Site icon nuga.co

Bakar Lemak

Kemarin pagi saya datang ke sebuah gym. Di undang. Untuk berbagi bagaimana di usia melewati  pertengahan tujuh puluhan masih bisa jogging enam hingga delapan kilometer per pagi setiap hari.

Sebenarnya saya enggan untuk datang dan nyemplung untuk berhohoho… tentang konsep sehat bakar lemak. Saya bukan ahli. Bukan ahli bedah membedah pemikiran sehat.

Paling tinggi pemahaman saya tentang sehat dengan bakar lemak itu bagaimana memenangkan pertarungan malas di otak.

Ya… sebelum datang ke kondangan tentang bakar lemak itu saya minta di pusshh ke seorang teman agar gak maluin waktu tampil,

Dari sang teman, yang dokter umum sekaligus motivator hidup sehat itu, saya mendapat banyak tambahan pengetahuan untuk cas betery.

Saya tahu literasi sang teman berjubel. Se gunung. …

Dan inilah ringkasan uraian tentang bakar lemak itu yang ia sampaikan ke saya dengan ringan sembari ditingkahi kelakar segar.

Maaf bila kutipan saya terhadap wejangannya banyak ngawurnya….

Tubuh, katanya, bukan kata saya, akan menentukan bahan bakar mana yang digunakan, seperti lemak atau karbohidrat, tergantung pada intensitas dari aktivitas yang dilakukan.

Banyak orang pergi ke pusat kebugaran dengan satu tujuan: membakar lemak. Namun, tubuh tidak langsung memulai proses pembakaran lemak ketika latihan dimulai.

Tubuh memiliki sistem yang kompleks, tergantung dengan intensitas latihan, durasi, dan ketersediaan bahan bakar dalam tubuh.

Untuk mengetahui cara tubuh membakar lemak, penting untuk memahami bagaimana tubuh menggunakan energi.

Seorang pakar fisiologi menjelaskan cadangan energi dalam tubuh disebut glikogen.Glikogen adalah karbohidrat yang disimpan terutama di otot dan hati.

“Unsur ini menyediakan energi secara langsung untuk aktivitas yang memerlukan usaha cepat, seperti berlari cepat sejauh seratus meter atau mengangkat beban berat.”

Ketika tubuh mendeteksi kebutuhan energi yang mendesak untuk aktivitas yang berat, glikogen berubah menjadi glukosa.

Glukosa ini digunakan sel untuk menghasilkan molekul energi utama, bernama adenosin trifosfat

Namun, cadangan energi ini terbatas.

Hal ini yang menyebabkan aktivitas dengan intensitas tinggi dapat dengan cepat menyebabkan kelelahan, terutama pada orang yang tidak terlatih.

Ed Merritt, profesor kinesiologi—ilmu yang mempelajari gerakan tubuh manusia— Universitas Southwestern di Texas, menggunakan sebuah analogi untuk menjelaskan proses ini.

“Lilin melambangkan lemak—lemak terbakar perlahan dan stabil, menyediakan energi dari waktu ke waktu—sementara kayu terbakar dengan cepat.”

“Tubuh kita bekerja dengan cara yang sama. Ketika kita membutuhkan energi cepat, kita membakar karbohidrat. Namun ketika kebutuhan energi lebih moderat, tubuh beralih terutama ke lemak.”

Konsep ini berkaitan dengan apa yang telah dikenal sebagai “zona pembakaran lemak”.

Hal ini terjadi saat tubuh menggunakan lemak sebagai bahan bakar utamanya selama aktivitas intensitas yang tergolong rendah dan sedang.

Namun, ia menjelaskan bahwa tubuh manusia dapat masuk ke zona tersebut bahkan selama tidak banyak melakukan aktivitas gerak, seperti duduk di meja atau menonton televisi

Kondisi ini tak berarti penurunan berat badan terjadi.

“Mengandalkan zona pembakaran lemak secara eksklusif untuk menurunkan berat badan adalah sebuah kesalahan. Ceritanya jauh lebih rumit dari itu,” katanya.

Banyak yang mengira latihan kardiorespirasi – seperti berlari, berjalan, dan bersepeda – adalah satu-satunya cara efektif untuk menurunkan lemak. Padahal, pemahaman ini keliru.

Aktivitas seperti berlari, atau bersepeda diketahui membakar jumlah kalori yang lebih tinggi dibandingkan aktivitas lain.

Meski begitu, latihan lain, seperti angkat beban dan latihan ketahanan tubuh tak bisa diabaikan.

Dengan membangun massa otot, kita dapat meningkatkan laju metabolisme basal. Metabolisme basal adalah energi yang diperlukan tubuh guna mempertahankan fungsi tubuh saat proses istirahat.

Jaringan otot membuat tubuh membakar lebih banyak energi untuk mempertahankan keberadaannya.

Dengan kata lain, hal ini membantu terjadinya pembakaran lebih banyak kalori bahkan ketika kita tidak berolahraga.

Selain itu, massa otot punya peran krusial dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan, termasuk membantu mencegah diabetes, penyakit jantung, dan osteoporosis.

Segala hal yang kita konsumsi setelah berolahraga akan berdampak pada tubuh.

“Setelah berolahraga, tubuh bekerja untuk menggantikan bahan bakar yang terbakar cepat [glukosa] yang telah digunakan.”

“ Jika Anda tidak segera makan, tubuh mungkin beralih ke lemak yang tersimpan untuk melakukan pemulihan,”

Namun, jika tujuan Anda adalah memaksimalkan kinerja— seperti mengangkat beban lebih berat, berlari lebih cepat, atau meningkatkan daya tahan Anda—makan dengan gizi yang tepat setelah berolahraga adalah krusial.

“Hal ini membantu pemulihan, sehingga Anda dapat berlatih keras lagi di waktu berikutnya. Pada akhirnya, semuanya tergantung pada tujuan Anda”

“ Penurunan berat badan dan kinerja seringkali bertentangan.”

Mengurangi asupan karbohidrat Anda dapat meningkatkan pembakaran lemak.

Namun, ketika pengurangan asupan ini terjadi saat seseorang menjalani olahraga teratur, dampaknya hasil yang didapat justru kontraproduktif.

Diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan kelelahan, pelemahan otot, atau bahkan hilangnya otot.

Ini terjadi karena tubuh mulai memecah jaringan otot untuk menghasilkan glukosa ketika lemak saja tidak dapat memenuhi kebutuhan energi.

Hal ini dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh, karena glikogen penting untuk pemulihan dan daya tahan tubuh.

Aktivitas fisik menghalangi terjadinya penumpukan lemak. Meski begitu, tetap ada batasan jumlah kalori yang dapat dibakar akibat aktivitas olahraga.

Oleh karena itu, diet dan keseimbangan energi sangat penting untuk penurunan lemak.

“Lemak hanya disimpan ketika kelebihan energi tidak digunakan,” kata Profesor Correia.

Penjelasannya, satu kilogram lemak setara sekitar tujuh ribu kalori.

Bersepeda selama tiga puluh  menit dapat membakar hingga tiga ribu kalori.

Namun, hal ini dimungkinkan tetap mendapat asupan makanan yang pas. Contohnya: satu potong pizza atau brownies.

“Olahraga sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan, tetapi kalori yang dibakar selama olahraga dapat dengan mudah digantikan melalui diet,”

Kalau anda sempat membaca tulisan ini sambil lewat anggap saja ia sebagai santapan…  Jika berselera hembat aja..

Exit mobile version