Site icon nuga.co

Persiapan Media Tanam untuk Bunga Anda

Tren  memelihara tanaman hias kini makin menggila dan digilai oleh mak-mak guna  membunuh rasa bosan kala “di rumah aja”.

Menurut cerita si mak, maraknya tren memelihara tanaman hias dan berkebun ini dapat melepas sedikit penat karena berhasil berinteraksi dengan alam.

Tapi, jangan salah, memelihara tanaman juga butuh pengetahuan dasar, lho!

Salah satunya adalah pengetahuan mengenai media tanam.

Apakah Anda salah satu dari masyarakat yang ingin ikut tren memelihara tanaman hias dan berkebun?

Jika iya, kenali media tanam sebelum mengikuti tren memelihara tanaman hias!

Langkah pertama adalah menyediakan tanah. Sebagai media tanam, tanah dipersiapkan  dengan  unsur-unsur yang dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara, air, dan rongga udara.

Berkebun dengan tanah memanglah mudah, yang paling sering dijumpai adalah tanah yang dicampur dengan beragam jenis pupuk.

Namun, yang penting diperhatikan adalah tingkat keasaman (pH) yang dikandungnya. Hal ini mempengaruhi pemilihan jenis tanaman yang dapat ditanam di tanah dengan tingkat keasaman tertentu.

Dan salah satu media tanam yang cukup mudah ditemui  adalah   humus yang  merupakan jenis tanah yang dikenal subur bagi pertumbuhan tanaman. Humus terbentuk dari pelapukkan bahan organik seperti daun-daun kering dan bahan pohon.

Humus biasanya berwarna lebih gelap dari tanah, memiliki tekstur yang lembut, dan cocok untuk dicampurkan dengan pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Menanam menggunakan humus dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Setelah itu menyediakan pupuk kanda yang berrasal  dari seratus persen  bahan organik. Pupuk kandang sesuai namanya terbentuk dari kotoran hewan kandang.

Beragam jenis pupuk kandang tersebar, namun yang tak awam adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing, sapi, dan kelinci.

Pupuk kandang dapat digunakan ketika kotoran kandang telah menggumpal menjadi kering dan mengeras. Jika sudah mencapai tahap itu, pupuk bisa dihancurkan dan dicampur dengan media tanam lainnya.

Jangan lupa dengan sekam padi Sekam padi berasal dari bagian kulit padi yang terbelah dan terlepas ketika proses penggilingan beras. Sekam padi biasanya berwarna kering, tekstur yang kasar dan ringan.

Sekam padi mengandung berbagai unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman, seperti kadar air, karbohidrat, hidrogen, protein, serat kasar, dan lain-lain.

Kandungan unsur yang dimiliki oleh sekam padi sangat cocok digunakan sebagai media tanam dan dapat dicampur dengan media tanam lain seperti tanah atau humus.

Bisa juga dengan sekam hitam Sekam hitam berasal dari sekam padi yang dibakar.

Fungsinya sama dengan sekam padi, namun kandungan tambahan yang dimilikinya seperti tingkat asam, fosfor dan karbon hitam membuatnya lebih kuat dan bernutrisi sebagai media tanam.

Sekam hitam biasanya digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias dan penggunaannya dicampur dengan tanah. Sifatnya dapat meningkatkan porositas tanah sehingga tanah dapat lebih gembur dan bernutrisi.

Lantas bagaimana dengan sabut kelapa Penggunaan sabut kelapa biasanya dijumpai sebagai bahan alternatif untuk media tanam organik. Sabut kelapa berasal dari buah kelapa tua yang berubah menjadi sabut dengan serat yang kuat.

Sabut kelapa unggul dalam penyerapan dan penyimpanan air, sehingga cocok untuk digunakan sebagai media tanam di daerah tropis yang cenderung panas.

Namun, jika kandungan air terlalu banyak (misalnya terkena air hujan), sabut kelapa dapat mudah lapuk, sehingga baiknya sabut kelapa direndam dengan larutan fungisida sebagai pencegah pelapukan.

Serbuk kayu mungkin masih awam dijumpai sebagai media tanam utama. Namun siapa sangka material yang biasanya dianggap limbah ini ternyata merupakan bahan organik yang cocok digunakan sebagai media tanam.

Secara alami, serbuk kayu diuraikan oleh mikroorganisme menjadi senyawa-senyawa sederhana yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman.

Ketika dicampur dengan media tanam lain seperti tanah atau humus, serbuk kayu tidak mengeras, melainkan dapat melunakkan media tanam lain sehingga penyerapan air dan udara meningkat dan membuat media tanam menjadi subur.

Dan siapa sangka air dapat menjadi media tanam?

Dengan pertimbangan dan teknologi dalam perkebunan, air dapat menjadi media tanam yang sekarang dikenal sebagai teknik hidroponik.

Selain kandungan baik di dalam air, menanam menggunakan teknik hidroponik dapat menjadi solusi atas kurangnya lahan perkebunan.

Penggunaan teknik hidroponik kini marak digunakan dalam perkembangan tanaman sayur. Penanganan yang cukup mudah dalam teknik ini menjadi kegemaran para pemula.

Air hanya perlu dicampur dengan larutan nutrisi setiap empat hingga enam  minggu sekali, dan pastikan akar tanaman tidak sampai menguning.

Memulai hobi berkebun dan memelihara tanaman hias memang menyenangkan, namun pengetahuan mendasar mengenai kebutuhan tanaman perlu diketahui sejak awal.

Bagi Anda yang ingin memulai hobi baru, pastikan telah mengenal media tanam yang cocok bagi tanaman Anda sehingga tanaman Anda dapat tumbuh dengan subur dan sehat.

Exit mobile version