Dewasa ini, gadget sudah seperti kebutuhan utama bagi setiap manusia. Kadang, mereka lebih rela ketinggalan dompet daripada ketinggalan gadget.
Namun tahukah Anda, akibat dari terlalu sering atau keranjingan dengan teknologi satu ini, ternyata dapat menimbulkan dampak negatif dari kecanggihannya.
Jika Anda adalah salah satu penggila gadget dan amat bergantung serta tidak dapat lepas dari gadget, maka sebaiknya waspadai beberapa penyakit yang mungkin tengah mengintai anda.
Berikut beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh gadget sebagaimana dilansir dari doktersehat:
Penggunaan jari dan tangan pada gadget dalam waktu lama atau jangka panjang, secara berkala dan terus-terusandapat emlukai tandon, saraf dan otot-otot.
Umumnya cedera diagian jempol ini disebut dengan Blackberry Thumb, sementara cedera pada tangan disebut dengan iPad Hand. Selain itu, jenis cedera yang lebih parah yang mungkin dialami adalah mati rasa, kerusakan otot, neri, serta memerlukan pembedahan untuk pengobatan.
Hal seperti ini sebaiknya diwaspadai, terutma bagi anda yang sering mengoperasikan laptor diatas pahanya. Karena dengan menaruh laptop diatas paha, mampu meningkatkan suhu disekitarnya menjadi enam kali lebih tinggi.
Sementara untuk para pria, kondisi seperti ini akan membuat organ vitalnya menjadi lebih hangat dan membuat produksi sperma menjadi menurun.
Nomophobia atau kepanjangan dari ‘no-mobile-phone-phobia, yakni sebuah keadaan dimana tubuh akan merasakan cemas berlebih apabila dipisahkan dari gadget atau smartphonenya.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa sekitar 66% orang yang kecanduan gadget mengalami phobia yang satu ini. Tanda dan gejala yang nampak pada si penderita berupa perasaan cemas, berkeringat, gemetar dan was-as ketika dipisahkan dari gadgetnya.
Tidak sedikit orang yang rela terbangun tengah malam untuk sekedar membuka pesan masuk atau pemberitahuan masuk dari gadget-nya.
Namun tahukah anda, kebiasaan membuka gadget di malam hari secara tidak langsung dapat menganggu siklus tidur anda.
Cahaya terang yang terpancar dari gadget atau smartphone yang anda aktifkan, dapat menekan pelepasan hormon yang berfungsi proses tidur yakni hormon melantonin yang diprosuksi tubuh ketika keadaan gelap atau tanpa cahaya.
Dan tanpa disadari, cahaya yang terpancar tersebut akan menjaga pikiran anda untuk memasuki ‘default mode network’, yakni kondisi setengah sadar.
Penderita insomnia memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung, stroke, diabetes dan hipertensi, dalam fase yang kronis, insomnia dapat mebahayakan hingga menyebabkan kematian untuk para penderitanya.
Hanya saja sebelum terlambat, insomnia akibat penggunaan gadget yang berebihan sebenarnya bisa dicegah dengan menghentikan penggunaan gadget selama kurang lebih dua jam sebelum menjelang tidur untuk mengurangi efek keluarnya cahaya yang dapat menekan produksi hormon melantonin.
Segala sesuatu yang melebihi batas tentunya tidak baik, begitupun saat menggunakan gadget, penggunaan gadget yang berlebihan dapat membawa dampak negatif untuk kesehatan tubuh.
Untuk itulah, sebaiknya bijaklah menggunakan gadget dan gunakan sesuai kebutuhan. Karena untuk menjadi sehat itu mahal.
Selain itu kebiasaan menatap gadget hingga berjam-jam ternyata memicu perubahan pada struktur tulang tengkorak pada generasi muda.
Perubahan struktur itu ditandai dengan tojolan yang dinamakan external occipital protuberance
Pada beberapa orang, tonjolan ini cukup besar hingga bisa diraba dengan jari di pangkal tulang tengkorak.
“Saya jadi dokter sudah dua puluh tahun, dan baru dalam dekade terakhir, berangsur-angsur, saya menemukan pasien saya memiliki tulang tersebut di tengkoraknya,” kata peneliti dari University of The Sunshine Coast, David Shahar, dikutip BBC Future.
Belum dipastikan apa penyebabnya, tetapi kecurigaan mengarah pada kebiasaan menatap layar gadget. Posisi leher yang menunduk memberikan beban lebih pada struktur tulang belakang.
Kepala manusia memiliki bobot rata-rata empat setengah kilogram, dan akan terasa makin berat saat menunduk dengan posisi yang tidak enak.
Biasanya terjadi saat menatap layar ponsel. Para pakar kesehatan mengenal “text neck” sebagai masalah kesehatan yang ditimbulkannya.
Tekanan yang terjadi, disebut memicu pertumbuhan otot di area tersebut. Otot-otot yang lebih besar membutuhkan tulang yang lebih besar pula untuk melekat, dan tumbuhlah tonjolan yang makin besar pada tulang tengkorak tersebut.
Dipublikasikan di Journal of Anatomy, Shahar dan tim mengamati dua ratus delapan belas hasil radiografi pasien muda berusia delapan belas hingga tiga puluh tahun. Tonjolan normal memiliki ukuran lima mili meter, dan yang membesar berukuran rata-rata sepuluh milimeter.
Sebanyak empat puluh satu persen memiliki tonjolan yang membesar, dan sepuluh persen di antaranya mencapai ukuran dua puluh mili meter Tonjolan yang membesar lebih banyak ditemukan pada laki-laki dan yang terbesar mencapai ukuran tiga puluh lima koma tujuh milimeter