Untuk pertama kalinya, secara terbuka, Sabtu, 02 Juli 2014, Arab Saudi mengeluarkan kecaman atas sikap dunia yang diam dengan kasus “pembantaian” secara massal di Jalur Gaza oleh “zionisme” Israel.
Raja Arab Saudi, Abdullah, dengan nada bertanya menuduh dunia hanya terkesima dengan “kejahatan perang” Israel di Gaza.
“Kita lihat darah saudara-saudara kita di Palestina ditumpahkan dalam pembantaian massal, yang tidak pandang bulu, dan dalam kejahatan perang terhadap kemanusiaan… yang semuanya terjadi di depan mata dan telinga komunitas internasional”
Semuanya berdiam diri menyaksikan peristiwa-peristiwa di wilayah tersebut,” ujar Raja Abdullah seperti dilansir “AF”
Raja Saudi menyebut sikap diam dunia internasional tersebut tak bisa dimaafkan. Raja Abdullah pun menyerukan gencatan senjata kemanusiaan untuk meringankan kondisi bagi warga sipil Gaza.
Sebelumnya, gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas telah gagal hanya beberapa jam setelah diberlakukan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuding Hamas dan para militan Gaza lainnya “terang-terangan melanggar” gencatan senjata dengan kembali melancarkan serangan roket ke wilayah Israel.
Namun juru bicara Hamas Fawzi Barhum merespons tudingan tersebut dengan menegaskan, pasukan Israel-lah yang melanggar gencatan senjata itu. “Perlawanan Palestina dilakukan atas dasar hak untuk membela diri,” cetusnya.
Terhitung sejak Jumat , 01 Agustus 2014, hingga Sabtu siang, 02 Agustus, jumlah korban jiwa di pihak Palestina dilaporkan sebanyak seratus orang dan sekitar tiga ratus lainnya lainnya luka-luka. Lima belas orang dari korban tersebut, termasuk lima anak berumur antara 3-12 tahun, berasal dari satu keluarga yang rumahnya hancur dibombardir Israel.
Sejauh ini, sekitar 1.650 warga Palestina telah tewas sejak konflik Gaza pecah dua puluh enam hari lalu. Sebagian besar korban jiwa adalah warga sipil, termasuk banyak wanita dan anak-anak. Sementara di pihak Israel, sebanyak enam puluh tiga tentara dan tiga warga sipil telah tewas.
Menurut juru bicara dinas urusan darurat Gaza, Acjraf al-Qodra seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu siang WIB, pertempuran sengit antara tentara Israel dan para militan Gaza juga terus terjadi sepanjang dua hari terakhir.
Militer Israel juga terus melancarkan serangan-serangan udara yang salah satunya, menewaskan setidaknya tiga puluh lima warga Palestina di kota Rafah.
Gencatan senjata selama tujuh puluh dua jam antara Israel dan militan Hamas terganggu isu penyerangan dan penculikan terhadap tentara Israel. Ini sosok tentara yang diklaim diculik tersebut.
Diberitakan CNN, Sabtu , Israel menyebut tentara yang diculik adalah Letnan dua, Hadar Goldin. Fotonya beredar luas di dunia maya. Dia berwajah putih dan masih muda.
Pihak Israel menuding, Goldin diculik militan Palestina saat sedang bertugas di Rafah. Bersama Goldin, ada dua tentara lain yang disergap, namun mereka tewas.
Namun juru bicara Hamas, Osama Hamdan membantah keras tudingan Israel. Dia menegaskan, tak pernah menculik tentara.
“Sangat jelas penangkapan tentara adalah cerita dari Israel. Tak ada kabar dari para pejuang ada penangkapan tentara,” ujarnya kepada CNN.
Spekulasi lain berhembus terkait penculikan ini. Diduga ada kelompok lain yang menculik Goldin, salah satunya brigade Al Qassam, yang juga kerap melancarkan serangan di Rafah.