedang marah dan emosi berada dalam puncaknya. Pada saat itu semuanya selalu salah dan menjengkelkan dan dengan mengemudi Anda bisa mendekatkan diri pada kecelakaan.

Para peneliti dan ahli mengatakan mengemudi adalah yang harus Anda hindarkan ketika sedang dirundung kemarahan.
.
Adalah hal yang berbahaya ketika anda mengemudi kendaraan dalam keadaan sedang marah.
Riset mengungkapkan bahwa pengendara yang mengemudi kendaraan dalam kondisi sedang marah lebih berisiko mengalami kecelakaan.

Seorang psikolog klinis, David Narang PhD, mengatakan bahwa saat anda sedang marah, anda berisiko terhadap aksi menyerang, oleh sebab itu sebaiknya jangan mengemudi.

Narang juga mengatakan bahwa kemarahan dapat membuat seseorang hanya melihat lurus ke depan saja.

Si pengemudi yang sedang marah bisa saja tidak melihat kendaraan lain di sekitarnya atau pejalan kaki.

Kondisi ini dinamakan dengan tunnel vision. Apabila anda memang harus mengemudi, sebaiknya membuka mata dengan lebar dan terus fokus agar terhindar dari tunnel vision.

Selain mengemudi, ketika sedang marah, Anda juga jangan berangkat ke tempat tidur.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan pada Journal of Neuroscience, tidur bisa memperkuat memori atau daya ingat, terutama memori yang berhubungan dengan emosional.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidur bisa membuat emosi negatif dalam diri anda. Allen Towfigh MD, seorang neurolog dan dokter spesialis pengobatan tidur mengungkapkan bahwa tidur bisa membantu memproses serta mengonsolidasikan informasi yang diterima sebelum tidur.

Hal ini pada akhirnya mengindikasikan bahwa tidur setelah bertengkar atau sedang dalam keadaan emosi membuat anda akan mengingat kembali dan mengalami emosi yang sama saat anda bangun tidur.

Selain itu menurut seorang ahli bernama Kathy Gruver PhD, jangan pergi ke meja makan ketika marah Anda belum berhenti.

Mengatasi marah dengan makan dapat berdampak buruk.

Ia mengatakan bahwa saat kita marah, kita cenderung memilih makan makanan yang tidak sehat.

Gruver menambahkan, jarang sekali orang yang memilih untuk makan sayuran saat ia marah.

Sebaliknya, yang sering dipilih biasanya adalah makanan-makanan yang tinggi akan karbohidrat, gula, dan lemak.

Selain itu, makan ketika marah menyebabkan sistem pencernaan tidak berfungsi dengan baik, dan ini bisa menyebabkan konstipasi dan diare.

Dewasa ini, ada kecenderungan oleh sebagian orang ketika mereka sedang marah atau emosinya tidak stabil, mereka ‘mengungkapkannya’ di media sosial.

Kebiasaan ‘pamer’ emosi ke media sosial bukanlah kebiasaan yang baik. Narang mengatakan bahwa saat anda sedang marah dan ‘mengumumkan’ perasaan anda ke media sosial, hal tersebut bisa menjadi bumerang yang akan membuat anda menyesal.

Mengumumkan atau menuliskan sesuatu ke publik sangat sulit untuk anda tarik kembali. Oleh sebab itu, jika anda sedang dalam kondisi emosi, sebaiknya tidak ‘menumpahkan’ amarah anda ke media sosial.

Exit mobile version