Mana yang lebih mudah gemuk di antara wanita dan lelaki?
Jawabannya, secara hormonal adalah wanita.
Ya, wanita secara hormonal sangat mudah untuk gemuk.
Pengaruh hormon pada tubuh wanita tak sebatas siklus menstruasi.
Pakar mengatakan pada wanita, pengaruh hormon juga membuat risiko mengalami obesitas meningkat.
Berdasarkan data dua tahun silam, terjadi peningkatan prevalensi obesitas dilihat dari jenis kelamin.
Secara hakikat, wanita lebih berisiko mengalami obesitas karena faktor hormon. Risiko akan menjadi lebih besar ketika wanita sudah menikah.
Gangguan hormon kewanitaan yaitu estrogen dan progesteron dapat memengaruhi sistem metabolisme sehingga sangat berperan dalam meningkatkan risiko obesitas.
Makanya prevalensi wanita obesitas lebih besar daripada laki-laki.
Gangguan hormon sangat rentan muncul pada wanita yang menggunakan metode kontrasepsi suntik ataupun pil.
Dua jenis metode kontrasepsi ini dapat mengacaukan sistem metabolisme dan berkaitan dengan penambahan berat badan yang dialami wanita.
Di sisi lain, wanita yang tidak bekerja dan memiliki tingkat ekonomi menengah ke bawah lebih rentan gemuk daripada wanita dari kalangan menengah ke atas.
Hal ini ada kaitannya dengan lingkungan dan kemampuan merawat tubuh.
Wanita yang bekerja di sektor formal akan mendapat tekanan peer pressure untuk tetap cantik, tampil menarik dan merawat diri.
Sementara wanita yang hanya di rumah mungkin tidak terlalu memikirkan bagaimana merawat tubuh.
Satu hal yang harus diwaspadai adalah peningkatan prevalensi wanita gemuk tidak hanya terjadi di kota, namun juga di desa.
Hal ini dipengaruhi oleh makin menjamurnya sedentary lifestyle yang membuat orang malas bergerak.
Makanya aktivitas fisik harus tetap dilakukan.
Olahraga rutin, batasi jumlah asupan gula, garam dan lemak, makan gizi seimbang, itu saja kuncinya untuk menghindari obesitas.
Masalah obesitas memang bisa memberikan begitu banyak dampak buruk
Gangguan kesehatan yang sudah tidak mengenal usia ini ternyata bisa memberikan masalah pada berbagai tahap kehidupan wanita.
Mulai dari saat remaja hingga menopause, bagaimana obesitas mempengaruhi kesuburan dan kontrasepsi.
Seorang wanita yang memiliki masalah obesitas juga biasanya lebih rentan mengalami ketidaksuburan.
Hal yang paling sering terjadi adalah terjadinya cacat pada sel telur.
Selain itu, wanita obesitas yang melakukan proses IVF biasanya juga mengalami waktu yang lebih lama.
Ada sebuah mitos yang berkembang di masyarakat yang mengatakan bahwa pil kontrasepsi dapat menyebabkan obesitas.
Padahal sebenarnya pil kontrasepsi tidak memiliki dampak apapun terhadap berat badan.
Namun mereka yang memiliki berat badan berlebih sebaiknya berhati-hati atau bahkan menghindari penggunaan pil kontrasepsi.
Ada baiknya jika Anda menggunakan metode kontrasepsi lain atau berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya.
Jika Anda mengalami masalah obesitas, ada baiknya jika Anda mulai berusaha untuk menurunkannya dengan cara diet ketat dan melakukan olahraga secara teratur.
Jangan melakukan diet atau olahraga secara berlebihan, karena hal tersebut hanya akan membuat Anda memiliki gangguan kesehatan lainnya.