Anda, mungkin, termasuk salah seorang yang “sangat” percaya dengan khasiat adanya menu makanan yang dapat membangkitkan gairah alias afrodisiak.
Sebagai “pemburu” makanan ini Anda kerap menyantapnya dengan satu tujuan, meningkatkan gairah seksualitas.
Apakah memang ada jenis makanan untuk meningkatkan gairah seksual itu?
Sebut saja daging kambing, tiram, sampai torpedo kambing.
Apakah ada bukti jenis makanan itu akan melambungkan gairah seksualitas?
Nah, menurut para ahli tak diperoleh kebenaran ilmiah mengenai daging kambing, terutama bagian torpedo, sebagai afrodisiak belum terbukti.
Memang testis kambing mengandung banyak testosteron yang bisa meningkatkan gairah seksual, tapi peningkatan libido terjadi karena banyak hal. Jadi tak semata karena makanan tertentu.
Bisa saja karena merasa sudah mengosumsi torpedo kambing seseorang merasa yakin bahwa libidonya meningkat. Bisa saja justru semangat tinggi inilah yang akhirnya meningkatkan libido seseorang tersebut.
Beberapa literatur medis dari luar negeri turut menyebut demikian. Stephen Snyder, pakar seksualitas dari Mt. Sinai Hospital, New York, Amerika Serikat menyebut bahwa makanan afrodisiak hanyalah sebuah fantasi.
“Tapi, dalam seks, fantasi itu penting dan kadang kala berguna,” ujar Snyder seperti dikutip dari Womenshealthmag.com.
Hal senada disampaikan oleh Darius A. Paduch, M.D, Ph.D, selaku Director of Sexual Health di Weill Cornell Medical Collega. Paduch mengatakan bahwa ketika Anda percaya akan sesuatu, itu bisa jadi sugesti yang kuat sehingga berpengaruh pada hidup yang sebenarnya.
Secara ilmiah, makanan seperti tiram dan daging kambing memang meningkatkan tekanan darah. Tapi hal itu tak ada kaitan langsung dengan gairah seksual.
Ada pun coklat, stroberi, atau madu yang kerap disantap sebagai makanan afrodisiak memiliki vitamin C dan zat pemicu endorphin.
Sekali lagi, hal itu juga belum terbukti dengan jelas mampu meningkatkan seksualitas.
Jurnal International Society for Sexual Medicine telah mengkaji beberapa makanan afrodisiak populer seperti tiram dan coklat. Hasilnya, coklat ternyata tak berpengaruh banyak pada libido.
Tiram pun demikian. Tiram mengandung zinc yang diperlukan untuk memproduksi testosteron. Tapi dalam sebuah penelitian, para pemakan tiram tidak mengalami efek signifikan dalam hal seksualitas dibandingkan orang yang tidak makan tiram.
“Saya belum meyakini khasiat makanan afrodisiak. Tapi, saya tak menyangkal bahwa nutrisi yang terkandung dalam makanan tersebut sedikit banyak berpengaruh pada kondisi tubuh, yang mungkin berpengaruh juga kepada seksualitas,” ujar pakar nutrisi Jaime Mass, MS, RD, LD/N.
Dr Nick Panay dari Royal College of Obestetrician and Gynaecologists mengatakan, hormon pria itu dapat memperbaiki energi dan suasana hati wanita.
Tetapi, wanita membutuhkan dosis testosteron yang jauh lebih sedikit daripada pria. Secara resmi tidak ada produk testosteron yang pas untuk wanita.
Ia mengatakan National Health Service Inggris harus membuat testosteron tersedia bagi wanita yang membutuhkannya.
Dr Panay merupakan konsultan ginekologi di Chelsea and Westminster Hospital NHS Foundation Trust. Ia menambahkan, semua wanita harus diberi tahu manfaat potensial hormon pria tersebut.
Sekitar satu dari tiga wanita diperkirakan kehilangan gairah seks di beberapa fase kehidupan mereka. Kondisi ini khususnya dialami wanita menopause. Sekitar 15 persen melaporkan gejala tersebut.
Ia bicara di konferensi Royal College of GP di Harrogate,”Kami tak mengatakan sulit hormon androgen pada wanita sebagai obat universal. Kami tidak mengatakan ini Viagra buat wanita.”
“Wanita bagaimana pun merupakan makhluk yang lebih kompleks dari pria yang dapat mengalami on/off dengan pil Viagra. Tetapi, terapi hormon ini sebaiknya menjadi bagian dari proses konseling.”
Kehilangan gairah seks yang secara medis disebut kelainan gairah seksual hipoaktif dapat disebabkan oleh masalah kesehatan mental atau medis, faktor hormon dan masalah relasi dengan pasangan.
Dr Panay mengatakan, pasien yang mendapatkan testosteron melaporkan peningkatan besar pada suasana hati, energi, kekuatan otot dan stamina. “Mereka berubah dari merasa lelah menjadi mampu lari maraton lagi,” katanya.
Tetapi ia mengeluh semua pengobatan testosteron yang resmi didesain hanya untuk pria. Dosis itu harus dikecilkan untuk wanita.
Dr Channa Jayasena, seorang dosen senior di Imperial College London, mengatakan testosteron harus diberikan dalam dosis lebih rendah untuk wanita.
“Testosteron itu umumnya diberikan dalam bentuk koyo. Wanita memiliki kedua jenis hormon seks, estrogen dan testosteron yang diproduksi kelenjar adrenalin dan juga ovarium,” katanya.
“Itu adalah hormon alami tetapi kurang diketahui efeknya,” imbuhnya.