Hasil mengejutkan datang dari penelitian sebuah tim di Kanada seperti ditulis laman situs “medical daily,” yang mengutipnya dari jurnal “current biology.”
Studi itu menjelaskan adanya penambahan kecerdasan otak manusia. Tapi penelitian itu juga menyertakan kabar buruk tentang otak manusia masa kini pemalas.
Kepemalasan itu, seperti diungkapkan, datang dari berkembang pesatnya teknologi yang membuat hidup manusia semakin mudah dan praktis.
Kita hanya butuh beberapa menit untuk menyiapkan makanan, memiliki kulkas pintar, sampai komputer mini di saku.
Berbagai aplikasi di gadget kita juga membuat kita merasa sudah aktif bergerak. Kita mungkin memakai aplikasi fitness tracker agar lebih mudah memonitor jumlah langkah perhari atau mengingatkan kita untuk datang ke gym.
Dengan semua kecanggihan tersebut, ternyata hasil yang didapat bisa tak sepadan.
Alih-alih membakar kalori dan meningkatkan pemakaian energi, ternyata sistem saraf bisa mengelabui dengan mengajarkan tubuh kita untuk bergerak dalam cara yang paling konservatif.
Dalam penelitian yang dimuat dalam Current Biology disebutkan bahwa sistem saraf kita ahli dalam melakukan perubahan sehingga kita hanya mengeluarkan sedikit energi saat beraktivitas.
Para ilmuwan mengungkapkan hal tersebut dengan mempelajari pemakaian energi untuk berjalan, lalu diterapkan pada berbagai gerakan manusia.
“Kami menemukan bahwa orang mulai mengalami perubahan cara berjalan untuk menghemat sejumlah kecil energi,” kata Max Donelan, peneliti dari Kanada.
Apa yang dijelaskan Donelan itu berarti manusia memilih untuk melakukan sesuatu dalam cara yang paling mudah.
Manusia modern memilih untuk mengambil rute jalan terpendek, duduk dari pada berdiri, dan sebagainya.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa kemalasan itu juga terlihat dalam kegiatan yang sering kita lakukan, seperti berjalan kaki.
“Sistem saraf memonitor energi yang kita pakai dan terus-menerus mengoptimalkan pola gerakan agar kita bergerak seefisien mungkin,” katanya.
Penelitian menunjukkan mereka yang cerdas tidak menghabiskan waktu di smartphone dan berselancar di internet.
Khususnya jika meng-googling sesuatu, itu membuat ketertarikan alamiah berkurang. Penelitian ini dilaksanakan oleh University of Waterloo di Ontario
Mereka ditanyai kebiasaan mereka menggunakan smartphone. Ternyata ditemukan hubungan antara semakin sedikitnya menghabiskan waktu di smartphone dan kecerdasan intuisi sampai analitis.
Peneliti berkesimpulan mereka yang senang berselancar di internet sebagai pemalas sebab walau mau mencari informasi namun tidak mau berusaha untuk memahami.
Konsekuensi dari perilaku ini akan tambah buruk jika sang pelaku tambah tua. Ini akan membuat manusia malas untuk berusaha dan menyelesaikan permasalahan. Apalagi jika kecanduan smartphone.
Smartphone memang sudah terkait erat dengan kehidupan masa kini. Efeknya bisa jadi lebih dahsyat di masa mendatang, apalagi berselancar di internet membuat kita malas dan tidak mau berusaha lebih.