Anda marah? Sedang berada dalam puncaknya?
Kalau iya, berarti Anda sedang berada dalam fase berbahaya.
Para peneliti dan ahli mengatakan, perasaan marah berdampak langsung dengan kesehatan emosional dan berdampak negatif bagi kesehatan tubuh anda.
Menurut para ahli, risiko kesehatan yang terkait dengan kemarahan dinilai cukup serius.
Pasien yang mengalami penyakit jantung akan menghadapi risiko sangat serius dan fatal apabila mereka sedang marah.
Oleh sebab itu, kita dianjurkan untuk belajar bagaimana mengontrol diri ketika rasa marah datang
Dampak pertama dari meluapnya rasa marah adalah stres.
Setelah kemarahan reda, biasanya seseorang akan mengalami stres, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit serius seperti diabetes, tekanan darah tinggi, depresi, dan lain sebagainya.
Dampak lainnya gangguan jantung yang berdebar sangat kencang melebihi batas normal. Jika anda termasuk orang yang cepat marah, detak jantung anda mungkin akan terus meningkat, membuat anda rentan terhadap serangan jantung.
Kemarahan juga membuat hormon ‘berkecamuk’ di dalam tubuh Anda. Hal ini memungkinkan anda untuk mengalami gangguan tidur
Jika tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup, tubuh anda rentan terkena berbagai penyakit. Selain itu, kurang tidur akan membuat pikiran anda kacau.
Nah, dampak yang paling serius adalah meningkatnya tekanan darah Ketika anda marah, tekanan darah dalam tubuh anda semakin meningkat untuk sementara waktu.
Namun demikian, hal tersebut tetap tidak menjauhkan anda dari risiko penyakit jantung yang disebabkan tekanan darah tinggi.
Orang pemarah juga rentan mengalami gangguan pernapasan seperti asma. Kala marah, penderita asma akan “tercekik” dan sulit untuk. Kemarahan secara mudah akan memicu serangan asma dan membuat anda terengah-engah.
Kemarahan juga membuat pembuluh darah diotak berdenyut semakin ‘liar’. Hal ini memicu terjadinya sakit kepala yang akut.
Stroke terjadi saat pembuluh darah yang ada di otak pecah, membuat pasokan darah ke suatu bagian otak menjadi terganggu.
Hal ini bisa terjadi akibat kemarahan, di mana membuat tekanan darah dalam tubuh semakin tinggi. Stroke dapat melumpuhkan tubuh anda seketika.
Berdasarkan penelitian, seperti yang diterbitkan Journal of Neuroscience, Anda harus menghindari beberapa kegiatan ketika sedang marah.
Anda jangan peri ke tempat tidur sebab tidur bisa memperkuat memori atau daya ingat, terutama memori yang berhubungan dengan emosional.
Anda memerlukan untuk tidur agar rasa marah bisa menguap.
Penelitian t menunjukkan bahwa tidur bisa membuat emosi negatif dalam diri anda. Allen Towfigh MD, seorang neurolog dan dokter spesialis pengobatan tidur mengungkapkan bahwa tidur bisa membantu memproses serta mengonsolidasikan informasi yang diterima sebelum tidur.
Hal ini pada akhirnya mengindikasikan bahwa tidur setelah bertengkar atau sedang dalam keadaan emosi membuat anda akan mengingat kembali dan mengalami emosi yang sama saat anda bangun tidur.
Adalah hal yang berbahaya ketika anda mengemudi kendaraan dalam keadaan sedang marah.
Riset mengungkapkan bahwa pengendara yang mengemudi kendaraan dalam kondisi sedang marah lebih berisiko mengalami kecelakaan.
Seorang psikolog klinis, David Narang PhD, mengatakan bahwa saat anda sedang marah, anda berisiko terhadap aksi menyerang, oleh sebab itu sebaiknya jangan mengemudi.
Narang juga mengatakan bahwa kemarahan dapat membuat seseorang hanya melihat lurus ke depan saja. Si pengemudi yang sedang marah bisa saja tidak melihat kendaraan lain di sekitarnya atau pejalan kaki.
Kondisi ini dinamakan dengan tunnel vision. Apabila anda memang harus mengemudi, sebaiknya membuka mata dengan lebar dan terus fokus agar terhindar dari tunnel vision.
Menurut seorang ahli bernama Kathy Gruver PhD, mengatasi marah dengan makan dapat berdampak buruk. Ia mengatakan bahwa saat kita marah, kita cenderung memilih makan makanan yang tidak sehat.
Gruver menambahkan, jarang sekali orang yang memilih untuk makan sayuran saat ia marah. Sebaliknya, yang sering dipilih biasanya adalah makanan-makanan yang tinggi akan karbohidrat, gula, dan lemak. Selain itu, makan ketika marah menyebabkan sistem pencernaan tidak berfungsi dengan baik, dan ini bisa menyebabkan konstipasi dan diare.
Dewasa ini, ada kecenderungan oleh sebagian orang ketika mereka sedang marah atau emosinya tidak stabil, mereka ‘mengungkapkannya’ di media sosial.
Kebiasaan ‘pamer’ emosi ke media sosial bukanlah kebiasaan yang baik. Narang mengatakan bahwa saat anda sedang marah dan ‘mengumumkan’ perasaan anda ke media sosial, hal tersebut bisa menjadi bumerang yang akan membuat anda menyesal.
engumumkan atau menuliskan sesuatu ke publik sangat sulit untuk anda tarik kembali. Oleh sebab itu, jika anda sedang dalam kondisi emosi, sebaiknya tidak ‘menumpahkan’ amarah anda ke media sosial.