Kebutuhan tidur malam enam hingga delapan jam harus Anda penuhi setiap harinya. Jika tidak terpenuhi, maka kesehatan Anda yang dirugikan.
Kurang tidur dalam jangka pendek mengakibatkan mekanisme perbaikan tubuh tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Jika semakin dibiarkan, hal ini akan mendatangkan berbagai masalah kesehatan kronis dan menurunkan kualitas hidup Anda, tidak terkecuali dalam hal seksualitas.
Menurut sejumlah penelitian, para pria dan wanita yang kurang tidur dilaporkan mengalami penurunan hasrat seksual sehingga mereka menjadi kurang berminat untuk melakukan aktivitas seksual.
Kualitas tidur yang buruk dapat merusak kesehatan fisik dan psikis, padahal keduanya adalah aspek penting untuk menunjang seks. Seseorang sering kelelahan dan kurang berenergi akibat waktu tidur yang kurang efektif.
Apa penyebabnya kurang tidur menurunkan gairah seks?
Testosteron memainkan peran penting dalam gairah seks seseorang, terutama pria. Kurang tidur dapat menurunkan kadar testosteron yang berarti mengurangi gairah seks Anda.
Studi tujuh tahun silam yang publikasikan dalam Journal of American Medical Association, menemukan bahwa setelah satu minggu kurang tidur (kurang dari lima jam per malam), pria akan mengalami penurunan kadar testosteron sebesar lima belas persen.
Penelitian dari Universitas Michigan menemukan bahwa wanita yang waktu tidurnya cukup dapat merespon rangsangan kelamin dengan pelumasan vagina yang lebih baik, dibandingkan wanita dengan durasi tidur rata-rata lebih rendah.
Pelumasan vagina adalah kunci agar seks terasa menyenangkan dan tidak terasa sakit.
Beberapa studi telah menemukan hubungan antara disfungsi ereksi dan kurang tidur.
Dalam sebuah studi tahun sembilan tahun lalu yang dimuat dalam jurnal US National Library of Medicine National Institutes of Health, para peneliti melakukan pemeriksaan medis pada empat ratus pria yang diduga memiliki sleep apnea atau henti napas saat tidur.
Di antara mereka yang didiagnosis dengan gangguan tidur, tujuh puluh persen juga memiliki disfungsi ereksi. Para peneliti percaya kedua hal ini ada hubungannya.
Setelah mereka menjalani perawatan untuk sleep apnea, disfungsi ereksi yang mereka miliki cenderung berkurang dan kehidupan seks mereka juga semakin baik.
Kurang tidur berefek secara mendalam pada otak, terutama pada lobus frontal yang memengaruhi pengambilan risiko, pengambilan keputusan, dan penalaran moral.
Studi lima tahu nalu yang diterbitkan dalam jurnal SLEEP menemukan bahwa kurang tidur satu malam saja sudah bisa membuat pria salah menilai minat seks pasangannya.
Pria menjadi cenderung berpikir bahwa wanita benar-benar menginginkan melakukan seks dengannya.
Studi tujuh tahun silam yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine menemukan bahwa wanita dengan sleep apnea lebih mungkin untuk memiliki tekanan seksual kesulitan personal terkait seks dan lebih mungkin mengalami disfungsi seksual.
Dalam sebuah artikel yang dimuat jurnal SLEEP, peneliti menemukan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan tekanan psikologis.
Setelah menganalisis kekurangan waktu tidur, para partisipan cenderung melaporkan tekanan psikologis dari kurang tidur. Pada beberapa orang tekanan psikologis itu benar-benar menjadi depresi. Dan, depresi benar-benar bisa membunuh gairah seks.
Bila Anda sering begadang, mulailah untuk menata jadwal tidur yang teratur setiap harinya. Matikan gadget saat Anda hendak tidur dan ciptakan suasana tidur yang nyaman.
Dengarkanlah isyarat lelah tubuh dan jadikan waktu tidur sebagai prioritas agar kesehatan fisik dan psikis tetap terjaga sehingga tidak menghambat aktivitas seksual.
Pastikan untuk berkonsultasi pada dokter jika Anda memiliki gangguan tidur yang mengakibatkan kurang tidur, seperti sleep apnea, sering mendengkur, insomnia, atau sindrom kaki gelisah.
Selain itu hasrat seksual dan kepuasan seksual adalah masalah yang rumit. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kedua hal itu, terutama saat usia bertambah tua. Salah satu faktor yang sudah diketahui adalah durasi tidur yang cukup akan meningkatkan kepuasan seks.
Riset dari Mayo CLinic ini membuktikan bahwa wanita yang memiliki durasi tidur yang kurang, lebih jarang melakukan aktivitas seksual dibandingkan mereka yang tidur 7 sampai 8 jam dalam semalam.
Wanita yang kurang tidur dalam riset ini juga melaporkan tingkat kepuasan seksual yang rendah. Sementara itu, mereka yang memiliki insomnia ini juga mengalami hal serupa, meskipun aktivitas seksual mereka tidak lebih rendah daripada mereka yang tidur normal.
“Ada banyak penelitian yang melihat bagaimana insomnia mempengaruhi hal-hal seperti kelelahan dan konsentrasi pada siang hari, dan saya menduga efek yang sama ini juga berdampak pada fungsi seksual,” ucap Dr. Juliana Kling, selaku pemimpin riset.
Gangguan tidur memang bisa membuat seseorang kelelahan, bahkan untuk menikmati aktivitas seksual mereka merasa tidak punya cukup energi.
Hal yang wajar bagi wanita untuk memiliki masalah dengan tidur dan fungsi seksual saat menopause. Jadi, periset belum dapat menyimpulkan apakah hal ini juga berlaku bagi lelaki atau wanita muda.
Namun, riset di tahun 2015 telah membuktikan bahwa wanita berusia muda dan tidur cukup di malam hari memiliki tingkat gairah seksual yang lebih tinggi keesokan harinya.
Seiring bertambahnya usia, gangguan tidur sering memburuk. Kondisi ini juga berkontribusi terhadap masalah kesehatan lainnya seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan depresi.
Untuk memastikan kaitan antara tidur dan kepuasan seksual, para peneliti melakukan dua analisis berbeda untuk menemukan faktor lain seperti penyakit kronis, usia, status perkawinan, status merokok, penggunaan antidepresan dan tingkat stres.
Kling mengatakan bahwa temuannya harus menjadi pesan bagi para wanita bahwa kulitas tidur yang baik adalah komponen penting dari fungsi seksual.
“Jika seorang pasien mengatakan bahwa dia mengalami masalah kesehatan seksual, dia biasanya tidak berpikir untuk membicarakan tentang pola tidurnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa mungkin ada korelasi di sana yang pelru ditangani,” ucap Juliana Kling.
Mecari tahu penyebab dari gangguan tidur itu sendiri, Menurut Juliana Kling, adalah hal yang rumit. Ada banyak faktor penyebab dari penyebab gangguan tidur ini di antaranya adalah masalah kesehatan atau gaya hidup.
Pada wanita yang menopause, keluhan tersebut bisa dipicu oleh hot flashes