Rematik dan asam urat sama-sama bisa menyebabkan sensasi nyeri pada persendian.
Hanya saja, banyak orang yang mengaku kesulitan untuk membedakan nyeri sendi yang disebabkan oleh dua masalah kesehatan ini.
Sebenarnya, seperti apa sih perbedaan keduanya?
Pakar kesehatan menyebut penyakit asam urat dipicu oleh proses metabolisme tubuh pada purin, kandungan yang bisa didapatkan dari makanan-makanan seperti daging merah, jeroan, makanan laut, kacang-kacangan, dan lain-lain.
Normalnya, ginjal akan membuang kadar asam urat ini melalui urine, namun karena jumlahnya yang terlalu banyak, ginjal tak mampu membuang semuanya dan akhirnya membuatnya menumpuk di persendian.
Masalahnya adalah penumpukan zat asam urat ini akan memicu pembentukan kristal berbentuk runcing yang bisa menyebabkan peradangan pada persendian dengan gejala nyeri atau pembengkakan.
Sementara itu, rematik atau dalam dunia medis disebut sebagai rheumatoid arthritis ini tidak disebabkan oleh konsumsi purin yang berlebihan. Hal ini lebih sering disebabkan oleh gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
Jika penyakit asam urat lebih sering dialami oleh kaum pria, rematik cenderung lebih sering terjadi pada kaum hawa. Meskipun begitu, di usia lanjut pria dan wanita sama-sama rentan terkena kedua masalah kesehatan tersebut.
Pakar kesehatan menyebut ada beberapa perbedaan dari gejala nyeri yang muncul akibat rematik dan akibat asam urat. Dengan mengetahuinya, maka kita bisa melakukan penanganan yang tepat demi mengatasinya.
Ini dia perbedaan nyeri sendi rematik dan asam urat
Biasanya, nyeri yang dipicu oleh masalah asam urat akan timbul secara mendadak dan langsung memberikan sensasi nyeri yang luar biasa.
Sementara itu, nyeri yang dipicu oleh rematik biasanya akan muncul secara perlahan-lahan dan cenderung semakin parah. Cukup jarang gejala nyeri rematik yang muncul secara tiba-tiba seperti masalah asam urat.
Biasanya, penderita asam urat akan mengalami gejala nyeri pertama kali di bagian jempol kaki meskipun terkadang persendian jari kaki lainnya juga akan mengalaminya.
Sementara itu, rematik justru biasanya muncul pada persendian dengan ukuran yang lebih kecil seperti pada jari-jari tangan.
Penderita asam urat biasanya hanya akan mengalami gejala nyeri di persendian yang itu-itu saja. Sementara itu, karena terkait dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, rematik cenderung bisa dialami di bagian tubuh yang lebih luas.
Bahkan, beberapa organ dalam tubuh bisa terkena rematik. Selain itu, penderita rematik juga akan mengalami gejala lainnya seperti mata yang sering dalam kondisi kering, sensitif dengan cahaya, dan mudah terasa nyeri. Penderita rematik juga cenderung memiliki napas yang pendek-pendek.
Pembengkakan pada persendian yang dialami penderita asam urat biasanya disertai dengan sensasi hangat pada bagian tersebut. Hal yang sama tidak terjadi pada penderita rematik.
Biasanya, penderita asam urat tidak boleh sembarangan minum dokter karena bisa jadi obat yang mereka konsumsi justru akan membuat gejala serangan asam urat akan menjadi semakin parah.
Bahkan, obat asam urat yang diberikan dokter seringkali ditujukan untuk mencegah serangannya, bukannya mengatasinya.
Sementara itu, dokter biasanya akan memberikan obat berjenis disease modifying anti rheumatic drug demi mengatasi nyeri yang dialami oleh penderita rematik.
Memang, penderita asam urat juga bisa mendapatkan obat pereda nyeri demi mengatasi gejalanya, namun mereka lebih disarankan untuk mengubah gaya hidup demi mencegah serangan asam urat layaknya dengan menghindari makanan tinggi purin dan minuman beralkohol, rajin berolahraga, dan memperbanyak asupan air putih.