Bagi mereka yang gemar tahu, atau secara global dikenal dengan tofu, kini ada alarm untuk tidak memakannya.
Alarm itu tidak main-main.
Tahu bisa merusak sperma.
Merusak sperma?
Para ilmuwan melaporkan bahwa bahan kimia alami dalam tahulah yang menjadi biang yang bisa merusak sperma.
Sebagaimana diketahui, tofu atau tahu adalah ‘penyelamat hidup’ bagi vegan dan vegetarian.
Bagaimana tidak, tofu atau tahu semuanya berbahan dasar kacang kedelai dan tidak mengandung daging sama sekali.
Diolah dengan tambahan bumbu apapun tahu akan menghasilkan rasa yang nikmat.
Namun, sama seperti semua makanan lezat yang ada di dunia ini, jika dikonsumsi berlebihan akan memengaruhi kesehatan.
Seperti ditulis laman situs “metro,” hari ini, Sabtu, 31 Desember 2016, peneliti di Spanyol percaya bahwa hal ini disebabkan oleh adanya phyoestrogen dalam kedelai.
Phytoestrogen adalah bahan kimia yang dianggap bisa meniru hormon perempuan.
Bahan kimia ini berguna untuk menghambat laju sperma dan meningkatkan jumlah sperma ‘mandul’, alias tak memiliki kromosom di dalamnya.
Kedua faktor tersebut akan membuat sperma jadi sulit untuk membuahi.
Penelitian tersebut mengukur dampak kimia yang ddisebut sebagai pengganggu endokrin seperti Bisphenol A.
Senyawa ini ditemukan dalam botol plastik dan kemasan makanan plastik yang terkait dengan diabetes dan kanker.
Mereka meneliti makanan dari dua puluh lima sukarelawan selama hampir dari dua tahun dan menemukan bahwa kedelai memiliki pengaruh besar terhadap jumlah sperma pria. Dr. Francisco Dominguez dari University of Valencia dan IVI Fertility mengatakan bahwa hasil penelitian tersebut bisa membantu pria mendapat perawatan sesuai untuk masalah sperma.
Hanya saja tahu bukan satu-satunya makanan yang berpotensi menyebabkan rendahnya kualitas sperma. Namun semua makanan yang berbahan dasar kedelai dianggap bisa menimbulkan masalah ini.
Ini bukan pertama kalinya ilmuwan mengklaim adanya hubungan antara konsumsi kedelai dengan masalah sperma.
Delapan tahun silam, The Harvard School of Public Health melakukan penelitian diet pada sekitar seratus orang di klinik kesuburan.
Mereka menemukan bahwa orang yang makan makanan berbasis kedelai setiap hari memiliki jumlah sperma empat puluh persen lebih rendah dari jumlah produksi normal.
Berita buruknya, kedelai bukan hanya berdampak buruk pada pria. Kedelai juga mungkin berdampak negatif pada kemampuan reproduksi perempuan.
Kedelai juga dikaitkan dengan pubertas dini pada anak laki-laki dan perempuan yang disebabkan karena konsumsi kedelai di masa kecil dan dalam masa kandungan ibu.
Tidak hanya tahu, tempe atau produk dari kedelai juga bisa merusak sperma
Ilmuwan telah melaporkan bukti bahwa senyawa kimia di kedelai, bisa saja merusak sperma.
Tahu mengandung zat pitoestrogen. Zat ini memperlambat gerakan dari sel sperma dan meningkatkan angka sperma yang tidak memiliki kromosom.
Dan hal ini menjadi faktor dimana pria sulit untuk membuahi.
Satu kelompok telah mengukur efek dari kimia yang dinamakan “pengganggu endokrin”, yang biasanya ditemukan di dalam botol plastik dan kemasan plastik yang dihubungkan ke diabetes dan kanker.
Selain itu, kedelai juga dapat menyebabkan kasus awal disfungsi ereksi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Jorge Chavarro, MD, Sc.D ini telah dipublikasikan dalam Jurnal Human Reproduction, menunjukan bahwa makan banyak kedelai termasuk susu kedelai bisa mengurangi konsentrasi sperma dan meningkatkan hormon estrogen pada pria.
Sehingga terlihat lebih feminim.
Walaupun begitu, masih ada cara lain yang bisa dilakukan untuk tetap menjaga kesuburan seumur hidup, salah satunya dengan melakukan diet sehat dan olahraga secara teratur.
Sebab, dua hal ini penting untuk mengurangi asupan lemak dan jumlah lemak berlebih dalam tubuh.
Menurut seorang ahli urologi Larry Lipshultz, MD mengatakan bahwa jaringan lemak dalam tubuh dapat mengganggu produksi testoteron, sehingga memperlambat produksi sperma.
Selain itu, merendam dengan air panas atau hangat juga bisa merusak sperma.
Sebab, sperma yang diproduksioleh testis dikenal memiliki temperatur yang lebih dingin daripada bagian tubuh lainnya.
Maka itu, intensitas panas bisa secara langsung diterima oleh testis sehingga menyebabkan terjadinya masalah kesuburan.