Site icon nuga.co

Dampak Sarapan Makanan Yang Cepat Saji

Karena tidak sempat memasak, banyak orang yang kini memilih untuk sarapan di tempat makan.

Salah satu lokasi yang diminati sebagai tempat sarapan adalah restoran makanan cepat saji. Hal ini disebabkan oleh rasa dari makanan yang disajikan biasanya cukup nikmat dan mengenyangkan.

Masalahnya adalah sudah menjadi rahasia umum jika makanan cepat saji kurang baik untuk kesehatan.

Ada banyak sekali jenis makanan cepat saji yang bisa kita pilih untuk sarapan, baik itu berupa burger, hot dog, pizza, kentang goreng, dan lain-lain.

Bahkan, restoran cepat saji biasanya juga menyediakan menu khusus untuk sarapan yang bisa kita nikmati. Sayangnya, pakar kesehatan menyebut rutin mengonsumsinya akan menyebabkan dampak buruk.

Letty Shiu dari Health Promotion Board, Singapura, menyebut makanan cepat saji cenderung memiliki kandungan karbohidrat sederhana yang sangat mudah diserap oleh tubuh. Indeks glikemiknya juga cenderung tinggi.

Hal ini berarti, jika kita mengonsumsinya, akan membuat kadar gula dan energi naik dengan cepat, namun dalam waktu yang singkat kadar gula dan energi akan segera merosot. Hal ini tentu akan membuat kita seperti ingin makan atau ngemil lagi sebelum jam makan siang tiba.

Jika kita kemudian menuruti keinginan untuk kembali ngemil atau makan ini, maka risiko untuk terkena kenaikan berat badan akan meningkat. Padahal, jika sampai kita mengalami obesitas, risiko terkena berbagai masalah kesehatan yang lebih serius akan meningkat.

Makanan cepat saji juga cenderung tinggi kandungan garam dan lemak jahat. Hal ini berarti, rutin mengonsumsinya saat sarapan pagi bisa meningkatkan risiko terkena hipertensi atau kolesterol tinggi.tuk sarapan akan menyebabkan dampak kesehatan yang tidak bisa disepelekan.

Ini dia  dampak-dampak kesehatan tersebut.

Makanan cepat saji atau junk food bisa meningkatkan risiko terkena beberapa jenis gangguan pencernaan layaknya penyakit GERD serta sindrom iritasi perut.

Hal ini disebabkan oleh kecenderungan makanan cepat saji yang tinggi kandungan minyak dan lemak.

Kandungan ini akan membuat pencernaan berjalan dengan sangat lambat dan akhirnya membuat tingkat keasaman di dalam perut semakin meningkat.

Makanan cepat saji cenderung memiliki kandungan garam yang tinggi. Memang, hal ini akan membuat rasa dari makanan ini menjadi lebih gurih dan nikmat, namun dampaknya bisa memicu peningkatan tekanan darah dengan signifikan.

Bahkan, pakar kesehatan menyebut konsumsi garam yang tinggi setiap hari bisa berimbas pada peningkatan risiko terkena penyakit ginjal.

Kandungan lemak trans di dalam makanan cepat saji yang sangat tinggi akan membuat lemak ini tersimpan di hati. Kondisi ini tentu bisa meningkatkan risiko terkena penyakit hati berlemak.

Lama-kelamaan, fungsi hati akan menurun dan akhirnya rusak sehingga kemampuannya dalam mendetoksifikasi tubuh akan berkurang.

Pakar kesehatan menyebut kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji bisa meningkatkan risiko terkena kanker usus besar. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan lemak jahat dan gula sederhana di dalamnya.

Bahkan, bagi kaum pria, rutin mengonsumsinya bisa memicu datangnya kanker prostat.

Hobi mengonsumsi makanan cepat saji bisa merusak keseimbangan hormon insulin yang akhirnya membuat otak mengalami kerusakan. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko terkena demensia atau masalah daya ingat parah di usia tua.

Exit mobile version