Dua dampak kesehatan kini melanda banyak orang akibat kehadiran teknologi digital. Dampak itu berasal dari waktu yang dihabiskan mereka dalam menatap layar gadget atau televise sehingga memengaruhi kondisi mata dan leher yang terganggu.
Khusus kesehatan mata, akibat paparan sinar biru dari layar gadget itu bukan hanya mempengaruhi penglihatan tapi juga menyebabkan gangguan tidur
Para ahli menyebut masalah pada mata itu sebagai ketegangan mata digital atau digital eye strain.
Hal ini karena sinar biru yang dikeluarkan layar gadget membuat mata kita cepat lelah.
Ketegangan mata digital digambarkan sebagai rasa tidak nyaman fisik setelah dua jam atau lebih berada di depan layar digital dan dikaitkan dengan jarak yang terlalu dekat dengan layar, termasuk komputer meja atau laptop, tablet, ponsel pintar, serta alat baca digital.
Gejala dari mata tegang antara lain adalah mata kering, iritasi, penglihatan buram, mata lelah, leher dan pundak nyeri, serta sakit kepala.
“Mata kita dibuat bukan untuk menatap layar digital sepanjang hari, melainkan tuntutan dari dunia modern membuat kita terpaksa berada di depan layar berjam-jam setiap hari,” kata dr Justin Bazan, penasihat medis The Vision Council.
Bazan menambahkan, banyak pasien meremehkan pengaruh dari penggunaan teknologi terhadap kesehatan mata dan merasa tidak perlu melakukan langkah untuk mengurangi stres mata.
Dalam sebuah survei di Amerika terungkap, delapan puluh persen responden menggunakan dua atau lebih perangkat digital secara simultan.
Misalnya saja, ketika bekerja di depan komputer, kita juga mengecek e-mail atau pesan di ponsel.
Anak-anak juga tidak luput dari penyakit mata tegang ini mengingat mereka juga menghabiskan banyak waktunya bermain gadget.
Mata tegang sebenarnya bisa dihindari. Saat ini, banyak produsen gadget yang mengembangkan teknologi untuk melindungi mata dari sinar biru, cahaya yang menyilaukan, serta stresor lainnya.
Selain itu, kita juga perlu mengingat aturan. Ambil dua puluh detik jeda dari layar setiap dua puluh menit dan menatap sesuatu yang berjarak sekitar dua puluh kaki jauhnya.
Atur jarak minimal satu jengkal dari layar dan perbesar ukuran huruf di layar sehingga kita tidak perlu menatap terlalu dekat.
Kurang dari satu dekade, kita sudah menjadi manusia yang kecanduan teknologi.
Sayangnya, tubuh kita lambat mengimbanginya. Makin banyak kita menggunakan gadget, makin banyak pula stres yang dialami tubuh.
Hal tersebut karena kita jadi makin malas bergerak dan menghabiskan banyak waktu di depan layar. Akibatnya sudah bisa diduga, kesehatan yang jadi korbannya.
Seseorang mengetik tombol di gadget permenit tujuh jam sehari atau enam hari hari seminggu, dan empat minggu perbulan. Ini bisa menganggu postur tubuh yang menghasilkan sakit kepala, leher pegal, sakit punggung, dan bahu kencang.
Belum termasuk sendi di tangan, jari, kaki, dan sikut.
Postur tubuh yang buruk akan menyebabkan stres dan stres juga berkontribusi pada postur yang buruk.
Kepala manusia memiliki bobot sekitar lima koma empat kilogram dalam kondisi seimbang di atas tulang belakang.
Ketika leher kita condong ke depan dan menunduk saat asyik dengan gadget, bobot kepala naik sehingga beban leher dan tulang belakang lebih besar.
Otot trapezius di leher kemudian berusaha mengompensasi beban tersbeut sehingga berpengaruh pada otot punggung.
Kerja berlebihan otot punggung ini akan membuat otot perut menjadi lemah sehingga berpengaruh pada napas kita.
Para ahli mengatakan, efek dominio ini akan mengurangi kapasitas paru sampai tiga puluh persen dan ini menyebar ke seluruh bagian tubuh.
“Ini adalah beban yang dihasilkan dari menatap gadget seperti yang dilakukan jutaan orang di duna setiap jam setiap hari.”
“Tengok sekeliling Anda, kini kepala semua orang menunduk,” kata Kenneth K Hansraj, kepala bedah leher dari New York Spine Surgery and Rehabilitation Clinic.
Jenis postur yang sering disebut juga dengan “text neck” atau posisi menunduk menatap layar bisa menyebabkan degenerasi persendian, bahkan operasi. Semua itu menambahkan stres pada tubuh.
Yang terbeban berat sebenarnya bukan hanya leher dan tulang belakang, jari-jari kita juga dipakai berlebihan sehingga lama kelamaan akan mengalami peradangan.
Tubuh manusia sebenarnya didesain untuk berdiri kuat dan tegak, tanpa beban. Postur yang buruk akan menyebabkan sakit punggung dan masalah pencernaan.
Bagian pinggul dan kaki tidak cukup berkaitan dengan gravitasi untuk menghasilkan cairan synovial untuk melumasi sendi kita. Limpa melambat. Darah yang kekurangan oksigen juga tidak bisa dipompa dengan baik ke paru-paru.
Pengaruh yang tidak disadari lainnya adalah gangguan tidur sehingga kemampuan memori terganggu dan energi vital kita berkurang.
Postur tubuh yang buruk juga dikaitkan dengan gangguan migren, masalah saraf, gangguan pada pencernaan, depresi, dan penyakit jantung.
Karena itu, perbaiki postur tubuh Anda. Atur meja kerja agar layar monitor sejajar dengan pandangan mata.
Ambil jeda untuk menarik napas panjang dan hentikan kesibukan Anda di gadget setiap satu jam sekali untuk berjalan sebentar dan melemaskan otot-otot.