Tidur yang baik? Entahlah.
Sejak lama terjadi perdebatan di antara para ahli tidur tentang bagaimana posisinya yang baik. Tidak ada kesepakatan. Semuanya memiliki plus minus. Telentang, tengkurap, miring atau menekuk, semuanya baik dan tidak baik.
Lantas bagaimana yang baiknya?
Para ahli menyerahkan kepada masing-masing individu sesuai dengan kebiasannya dan bisa tidur nyenyak untuk mecukupi tujuh jam waktu tidur.
Memang, tidur yang baik dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh. Selain jam tidur yang cukup, posisi juga menurut para ahlu tidur juga memengaruhi kualitas istirahat Anda.
Tidur adalah hal yang krusial untuk tubuh. Di saat tidur, sel-sel di tubuh mengalami regenerasi. Salah satu fungsinya untuk membangun kemampuan otak, meningkatkan memori, konsentrasi, kecerdasan, kreativitas, serta kemampuan untuk membuat keputusan yang cepat dan tepat.
Fungsi lain, tidur menjaga sistem kekebalan tubuh dan kesehatan pembuluh darah. Saat tidur terjadi proses restorasi, yang pada gilirannya menjaga tekanan darah tetap normal, jantung bekerja dengan baik, serta meningkatkan kerja metabolisme tubuh. Ini membuat orang tidak rentan diserang penyakit.
Untuk menjaga kesehatan tubuh, cukupilah waktu tidur tujuh hingga sembilan jam setiap hari. Selain itu, posisi tidur juga berefek pada kesehatan.
Posisi telentang baik untuk mencegah sakit leher dan punggung, karena memudahkan kepala, leher, dan tulang belakang untuk bertahan di posisi netral.
Posisi ini juga baik untuk memerangi refluks esofagus, yaitu naiknya makanan yang sudah mencapai lambung ke kerongkongan dengan membawa asam lambung.
Bila refluks esofagus sampai terjadi, kerongkongan akan terasa kering, panas, kadang membuat orang merasa mual, mulas dan ingin muntah. Hal ini akan semakin parah pada penderita mag.
“Jika kepala ditinggikan, perut Anda akan berada di bawah kerongkongan sehingga asam atau makanan tidak akan datang kembali,” ujar Eric Olson, dari Mayo Clinic Center for Sleep Medicine di Rochester, Minnesota.
Tidur telentang juga meminimalkan keriput karena tidak ada tekanan di bagian wajah, serta menjaga bentuk payudara agar tidak kendur. Sayangnya, posisi ini membuat orang lebih sering mendengkur.
Posisi miring sangat baik untuk kesehatan secara keseluruhan, dari mengurangi dengkuran hingga menjaga tulang belakang. Jika Anda menderita refluks esofagus, ini adalah posisi terbaik kedua setelah posisi telentang.
Sayangnya, posisi ini bisa memicu timbulnya keriput, karena adanya tekanan dari bantal ke wajah. Posisi miring juga memberikan kontribusi pada kekenduran payudara.
Jika Anda sedang hamil, sebaiknya tidurlah dengan posisi miring ke kiri. Ini merupakan posisi ideal untuk melancarkan aliran darah ke janin.
Tidur dengan gaya meringkuk dengan lutut ditarik ke atas dan dagu miring ke bawah mungkin membuat Anda nyaman, tetapi posisi ini dapat membuat rasa sakit pada punggung dan leher.
Posisi ini juga bisa memicu keriput dan mengendurkan payudara.
Posisi tidur janin yang ekstrem bahkan bisa membatasi pernapasan diafragma. Posisi ini biasanya lebih anjurkan untuk orang yang memiliki masalah dengan mendengkur dan wanita hamil.
Posisi telungkung mungkin bisa mengurangi dengkuran, namun tidur dengan posisi ini membuat Anda sulit mempertahankan posisi netral pada tulang belakang. Akhirnya, tidur telungkung dapat menyebabkan nyeri punggung, karena kurva tulang belakang tidak didukung.
Terlebih lagi, posisi ini menempatkan tekanan pada sendi dan otot, yang dapat mengiritasi saraf dan menyebabkan nyeri, mati rasa, dan kesemutan.
Tidur dengan bagian perut berada di bawah dapat meningkatkan kerja sistem pencernaan, tetapi juga membuat Anda sulit bernapas karena wajah tertutup bantal. Akhirnya kemungkinan besar orang akan memiringkan kepalanya. Hal ini dapat menempatkan banyak ketegangan pada leher.