Sinabung belum aman, lapor Arminsyah, wartawan “nuga.co” dari Medan, Rabu pagi, 27 November 2013, setelah mendapat bocoran tentang rencana pemerintah untuk mengosongkan area seupuh kilometer dari gunung api itu.
Kalau Sinabung mengulah lagi dan erupsinya makin mengganas, lapor Arminsyah, telah ada kesepakatan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten untuk mengosong radius sepuluh kilometer dari kawasan Sinabung.
Kalau scenario ini berjalan, seuai dengan aktifitas Sinabung yang meningkat, maka akan terjadi lonjakan pengungsi dengan jumlah 111 ribu jiwa. Pengungsi sebesar ini akan di tamping lewat kerjasama seluruh instansi termasuk TNI dan Polri.
“Pemerintah telah menyiapkan skenario terburuk bagi para pengungsi letusan Gunung Sinabung. Pemerintah akan mengungsikan 111 ribu pengungsi sejauh 10 Km,”tulis Arminsyah usai kembali ke Medan dari Brastagi, Kabupaten Karo menyaksikan lonjakan pengungsi dan aktifitas Sinabung..
“Kita ambil skenario terburuk sampai dilakukan pengungsian jarak 10 km, berarti 111 ribu orang yang harus diungsikan. Sekarang itu kan 17 ribu orang, kita pikirkan skenario terburuk harus diungsikan sejauh 10 km yang 111 ribu orang itu,” kutip Arminsyah dari keterangan Menko Kesra Agung Laksono.
Agung mengatakan informasi terakhir dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, magma Gunung Sinabung sedang dalam proses pematangan dan terus bergerak ke atas energinya.
“Kalau tidak ada erupsi hari ke hari, itu dahsyat. Jadi kalau ada diangsur (evakuasi) ya tidak seperti itu. mudah-mudahan tidak seperti itu,” imbuhnya.
Sejauh ini pemerintah dan pihak terkait sudah menyiapkan pusat pengungsian, sanitasi, dapur umum, pos kesehatan, angkutan antar posko yang akan disebar di ratusan titik. Angka pengungsi 17 ribu menurut Agung masih fluktuatif karena ada pengungsi yang kembali ke rumahnya masing-masing.
“Kalau keadaan memburuk kita panggil lagi,” jelasnya.
Agung menilai letusan Gunung Sinabung ini lebih dahsyat dari letusan Gunung Merapi. Meski begitu, pemerintah tidak bermaksud menakuti masyarakat dan pemerintah siap dalam kondisi apapun.
“Pemerintah sanggup dan siap untuk keadaan apa pun untuk penanganan itu, dan diupayakan zero accident, dan tidak ada yang meninggal,” tutupnya.
Pengungsi Gunung Sinabung selama empat hari ini membludak dari enam ribu jiwa menjadi lebih dari tujub belas ribu orang yang berasal tujuhbelas desa dan empat dusun yang dinyatakan berada dalam lingkaran tingkat “awas,” usai erupsi yang bergelombang Sabtu, Minggu, Senin dan Selasa pekan ini.
Arminsyah, wartawan “nuga.co,” dari Medan, Sumatera Utara, Rabu pagi juga melaporkan dari Medan kondisi Sinabung sepanjang hari Selasa relatif tenang.
Kemungkinan, gunung api yang diam selama empat ratus tahun itu, sedang mengambil ancang-ancang untuk melepaskan gelembung erupsinya yang menyebabkan menyebarnya abu vulkanik hingga mencapai Medan, Kuala Namu dan juga diterbangkan angin sampai ke Bakongan dan Tapaktuan di Aceh Selatan.
Sejak pagi, menurut laporan Arminsyah, para pengungsi ada yang datang dan ada juga yang pulang. “Ada yang bertahan di desanya, padahal jaraknya Cuma tiga kilometer. “Mereka bertahan karena mengamankan produksi pertaniannya.
Seperti, Karen Sembiring, yang ditemui Arminsyah di Desa Bekerah terlihat sedang mengeluarkan jagung pipilan dari gudangnya untuk dijemur.”Kalau saya tidak amankan jagung ini dari mana sumber kehidupan saya,” kata Karen.
Ia mengatakan akan menggiling jagungnya itu bila kering dan mengamankan ke gudang-gudang di Kabanjahe. “Saya akan jual jagung ini untuk b iaya hidup,”ujarnya dengan serius.
Arminsyah yang mengutip data dari staf BNPB di Kabanjahe mengabarkan, jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung yang tercatat secara keseluruhannya berjuml;ah 17.713 orang. Bertambahnya pengungsi akibat peningkatan status awas Gunung Sinabung sehingga penduduk desa-desa di radius lima kilometer harus diungsikan.
Pengungsi ini berasal dari tujuh belas desa di dalam radius lima kilometer dan empat desa arah bukaan kawah yang rawan lontaran materiaul gunung. Mereka mengungsi di tiga puluh satu pos pengungsian.