Gemuk itu sehat. Paling tidak, itu yang terekam dalam benak kita ketika di desa-desa seorang bayi dan anak balita di “remas” dengan gemas dengan sebuah kata,”hiii… sehatnya.”
Betulkan gemuk itu sehat?
Ternyata, setelah dekade modern datang dan penelitian tentang gemuk berjubel muncul jawaban paling actual dan “update” bahwa gemuk itu tidak sehat.
Berasal dari sebuah tulisan di ruang kesehatan surat kabar terkenal Inggris, terbitan London, “Daily Mail,” edisi 07 November 2014, dinyatakan bahwa orang-orang gemuk itu kebanyakan kekurangan gizi.
Kekurangan gizi berarti tidak sehat. Dan gemuk itu sama dengan tidak sehat.
Selama ini adagium yang hidup di masayrakat menegaskan orang kurus sering diidentikkan kurang gizi. Otomatis kebalikannya, orang yang kegemukan dikatakan kelebihan gizi.
Dengan penelitian yang ditulis dari sebuah rilis jurnal kesehatan oleh “Daily Mail, ternyata orang yang kegemukanlah yang mengalami kekurangan gizi.
Dr.Sally Norton, konsultan bidang penurunan berat badan dan operasi gastrointestinal mengungkapkan, pola makan tinggi lemak dan karbohidrat, seperti mengonsumsi mi, kue-kue, keripik, nasi, dan biskuit, bisa membuat seseorang mengasup banyak kalori tetapi sedikit nutrisi.
Akibatnya adalah kegemukan.
Ia mengatakan, salah satu sumber yang perlu diwaspadai adalah banyaknya kedai kopi yang membuat minuman mengandung gula tinggi serta minuman ringan di toko-toko yang mudah dijangkau anak. Selain itu, menurutnya banyak dokter muda yang mendapat pengetahuan minim mengenai nutrisi.
Kebiasaan mengasup makanan cepat saji juga membuat seseorang kekurangan protein, vitamin, dan mineral, yang cukup.
Sayangnya kurang gizi terkadang tidak disadari. Padahal, dalam skala ringan, kurang gizi bisa menimbulkan gejala pada tubuh, misalnya rambut rontok, nafsu makan tinggi, dan kelelahan.
“Banyak orang yang kekurangan vitamin A,C, D, kalsium, dan zat besi, tapi mereka banyak mengonsumsi lemak jenuh, kolesterol, dan sodium,” kata Norton.
Padahal, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa apa yang kita makan sangat berpengaruh pada kesehatan. Dengan mengonsumsi makanan segar dan bernutrisi, kita bukan cuma bisa mengatasi masalah kesehatan yang sudah dimiliki, namun kita juga dapat mencegah penyakit.
Di Indonesia sendiri, tiga besar penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian adalah stroke, hipertensi, dan diabetes. Ketiganya merupakan penyakit yang berhubungan dengan kegemukan dan pola makan yang salah.
Para ahli sejak ratusan tahun lalu sudah mengatakan bahwa makanan adalah obat terbaik bagi tubuh. “Dokter di masa depan tidak lagi mengobati manusia dengan obat, tapi bisa menyembuhkan dan mencegah penyakit dengan nutrisi,” kata Thomas Edison, penemu bola lampu, seratus tahun yang lalu.
sumber : www.dailymail.co.uk