Site icon nuga.co

Wanita Sulit “Dapatkan” Lelaki Usai Cerai

Wanita lebih sulit bangkit dari perceraian.

Betulkah?

Bisa iya dan bisa juga tidak.

Secara nyata move on dari perceraian tidak selamanya terkait jenis kelamin seseorang

Yang membedakan cepat tidaknya move on dari perceraian itu way of thingking seseorang.

Pada orang yang yang cara berpikirnya logika murni, orang tersebut lebih mudah dengan move on.

Orang yang seperti ini bisa dikatakan lebih ‘tega’ untuk meninggalkan masa lalu.

Sementara itu orang yang cara berpikirnya melibatkan logika dan perasaan secara bersamaan hidupnya malah jadi lebih konflik. Alhasil dia lebih susah move on”

Pada orang yang seperti ini mereka tahu bahwa sudah berpisah, namun pada saat bersamaan masih mengingat kebaikan-kebaikan atau momen-momen bersama mantan pasangan.

Alhasil mereka yang cara berpikir seperti ini malah kecenderungan terjebak pada masa lalu.

Secara umum, tentu tak ada orang yang berniat menikah untuk kemudian bercerai.

Namun ada kalanya setelah menjalani kehidupan rumah tangga, perceraian dianggap jalan yang terbaik bagi kedua belah pihak.

Untuk bisa kembali bangkit menjalani hidup usai bercerai jangka waktunya tentu berbeda-beda bagi setiap orang.

Bagi mereka yang penyebab perceraiannya tidak berat, seperti karena ketidakcocokan akan lebih mudah move on dibandingkan yang bercerai karena perselingkuhan atau kekerasan.

Namun apapun penyebab perceraian, memang butuh penyesuaian.

Perceraian itu hal yang berat pasti butuh waktu untuk beradaptasi. Butuh waktu untuk menyembuhkan
Ketika menikah, orang menginvestasikan banyak waktu dan energi untuk pasangannya.

Lalu, usai bercerai tentu ada bagian dari dirinya yang hilang.

Wajar jika dalam beberapa bulan setelah bercerai Anda merasakan kesedihan dan kehilangan.

Sehingga jangan memaksakan diri untuk cepat-cepat move on. Beban emosional menjalin pernikahan itu lebih berat.

Wajar jika mengalami perasaan-perasaan sedih atau kehilangan. Terima perasaan itu, jangan ditolak.

Bila reaksi seseorang terhadap perceraian masih dalam tahap penyangkalan atau denial seperti bilang “Saya tidak apa-apa” akan bermasalah jika memaksa menjalin hubungan baru.

Pada tahap ini biasanya emosi seseorang yang baru bercerai masih belum siap untuk menjalin hubungan baru, akibatnya bisa mendatangkan kesedihan lebih mendalam jika mendapatkan kekecewaan dari pasangan baru.

Baiknya untuk bangkit dari perceraian adalah dengan menerima dan merelakan hal-hal yang bukan jadi bagian dari diri lagi.

Tetap diarahkan untuk menerima, sadari juga untuk merelakan hal-hal yang bukan miliknya.

Belajar dengan kehidupan baru, bikin aktivitas baru sehingga tidak terjebak pada perasaan sedih atau kehilangan.

Hubungan pernikahan membuat seseorang menginvestasikan waktu dan tenaga untuk pasangan.

Ketika berpisah lewat perceraian, wajar jika tak mudah melepaskan ikatan yang telah dibina.

Agar tak terjebak pada masa lalu, orang yang mengalami hal tersebut harus memiliki visi jangka panjang dalam meraih

Sering kali orang meratapi kehidupan masa lalu tapi tidak ada action plan. Sehingga membuatnya seperti berada dalam lingkaran setan saja.

Action plan yang dimaksud seperti menambah jaringan, wawasan dan pengetahuan.

Serta menentukan target kehidupan dalam satu, dua, tiga hingga sepuluh tahun ke depan

Pada beberapa orang yang memiliki kesehatan mental yang baik, akan lebih mudah menjalani kehidupan seperti itu.

Namun bagi yang merasa tidak berdaya menghadapinya tak ada salahnya mendatangi psikolog.

Orang yang seperti ini perlu melakukan terapi dengan ahlinya. Ada terapi tertentu yang dijalankan. Lalu psikolog akan membantunya dalam membuat action plan.

Hal yang tak kalah pentingnya untuk bangkit dari perceraian adalah dukungan mental dari orang terdekat.

Jika pun tidak ke psikolog, paling tidak ada orang-orang yang bisa mendukungnya. Karena pada beberapa orang hal ini memang berat, jika dibiarkan in the end depresi.

Jika sudah depresi itu kan makin repot lagi, boro-boro move on.”

Usai bercerai, orang tentunya ingin segera bangkit kembali untuk melanjutkan hidup tanpa bayang-bayang masa lalu.

Sayangnya, keinginan tak berjalan lurus dengan kenyataan.

Mengapa begitu?

Paling tidak ada dua alasan yang membuat seseorang sulit untuk bangkit dari mantan pasangan
Pertama, tak ada willingness.

Ketika seseorang tak ada keinginan untuk benar-benar lepas dari mantan tentu akan sulit bangkit.

Inginnya bangkit, tapi masih mencari-cari informasi soal mantan atau malah buka akun media sosial pribadinya sehingga tahu mantan sudah menjalin hubungan dengan siapa saja, itu yang bikin susah move on.”

Kedua, membanding-bandingkan kehidupan dirinya dengan mantan pasangan.

Misalnya dengan membandingkan loncatan karier dengan dirinya, sudah memiliki pasangan baru belum ya, tampilan pasangan yang baru.

Hal-hal seperti ini membuatnya masih dibayang-bayangi oleh mantani.

Exit mobile version